VIE FLY TO SKOUW

Sungguh diluar dugaan, aku mendapat kesempatan berangkat ke SKOUW. Awalnya kupikir hanya sebuah gurauan sampai akhirnya aku melihat namaku tercantum dalam list tugas yang disampaikan admin kantorku. Kali ini aku mendapat tugas bersama pimpinanku, Bapak Pantja Wibowo untuk mendampingi Plh. Sekretaris atau Deputi bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Bapak Robert Simbolon.

Tugas kali ini untuk menghadiri peresmian galeri pameran Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) SKOUW, perbatasan Indonesia-Papua Nugini, di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua pada hari Jumat, 17 Nopember 2023.

Aku meninggalkan Jakarta dengan Batik Air ID 6182 tanggal 16 Nop 2023 pukul 22.30 WIB. Transit di Makassar dan ganti pesawat akhirnya tiba di Bandara Sentani Jayapura pada tanggal 17 Nop 2023 jam 07.20 WIT.

Saat tiba di bandara, kami langsung menuju VIP Room, dimana kami bertemu dengan rombongan Bapak Plh Ses yang kemudian bersama-sama meninggalkan Bandara Sentani menuju PLBN SKOUW.

Begitu tiba di PLBN SKOUW, penyambutan dilakukan dengan tata cara Papua dimana Bapak Plh Ses, Deputi Bina Konservasi Arsip dan Deputi IPSK disambut dengan pemasangan topi Palo-palo sebutan hiasan kepala dari ijuk dan bulu ayam serta penyematan tas anyaman khas Papua yang disebut Noken.

Setelah itu seluruh rombongan, tamu undangan dan hadirin digiring masuk ke ruang acara dan mengikuti seluruh rangkaian Peluncuran Galeri Arsip Perbatasan. Peluncuran sendiri ditandai dengan pemukulan Tifa, sebuah alat musik khas Papua serupa gendang yang terbuat dari kayu dengan lubangi di tengahnya dan ditutup dengan kulit hewan (biasanya kulit rusa).

Dilanjutkan tukar menukar cindera mata dari ANRI dan BNPP. Lalu peninjauan ke papan display ANRI dan Sholat Jumat bagi yang muslim.

Setelah selesai, para tamu dijamu makan siang yang kemudian dilanjutkan dengan foto bersama, kunjungan beberapa lokasi penunjang PLBN seperti jalur tikus, TBI, ke pasar, mess pos satgas pamtas yang belum difungsikan, gerbang perbatasan Indonesia-PNG, Pos Pemeriksaan Lintas Batas SKOUW – Wutung yang diakhiri dengan bersantai di halaman Border Post of Indonesia sebelum bergerak meninggalkan PLBN SKOUW.

Sebelum kembali untuk beristirahat di Hotel Horison Kotaraja Jayapura, rombongan dijamu makan malam dengan menu seafood dan Papeda Papua di Restaurant Yasbeer Jayapura. Alhamdulillah.

Seluruh rangkaian kegiatan selesai, rombongan beristirahat kemudian melanjutkan perjalanan pada Sabtu, 18 Nov 2023 kembali ke ibukota Jakarta.

See you in the next trip…

ROMBSIS UNTUK PALESTINA

Senang sekali aku mendapat undangan dari Ketua Rombsis (Rombongan Ibu+Ibu Eksis) Andi Idha Nursanty. Sebuah undangan silaturahmi dan Sholat Tasbih untuk Palestina pada Rabu, 15/11/2023.

Awalnya aku ragu untuk pergi. Sampai akhirnya kak Ismi menghubungiku, jadi aku putuskan untuk ijin dari kantor. Lagipula pekerjaanku tidak begitu banyak.

Memggunakan layanan Kereta Api Indonesia (KAI) aku naik di stasiun Gondangdia yang dekat dengan kantorku dan turun di stasiun Kalibata. Aku kemudian bertemu kak Ismi yang lebih dahulu tiba dari Depok.

Berdua kami lanjut naik gocar ke rumah Andi Idha. Sudah banyak tamu undangan yang datang saat kami tiba. Selain bertemu shohibul Bait Andi Idha, alhamdulillah bisa silaturahmi dengan Opu Duraebah dan Ibu Soraya yang sama-sama kami kenal di Kerukunan Keluarga Tana Luwu (KKTL).

Meskipun KKTL sudah dibubarkan dan berubah nama menjadi Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) tapi ikatan Wija To Luwu di rantau, membuat aku tetap memghormati para sepuh dan teman2 Luwu di Jakarta. Sehingga masih berkomunikasi dan menjaga hubungan silaturahmi.

Alhamdulillah seluruh tangkaian acara berlangsung khidmat dan penuh rasa syukur tanpa kurang apapun. Aku bahkan bisa menikmati hidangan nasi kebuli yang lezat dengan satay, juga soto ayam dan air kelapa muda yang dihidangkan shohibul bait.

Namun, rasa syukur yang tak terkira, usai melaksanakan sholat fardhu dzuhur yang dilanjutkan sholat sunnat Tasbih untuk warga Palestina. Tak terasa air mata ini menetes saat takbir terucap dilanjutkan lantunan doa untuk nyawa manusia yang dinistakan oleh manusia lainnya. Semua karena nafsu dunia, Astaghfirullahaladzim.

Semoga Allah menjaga Palestina dari kehancuran.

Ya Allah, kami memohon rahmat-Mu agar mengangkat musibah yang menimpa kaum Muslimin di Gaza pada khususnya, dan di Palestina, serta di seluruh belahan bumi. Ya Allah selamatkan dan peliharalah mereka dari musibah yang menimpa mereka, dan tunjukkanlah kami, ya Tuhan, kekuatan dan keperkasaan-Mu yang tak terkalahkan kepada para ahli tipu muslihat, yang licik, penindas, perampas.

Sumber: https://www.nu.or.id/internasional/doa-habib-umar-bin-hafidz-untuk-gaza-palestina-8D1jY

VIE TUGAS KE NTT

Lanjutan…

Setelah berkunjung ke PLBN Motaain, kami kembali ke Kupang. Saatnya santap malam, kami menuju rumah makan yang cukup terkenal dengan berbagai menu hidangan laut sebelum kembali ke hotel untuk istirahat.

Perjalanan panjang yang cukup melelahkan membuatku langsung terlelap saat menyentuh tempat tidur.

Pagi menjelang. Hari yang cerah menyapa. Sejenak aku memperhatikan aktifitas pagi kota Atambua yang sudah mulai riuh dari teras kamarku. Lalu aku bersiap untuk sarapan dan mengikuti giat hari ini.

Karena aku menginap di hotel yang berbeda dari rombongan lainnya, maka aku menggunakan aplikasi Maxim untuk memesan kendaraan ke hotel tempat kegiatan berlangsung.

Saat tiba, aku mendapat tugas mencetak bahan paparan yang akan dibawakan oleh Asdep Tasdarat. Aku kemudian mencari tempat print yang ternyata berjarak cukup jauh dari tempat kegiatan.

Begitu kembali, aku bergabung dengan teman-teman2 lainnya dan mengikuti kegiatan hingga presentasi Asdep Tasdarat disampaikan. Syukurlah semua berjalan lancar. Bahkan respon dari pihak RDTL sangat positif terhadap paparan Asdep Tasdarat yang diperkuat oleh Kepala PLBN Motaain, Kepala PLBN Wini dan Kepala PLBN Napan

Setelah kegiatan berakhir, kami kembali ke hotel. Hanya sempat bebersih diri sebelum aku dijemput untuk makan malam kemudian kembali ke hotel untuk istirahat.

Keesokan paginya, kami kembali ke Kupang dan menginap semalam. Setelah santap malam, kami menyempatkan berbelanja oleh-oleh khas NTT sebelum akhirnya terbang kembali ke Jakarta pada pagi harinya.

Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya..

Vie ke PLBN Motaain

Exploring NTT Bag. 1

Minggu pagi (22/10) aku menerima sebuah pesan whatsapp yang berisi rencana perjalanan ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak bergabung di Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP-RI) sudah beberapa kali mendapatkan penugasan yang tiba-tiba. Sepertinya sudah mulai terbiasa dengan jadwal dadakan 🤭.

Sambil menunggu konfirmasi keberangkatan, aku mulai memikirkan apa saja yang harus aku siapkan dan bawa dalam perjalanan ini. Banyak yang harus dipertimbangkan. Berapa banyak pakaian yang aku butuhkan, pakaian apa saja yang akan digunakan, sepatu, make up, aksesoris terutama ID Card kantor, perlukah bawa laptop atau tidak.

Jujur saja, meski sering bepergian, tetapi tetap saja aku suka bingung sendiri kalau ada perjalanan dadakan. Karena tidak punya banyak waktu untuk berfikir perlu tidaknya membawa a, b, c, dst. Sehingga kadang setengah koperpun kembali dalam kondisi bersih karena tidak sempat digunakan.

Akhirnya informasi keberangkatan pun aku terima. Tapi kali ini aku tidak menerima jawaban tetapi sebuah file berisi tiket keberangkatan. Jiahhh, harus berangkat donk.

Jantungku langsung berdebar kencang. Ini pertama kalinya aku tugas ke perbatasan negara sejak aku tugas di BNPP. Satu hal yang aku inginkan sejak aku pindah tugas dari Pemkab Lutim ke BNPP Januari 2023 lalu.

Semua telah sedia. Aku hanya menunggu waktu keberangkatan dengan meniknati santap malam. Rencana aku berangkat menggunakan Batik Air (ID 6540) dari Bandara Soekarno Hatta Tanggerang Banten ke Bandara El Tari Kupang.

Saat keberangkatan pun tiba. Aku duduk dengan manis, menikmati saat-saat menuju tempat pertama yang akan kukunjungi. Perasaan excited, bahagia dan deg-degan mewarnai 2,5 jam penerbanganku ke Kupang.

Begitu pesawat Batik Air yang aku tumpangi tiba di Bandara El Tari Kupang, sopir mobil rental telah menunggu di bandara. Perjalanan ini aku mendampingi Asisten Deputi Lintas Batas Darat (Asdep Tasrat) dan satu staf Tasbara lainnya.

Perjalanan darat pun kami lakukan. Karena ketibaan kami di pagi hari, sehingga sarapan adalah tujuan pertama sebelum melanjutkan perjalanan. Kami pun tiba di sebuah toko kue yang menjual aneka ragam kue-kue tradisional.

Lalu kami lanjut kembali. Perjalanan darat dari Kupang ke Atambua ditempuh selama 8 jam. Kami bahkan singgah di sebuah jembatan besar untuk mengambil gambar sungai.

Alhamdulilkah kami tiba di Belu. Setelah check in, mandi, sholat dan berbenah, aku melanjutkan perjalanan ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

Alhamdulillah. Setelah 10 bulan bertugas di BNPP, akhirnya aku berkesempatan menjejakkan kaki di 1 dari 13 PLBN yang telah beroperasi di Indonesia yakni PLBN Motaain. Aku bahkan berkesempatan melintas ke gerbang Timor Leste dan berpose bersama kawan dari BNPP RI didampingi staf PLBN Motaain.

PLBN Motaain diresmikan Presiden Joko Widodo pada Desember 2016. “PLBN merupakan kebanggaan dan representasi wajah Indonesia. Sehingga bukan saja fisik bangunannya yang harus bagus, namun juga harus dapat memberikan pelayanan prima bagi penggunanya.” Jelas Jokowi saat peresmian PLBN Motaain.

PLBN Terpadu Motaain merupakan satu dari 18 pos lintas batas negara yang dimiliki oleh Indonesia dan yang pertama kali diresmikan diantara lima PLBN lainnya yang berada di Provinsi NTT.

PLBN melayani bidang keimigrasian, kepabeanan, karantina, keamanan, dan administrasi pengelolaan, serta menjadi sistem utama yang melayani aktivitas masyarakat perbatasan, khususnya yang berhubungan dengan lintas batas.

Meski belum menyeberang secara sempurna, tetapi alhamdulillah aku telah menjejakkan kaki di tanah RDTL yang sebelumnya adalah bagian dari Indonesia yang kemudian memisahkan diri dan menjadi sebuah negara merdeka di tahun 1999.

Bersambung…

PERTEMUAN BTNCLO

Sedikit kaget saat mengetahui namaku tercantum untuk mengikuti pertemuan terkait Border Transnational Crime Liaison Office (BTNCLO). Pertemuan yang dilaksanan pada Selasa (9/5/2023) di Hotel Harris Suites Fx Sudirman pukul 09.00-selesai.

Baru juga belajar tentang PLBN, meski belum paham secara menyeluruh, sekarang muncul istilah baru BTNCLO. Otakkupun berputar, banyak sekali istilah-istilah yang harus kupahami satu persatu. 🤭

Aku bertemu Perencana Ahli Muda BNPP Sri Wahyuniarti di Hotel Harris. Setidaknya, ada senior yang bisa memberikan petunjuk saat aku stuck dalam diskusi. Apalagi, yang hadir sebagian besar adalah pejabat Polri yang terkait dengan BTNCLO ini.

Rapat dibuka secara resmi oleh SES NCB Interpol Indonesia, Brigjen Pol Amur Chandra dengan moderator sekaligus fasilitator Kabaglotas AKBP Joni Getamala. Peserta rapat adalah Srena Polri, SDM Polri, SOPS Polri, Bareakrim Polri, Baharkam Polri, Imigrasi dan BNPP-RI.

Banyak hal yang menjadi bahasan utamanya terkait hal-hal dalam rangka menghindari tumpang tindih tugas dan fungsi dari kementerian/lembaga yang ditugaskan di perbatasan. Penegasan koridor pelaksanaan tugas BTNCLO di perbatasan juga tetap berkoordinasi dengan BNPP.

Pembangunan BTNCLO perlu dilaksanakan berdasarkan prioritas wilayah, tidak sekedar mengisi kekosongan pos keamanan di PLBN. Pada wilayah yang memiliki tingkat urgensi pembangunan BTNCLO tinggi, maka pembangunannya perlu diprioritaskan dengan kompetensi personnel yang memiliki kemampuan memberantas kejahatan transnasional setara Bintara Tahti dan Bintara Penyidik Pembantu.

Satu hal yang menarik dalam closing statement pembahasan ini adalah bahwa sistem manajemen yang baik mengatur tentang pembinaan karier dan kesejahteraan personel, karena aturan yang saat ini berlaku belum dapat menjamin kesejahteraan personel di perbatasan. Bravo Tim Perbatasan.

RAKOR LINTAS SEKTOR

Satu hal yang membuatku bersemangat mengikuti Rapat Koordinasi Lintas Sektor adalah bermacam informasi dan ilmu baru terkait sumber bahasan yang bisa aku dapatkan.

Oleh karenanya, saat aku mendapatkan penugasan mengikuti Rakor Lintas Sektor dalam rangka Pembahasan RDTR sebagaimana undangan Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian ATR/BPN, aku menjadi bersemangat. “Ilmu baru untukku,” pikirku

Dengan semangat, aku pun berangkat ke Hotel Sultan pada Senin, (08/05/2023) guna mengikuti Rapat Koordinasi Lintas Sektor Kementerian ATR/BPN di Golden Ballroom I.

Benar saja, meski awalnya aku agak tetbata mengikuti jalannya rapat, akhirnya bisa aku pahami bahwa ada serangkaian aktivitas yang harus diselesaikan sebuah daerah yang tetmaktub dalam Rencana Detail Tata Ruang a(RDTR) dalam merencanakan pembangunan sebuah wilayah.

RDTR merupakan rencana rinci tata ruang di Indonesia. Terrapat dua jenis perencanaan utama yaitu Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang (RTR) yang menjadi pedoman bagi pemerintah untuk mencapai target pembangunan dalam.jangka waktu dan lingkup tertentu.

Rencana tata ruang terbagi mrnjadi 2, yakni rencana umum yang terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional, RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota dan rencana rinci yang terdiri dari RTR Pulau, RTR Kawasan Strategis Nasional dan RDTR Kabupaten dan Kota.

Kali ini adalah pembahasan RDTR Kota Singkawang, Kabupaten Balangan, Kabupaten Taliabu dan Kabupaten Biak Numfor. Pembahasannya cukup alot utamanya terkait RDTR Kota Biak yang merupakan lintas batas negara sehingga sarat dengan kepentingan pertahanan negara sebagai kota perbatasan negara.

Diskusi yang cukup padat ditutup dengan baik oleh moderator jelang Ashar. Bahkan beberapa peserta rapat tidak menyadari waktu makan siang sudah cukup jauh terlampaui. Cippuru’ki gaes 🤭

PSBM XXIII

Hpku berbunyi di sela-sela rapat. Rupanya kawanku Opu Odeng minta bantuan aku cek penerbangan ke Makassar. Beliau akan mengikuti Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) XXIII yang akan berlangsung di Hotel Claro Makassar 29-30 April 2023.

Setelah aku berikan beberapa alternatif jadwal penerbangan, beliau juga memintaku ikut serta. Hati yang sedang berkecamuk karena kakakku juga masuk Rumah Sakit di Makassar membuat rasa ingin pulang begitu besar.

Akhirnya aku mengiyakan untuk pulang ke Makassar bersama Opu Odeng. Karena Bapak dan saudara perempuanku Susy beserta keluarga kecilnya juga menuju Makassar. Jadi aku memiliki dua tujuan ke Makassar, untuk menjenguk kakakku Budi dan mengikuti PSBM XXIII.

Alhamdulillah, dengan maskapai Citilink Opu Odeng dan aku tiba di Makassar dengan selamat. Langsung kami menuju Hotel Claro Makassar untuk istirahat.

Pagi hari setelah sarapan, aku ikut antri registrasi dan pamit ke Opu Odeng untuk ke rumah sakit menjenguk kakakku. Alhamdulillah, kondisinya sudah lebih baik setelah pemasangan cincin di Jantung.

Sore hari aku kembali ke hotel Claro dan bersiap menuju Runah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan guna mengikuti Welcome Dinner seluruh Peserta PSBM XXIII

Keesokan harinya, puncak PSBM XXIII, hadir Gubernur Sulawesi Selatan membuka acara yang dilanjutkan dialog intetaktif berisi diskusi-diskusi yang membahas isu kekinian terkait Saudagar Bugis dengan pembicara Prof. Dr. Latanro Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Mukhlis Paeni Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin

Pertemuan Saudagar Bugis Makassar yang XXIII dengan tema Mendorong Spirit Saudagar Bugis Makassar ini digelar oleh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).

Malamnya, Walikota Makassar menjamu seluruh peserta PSBM XXIII di anjungan Pantai Losari dengan Jamuan Makan Malam dan hiburan tentunya.

Alhamdulillah, tidak berhenti terucap rasa syukur karena dengan hadir di PSBM XXIII di Makassar, aku juga berkesempatan membesuk kakakku yang sedang dirawat di RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan bertemu Bapak juga adikku Susy dan keluarganya.

Selalu ada rindu untuk pulang ke rumah. Tapi sepertinya darah Bugis Makassar ku selalu membawaku pergi dengan spirit Sekali Layar Terkembang Pantang Surut ke belakang 🤭

LEBARAN TANPA IBU

Bapak menelpon dan kami diskusi panjang tentang perjalanan pulang lebaran kali ini. Bapak menyarankan karena awal tahun ini aku sudah dua kali pulang ke kotaku, sebaiknya aku menyiapkan diri untuk tidak pulang.

Ya Allah, tak sanggup rasanya. Meskipun begitu, aku mulai membuat rencana jika memang aku tak bisa kembali ke Sorowako untuk lebaran. Toh ini bukan kali pertama aku lebaran jauh dari keluarga.

Tapi akhirnya aku tak sanggup untuk tidak pulang. Last minutes, aku membeli tiket pesawat dan aku menghubungi adikku untuk bantu komunikasi dengan pihak bus.

Alhamdulillah, aku bisa dapat tiket GA 640 Jakarta-Makassar. Kontak bus Sinar Muda Makassar juga mengkonfirmasi seat Makassar-Sorowako. Akupun berangkat dengan bismillah.

Tiba di rumah membuatku semakin merindukan ibu. Biasanya ibu akan menyambutku dengan senyumnya yang terindah. Tapi tidak ada lagi senyumnya yang merekah. Bahkan tidak ada lagi aroma masakan khas racikan ibu jelang lebaran meski saat tiba, saudara perempuanku susy dan beberapa teman sedang sibuk di dapur.

Banyak kebiasaan jelang lebaran yang sudah tidak kurasakan lagi. Sungguh, kepergian ibu sangat terasa di hari raya ini. Bukan hanya masakannya, penataan hingga keistimewaan Idul Fitri dalam sentuhan ibu pun sudah tidak ada lagi.

Hingga tiba saat lebaran. Kami sholat Idul Fitri 1444 H di mesjid Al-Ikhwan. Hujan cukup alot mengguyur hingga sesaat sebelum sholat Idul Fitri dilaksanakan. Walhasil kami hanya bisa sholat di pelataran mesjid. Alhamdulillah, banyak yang pulang mudik rupanya, sehingga mesjid yang besarpun tidak cukup menampung jamaah.

Lebaran pertama tanpa ibu rasanya sedih sekali. Meski kawan dan kerabat tetap berkumpul di rumah seperti biasa. Tapi tetap saja hampa tanpa ibu.

Sehat-sehat semua kesayangan ❤️

MEDAN DALAM TUGAS

Ada rasa sesak saat mendengar namaku masuk dalam tim yang akan berangkat ke Medan. Sesaat, kenangan lama kembali seolah nyata di pelupuk mata. Perlahan kutanamkan dalam hati, aku akan baik+baik saja.

Bismillah, menggunakan pesawat GA 186, aku meninggalkan Jakarta menuju Bandara Kuala Namu Medan. Penerbangan ditempuh sekitar dua jam lebih sedikit. Alhamdulillah cuaca bagus sehingga penerbangan lancar.

Tiba di Kuala Namu, Medan, rombongan kami telah ditunggu oleh sopir yang mengantarkan kami ke hotel Grand Mercure. Setelah check in, aku langsung ke kamar dan istirahat hingga tiba waktu berbuka puasa.

Wah, keren banget sahur di tepi kolam renang. Aish, suasananya nyaman, bikin betah duduk lama-lama. Sampai akhirnya masuk waktu imsak san sholat subuh. Lanjut Dami, Fredi dan diriku berangkat ke Kuala Tanjung sebagai tim surveyor Medan untuk pengambilan data dan informasi layanan P3G Kuala Tanjung, Medan.

Sahur di tepi kolam renang

4 jam perjalanan subuh membuatku melihat pergerakan matahari terbit di sepanjang perjalanan menuju Kuala Tanjung. Mashaallah, sungguh indah ciptaanMu ya Allah.

Menembus gelap

Matahari sudah tinggi saat kami tiba di Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sunatera Utara. Setelah mendengar penjelasan satpam pelabuhan, kami pun bergeser dan berkunjung ke kantor Camat Sae Suka Medan. Bertemu dengan Camat Sae Suka, kami pun berdiskusi singkat sebelum berkunjung ke kantor syahbandar Kuala Tanjung dan melakukan kunjungan lapangan.

Di kantor Syahbandar Kuala Tanjung kami berdiskusi dengan beberapa pejabat Syahbandar Kuala Tanjung. Kemudian kami diajak melakukan kunjungan lapangan ke area pelabuhan Kuala Tanjung guna melihat aktivitas pelabuhan termasuk di wilayah operasional Inalum (Indonesia Asahan Alumunium).

Setelah itu kami juga berkunjung ke kantor layanan Bea Cukai Kuala Tanjung sebelum kembali ke kota Medan untuk mempresentasikan hasil kunjungan lapangan.

Alhamdulillah perjalanan lancar sehingga kami bisa tiba selamat di kota Medan. Setelah buka puasa dan istirahat sejenak, kami melakukan briefing dan persiapan paparan Bapak Deputi terkait hasil temuan lapangan di P3G Lam Reh Kabupaten Aceh Besar, P3G Kuala Langsa Provinsi Aceh dan P3G Kuala Tanjung Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara sebagaimana data temuan kunjungan tim surveyor.

Hari pertemuan pun tiba. Namun hatiku berdebar begitu kencang. Aku sudah berusaha mempersiapkan diri untuk tugas MC yang diberikan. Namun tetap saja, rasa khawatir dan deg-degan tidak bisa kuhilangkan dengan mudah. Hingga akhirnya tugas aku laksanakan dan berjalan dengan baik, alhamdulillah.

Rapat yang dipimpin Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP Dr. Robert Simbolon berlangsung dengan baik. Antusias dan keaktifan peserta rapat membuat dinamika ruang dialog menjadi riuh dan memperkaya informasi kondisi lapangan yang lebih dulu ditemukan tim surveyor BNPP.

Akhirnya rapat selesai dan kami bisa beristirahat juga bersiap untuk perjalanan kembali ke Jakarta. Menggunakan GA 185, kami kembali ke Jakarta pada Jumat, 14/4. Alhamdulillah.

IBU TELAH TINGGALKANKU

Ibu, kurindu dengar suaramu ibu. Kurindukan peluk kasih sayangmu. Ibu, tak terasa menetes air mataku, dalam sendiri kupanggil namamu.

Hingga usiaku dewasa, kau perlakukan ku seperti, puteri kecil dalam dekapanmu. Namun seringkali diriku, lukai hatimu ibuku, dengan kekanakan sikapku, maafkan diriku, ibu…

S’gala nasehat yang pernah kau berikan untuk ku jadikan bekal jalani hidup. Kata2mu yang indah ajari diriku tuk tegar berdiri jalani hidup

Semua, menjadi tuntunan, menjadikan ku mandiri. Ibu…

Lagu ini kembali terngiang karena hari ini aku melihat jenazah ibu yang ditimbun tanah dan aku hanya bisa melihat semua prosesnya dalam duka yang tak bertepi. Ibu telah meninggalkan ku.

Meski aku berusaha kuat, namun kepergian ibu memberikan luka yang sangat dalam. Ibu telah meninggalkanku sendiri.

Bu, entah aku bisa kuat atau tidak, tapi kepergianmu merupakan ujian bagiku. Selama ini ibu adalah temanku berbagi meski kadang kita tak sepakat namun semua nasehat2 ibu selalu benar. Apa yang ibu katakan selalu menambah khasanah wawasanku tentang hidup dan kehidupan.

Sekarang, pada siapa aku bisa berbagi kegelisahanku bu? Siapa yang akan mendengar aku bercerita tanpa menghakimiku? Meski kadang aku salah dalam berfikir dan bertindak, namun ibu selalu membantuku melihat dari perspektif yang lain, dari pengalaman ibu semasa hidup. Tentu aku banyak mengambil pelajaran dari ibu.

Makammu belum kering, tapi rinduku sungguh tak terbendung. Al-Fatihah ibuku, semoga Allah SWT menempatkanmu di surgaNya.

Aamiim ya rabbil alaamiin