Istana Alam Shah

Pagi yang redup. Akhirnya perpisahan itu menjadi kalimat terakhir dari semua kondisi. Meski berat, namun tak kuasa menahan apa yang telah menjadi tekadmu. Perjalananku masih panjang, dan kalian memilih tak bersamaku. Berat, namun senyum itu masih mau menjadi temanku. Maafkan aku.

Sedikit tergesa, karena hati tidak menyatu dengan akalku. Tapi keputusan telah diambil, dan konsekuensinya aku tetap harus bergerak. Untung Abang Romazi tetap berendah hati memaklumatkan kami untuk bersegera. Tibalah kami di Istana Alam Shah. Hari ini adalah hari terakhir sebelum kami bertolak kembali ke tanah air Indonesia, namun kami telah diundang untuk melihat-lihat Istana Alam Shah yang luar biasa megah. Setiba di Istana, kami disambut Pengku Yang Berhormat Dato’ Dr. H. Ahmad Yunus bin Hairi, Pengerusi Jawatan Kuasa Tetap Hal Ehwal Agama Islam, Adat Melayu dan Warisan, Pembangunan Desa dan Kampung Tradisi merangkap Pengerusi Perbadanan Adat Melayu dan Warisan Negeri Selangor serta pejabat tinggi Dewan Di-Raja Kesultanan Selangor lainnya.

IMG_7186

Sebelum melanjutkan program melancong di Istana, kami diminta mencicipi aneka jenis sarapan pagi. Hmmm, saya pun mengambil mie goreng, setelah mencicipi, sedikit rasa penasaran dengan mie goreng yang enak sekali, saya pun bertanya pada seorang pelayan. dan tadaaaa, ternyata kami dijamu menu khusus istana, oalah… senangnya. Lalu pelayan itu meminta saya membalik piring yang kami gunakan, dan disitu tertulis bahwa tepian piring adalah emas 24K huaaaaa dan mata saya terbelalak.. akh.. sayang sekali penyakit kleptomania tidak pernah saya miliki, padahal ingin rasanya memasukkan piring itu ke dalam tas bersama sendok garpu yang terbuat dari perak itu hahahha. tapi untungnya tidak saya lakukan, barangkali saya tidak bisa kembali ke Indonesia dan mendekam di balik jeruji istana hehehhe takut akh…

20160518_103819

Usai sarapan, kami lalu diajak oleh Penghulu Dalam Istana En. Abdul Kadir Sapuan untuk berkeliling istana. Beliau menjelaskan bahwa tempat kami dijamu sarapan disebut Balai Tengah. Lalu kami diajak masuk ke Anjung Seri. Di situ kami melihat seperangkat Gamelan  yang dipesan khusus ke Indonesia oleh Sultan Shah Alam guna pertunjukan di istana. Setelah beberapa saat, kami diajak melihat Balai Santapan Diraja. Balai Santapan Diraja ini merupakan ruang makan yang sangat besar untuk menjamu tamu-tamu kehormatan istana dalam pesta besar. Uniknya, seluruh tamu dipersilahkan makan mengikuti Sultan, tidak boleh terlambat. Jika Sultan selesai makan, maka semua sajian akan ditarik kembali oleh para pelayan. Kebayang deh kalau seperti saya yang suka menunda-nunda karena suka mengambil gambar, bisa-bisa tidak sempat makan deh hahaha.

Setelah itu, kami menuju Balai Tetamu, dimana Sultan khusus menerima tamu. lalu kami diajak melihat Balai Menghadap, yang merupakan ruang pribadi Sultan. Berhubung tidak semua tempat bisa digunakan untuk mengambil gambar, maka, di istana Sultan telah disediakan Balai Bergambar, dimana tersedia logo Kesultanan besar dan kita bisa berfoto di depannya. Setelah itu, kami diajak ke Balai Nobat Diraja dan Balai Rongsi. Kami tidak diperkenankan mengambil gambar di Balai Nobat Diraja, saya pikir lebih pada keamanannya saja, karena di dalam ruangan itu benar-benar bermandikan emas, hehehhe.

IMG_7320

Tour masih berlanjut ketika kami diajak melihat Balai Pengampunan Negeri, ruangan yang diperuntukkan untuk para wakil-wakil masyarakat untuk membicarakan suatu masalah hukum sebelum Sultan mengambil keputusan terakhir, semisal pengampunan. Lalu kami diajak masuk ke Balai Dewan Di Raja sebelum kembali ke Balai Tengah.

Setelah berpamitan, kami diajak melihat Mesjid Sultan, dan tetap membuat saya terkagum-kagum. hehehe, baru pertama kali saya melihat sebuah mesjid yang tidak terlalu besar, tetapi menggunakan eskalator hehehe, kampunganku di’!! tapi itu belum seberapa, memasuki ruang mesjid, saya melihat sebuah kipas tanpa putaran, hanya lingkaran kipas saja tetapi memberikan hawa sejuk. itu belum seberapa lagi, ketika kami diajak melihat ruang pemandian jenazah, disitu telah tersedia sehelai kain penutup keranda yang telah dipersiapkan sejak tahun 2011 seharga RM 45.000 atau setara dengan Rp. 150jt Wowwwww tak terasa air mataku menetes, sungguh tak tau harus berkata apa.

Tapi ternyata kekagumanku tidak bisa berhenti disitu. kami lalu diajak melihat Royal Automobile Gallery Sultan Selangor. Berhubung Sultan Selangor, Duli Yang Maha Mulia Sultan Sharafuddin Idris Shah Alhaj ibni Almarhum Sultan Abdul Aziz Shah Alhaj adalah pencinta automotive. Suatu kehormatan bagi kami, karena Galeri ini tertutup untuk umum dan yang biasa diajak melihat galeri ini hanya kawan-kawan Sultan saja. cieeee….

IMG_7331

Sekali lagi, hanya kekaguman yang bisa terucap. 48 koleksi mobil mewah, 7 Harley Davidson, 9 motor gede dan berbagai jenis transportasi darat serta aksesoris lainnya. yang saya pikirkan ketika melihat semuanya bersih, mengkilat bahkan sangat cantik adalah, bagaimana membersihkannya?? hahahahha Tapi saya suka, ada beberapa perjalanan road trip Sultan yang didokumentasikan dengan baik. baik petanya, rutenya, sampai foto-foto dan detail kendaraan  yang digunakan. Luar biasa sekali.

Akh.. rasanya tidak ingin menginggalkan galery itu hahahha.. sudah terlanjur cinta, namun kami harus pergi. dan tour pun berakhir. kembali ke kehidupan nyata, bahwa kami harus mengurus imigrasi dan meninggalkan Kesultanan Selangor menuju Kuala Lumpur dan kembali ke Jakarta. Namun yang pasti, ikatan kekerabatan itu telah terjalin. Datu Luwu XL telah membuka jalan bagi semua garis keturunan Melayu Bugis (Luwu) untuk menyatukan hati, dan menjadi penting sekali untuk menguntai kembali manik-manik yang terserak sehingga kembali menjadi kalung yang indah dalam naungan Pajung Luwu.

Terima kasih tak terhingga kepada Opu Andi Idhanursanty yang telah menjadi sponsor perjalanan Muhibah Kedatuan Luwu 2016, juga kepada Prof. Dr. Andi Ima Kesuma, keluarga besar Kerukunan Keluarga Tana Luwu, Excite Indonesia Group Sinar Mas, Kompas, Republika, Ida El Bahra Art Management dan Sekretariat Festival Tana Luwu 2017. Semoga perjalanan Muhibah Kedatuan Luwu 2016 memberikan manfaat bagi kita semua, insyaallah. Aamiin yra.

 

Kita adalah Sama

Muhibah Kedatuan Luwu Day – 4

Hari ini kami meninggalkan Johor menuju Selangor. Masih di negara yang bertag line Malaysia Truly Asia. Di perjalanan, benakku melayang pada kisah Opu Daeng Lima. Lima bersaudara digelar dengan nama 5 Opu Daeng, bangsawan tinggi Kerajaan Luwu’, sekarang disebut Palopo, di Sulawesi Selatan. Ke 5 Opu Daeng adalah: Opu Daeng Parani, Opu Daeng Marewa, Opu Daeng Manambung, Opu Daeng Cellak, dan Opu Daeng Kamase.

IMG_7057

Merekam jejak perjalanan kami, sejak meninggalkan Jakarta menuju Batam, Tanjung Pinang, Pulau Penyengat, Singapore dan sekarang di Malaysia, membuatku menghayal, andai saja Kedatuan Luwu itu tetap berdiri dengan tegak, tanpa perpecahan tentu kemuliaan itu tetap menjadi kebanggaannya. Namun, ibarat sebuah kalung manik-manik, yang telah disimpul dengan seutas benang merah, maka dispora yang tercerai berai itu tentu dapat disatukan kembali menjadi bingkai yang indah, dengan ciri khasnya masig-masing. Semakin faham lah saya dengan tujuan Datu Luwu XL, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau mengajak rombongan menjalin silaturahmi ke kerajaan-kerajaan kerabat di semenanjung Melayu.

Terlambat perjalanan menuju Selangor, sungguh terasa letih bagi yang tidak menikmatinya. Lelah pun terasa lebih saat hati diselimuti rasa angkuh dengan keterbatasan yang tersaji. Karena itu pula, perpecahan dan perpisahan menjadi jawaban. Mereka berjalan dengan kepongahannya, kami berjalan dalam batas-batas yang telah ditetapkan.

Cukup padat jadwal yang disajikan di hari ke-4 Muhibah Kedatuan Luwu ini. Dimulai dengan ziarah ke Makam Diraja Sultan Selangor Pertama, Sultan Salehuddin (Raja Lumu) ibni Alm. Opu Daeng Chelak (1766 – 1782).

IMG_7104

Usai Ziarah, kami menuju lokasi Diskusi sejarah yang mengambil tema Sejarah Hubungan Kesultanan Selangor dan Kedatuan Luwu. Dimana Prof Andi Ima Kesuma memberikan materi dengan judul Sejarah Kerajaan Luwu dan Perkembangannya. Dipanel dengan Mohamad Romazi Nordin dengan judul materi Retrospektif Legasi Bugis Berdaulat dan Sejarah Pentadbiran Mukim di Selangor.

Hanya sedikit waktu yang diberikan untuk bersalin pakaian. Kami meneruskan perjalanan kurang lebih 2 jam menuju Shah Alam, tempat pertemuan Keluarga Persatuan Melayu Bugis Selangor dalam bingkai Malam Citra Budaya Melayu Bugis Selangor – Luwu 2016. Malam Citra ini diadakan bersama Perbadanan Adat Melayu dan Warisan Negara Selangor, bertempat di Dewan Raja Lumu Muzium Sultan Alam Shah.

 

Sungguh luar biasa malam Citra Budaya Melayu Bugis Selangor – Luwu 2016 ini. Rombongan Datu Luwu XL dijamu dengan aneka hidangan yang lezat juga tampilan dari budaya-budaya Bugis yang telah terpadu padan dengan kebudayaan Melayu. Kami disajikan tarian dan lagu-lagu persembahan Kebudayaan dari Persatuan Melayu Bugis Selangor, PADAT dan dari rombongan Kedatuan Luwu.

“Kita adalah bersaudara, kita adalah sama, perbedaan hanya ada pada sistem di tempat kita masing-masing. Namun darah kita sama, kita satu keturunan, maka kita harus saling menjaga dan kemuliaan Tana Luwu adalah Pajung,” tegas Datu Luwu XL mengakhiri sambutannya malam itu.

Kunjungan Balasan Ke Johor

Muhibah Kedatauan Luwu Day-3

Gaduh, begitu aku membahasakan apa yang kami alami semalaman. Rasa tak nyaman, lapar, emosi yang membuncah di dalam dada. Entah telah berapa kali aku pergi bersama rombongan, baru kali inilah aku merasakan ketidaknyamanan yang menyebabkan lidah menjadi kelu dan berucappun terasa linu. Akh, andai hari itu dapat kuputar, kuingin bahagia itu menjadi temanku.

“Kita di negeri orang, bersabarlah! Semua itu ujian” pintaku pada hatiku yang sedang gundah. Entah berapa banyak istighfar terucap dari bibirku, dari relung batinku yang paling dalam. Entah berapa banyak doa dan al fatihah yang aku bacakan kiranya dada sesak ini dapat merongga. Namun kenyataan membawaku pada sebuah asa, bahwa kita jalan bersama, kita melangkah bersama, telah kita mulai sebuah perjalanan, dan akan kita akhiri bersama, layar telah terkembang, pantang surut kita ke tepian, hingga marwah menjadi jawaban.

Jemputan telah tiba, kami semua bergerak menuju pusat Singapore. Hari ini hari ketiga perjalanan muhibah kami. Kami diberikan waktu untuk berpose di bersama pokem Singapura sebelum berlanjut ke Johor. Walhasil, entah berapa kutipan kami ambil, terkenang masa kamera menggunakan roll film, tentu tidak akan ada ribuan gambar yang akan terekam, karena kami akan sangat hati-hati memilah moment  yang akan diabadikan.

13226916_802524623182614_97983903769115893_n

Belum puas rasanya. Namun perjalanan harus dilanjutkan. sehingga kami pun berangkat. Perjalanan Singapore-Johor ditempuh cukup jauh, apalagi kami harus berhenti sejenak melalui imigrasi keluar dari Singapura dan masuk ke Malaysia. Pengalaman yang unik tentunya, karena ketika keluar Singapura, kami hanya diminta membawa passport. jadi teringat saat kami masuk kemarin hahaha, kali ini tidak banyak pertanyaan, hanya stempel dan pergi. Tapi begitu kami masuk imigrasi Malaysia, mesti batenteng koper pula hehehe, untuk naik lift dan eskalator. coba tidak, huaaaa, mana tahan…

Setelah melalui segala proses imigrasi, akhirnya kami melanjutkan perjalanan dan tidak sedikit siang di Johor. Sedikit bernafas lega, kami ada waktu sejenak untuk meluruskan badan, sebelum kami harus bersiap-siap menuju tempat pertemuan berikutnya.

Hahaha, rupayanya travel yang menjemput kami tidak mengetahui lokasi kediaman pribadi Dato Seri Tengku Baha Ismail di Batu Pahat. walhasil, bukannya tiba di kediaman, kami justru masuk ke perkebunan sawit, kebayang deh kalau ada orang kampung yang bertemu kami, lengkap dengan pakaian adat dan penari hahahah.

20160516_212556

Sudah cukup malam kami tiba di kediaman Dato Baha Ismail dari Perhimpunan Waris Opu Daeng Lima. Namun penuh semangat beliau menjemput kami. Luar biasa penyambutan yang kami terima. Kami disambut pencak silat Melayu Dari Kumpulan Dato Nazri Waris Megat SriRama (Waris Laksamana Bintan).

13254555_10204586098132436_2780552673257307525_n

Sebelum jamuan makan malam, kami dihantarkan melihat ruangan pertemuan Dato Baha Ismail, yang penuh dengan beragam cinderamata. Namun sedikit terkejut, ternyata yang menyambut dan melayani kami, adalah puter-puteri Dato Baha Ismail sendiri, bukan pelayan pada umumnya. Subhanallah…

13255923_802057336562676_9153491801696177343_n

Dalam perjamuan itu, Dato Seri Tengku Baha Ismail memberikan penghargaan atas kunjungan balasan Datu Luwu XL, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau bersama Permaisuri, Opu Balirante Profesor Andi Ima Kesuma Opu Da Teriawaru II dan rombongan lainnya. Dan tentu saja kami pun senang, karena kami dapat menikmati jamuan santap malam dengan perasaan gembira, karena tuan rumah pun senang.