Kadang Kita Lupa

Kadang kita lupa, kita lebih memperturutkan emosi dan kebencian ketimbang empati dan persahabatan. Sehingga yang timbul adalah prasangka / prejudice tanpa melihat apakah itu merupakan sebab atau akibat.

Kadang kita suka lupa bahwa semua yang kita alami hari ini adalah dampak hari kemarin dan merupakan sebab pada apa yang akan terjadi keesokan hari. Jadi memperbanyak introspeksi diri akan membuat kita mengerti akan apa yang terjadi, bukan menduga-duga apa yang sedang terjadi.

Kadang kita lupa, bahwa orang lain akan bereaksi terhadap apa yang kita lakukan. Sehingga ketika kita ingin diperlakukan baik, maka berusahalah baik. Bukan kita saja yang mau diperlakukan baik tapi berbuat seenaknya pada orang lain.

Kadang kita lupa posisi kita berdiri, karena kemampuan kita lebih dari orang lain di sekitar kita. Karena itu kita berbuat sekehendak hati, menyepelekan mereka yang “tidak punya” di sekitar kita tanpa memperhatikan bahwa orang itu lebih berhak dari kita dan mereka pun berhak mendapat sebuah perlakuan.

Kadang kita lupa bahwa hidup ini tidak hanya tentang kita, tapi bagaimana kita berbagi, bagaimana kita berinteraksi dan bagaimana kita menempatkan posisi kita. Karena setiap orang memiliki hak untuk menentukan dengan siapa dan bagaimana dia menikmati hidup.

Kadang kita lupa bahwa bahagia itu milik semua orang. Bahagia itu bukan hanya tentang dirimu. Bagiku, bahagia itu ketika kita mampu berbagi, ketika saya menjadi manfaat bagi orang lain, dimana saya ikhlas dan ridha untuk berbagi. Karena meski kau memiliki segalanya, bagiku, ridha Allah, SWT adalah segalanya dan itu jauh lebih berarti dari segalanya.

Kadang kita lupa bahwa nikmat hari ini bisa saja menjadi nikmat terakhir yang kita miliki. Karena ajal itu adalah hak mutlak Allah SWT. Jadi berbuat baiklah, berprasangka baiklah… bisa saja itu adalah kebajikan terakhir darimu.

#menungguwaktu

la_vie

Ini Hari Apa

Tergelitik membaca postingan-postingan di medsos hari ini. Kebanyakan memang postingan foto anak-anak para sahabat-sahabat saya yang sedang mengikuti lomba dan karnaval dengan beragam jenis pakaian, apakah itu pakaian adat, apakah itu pakaian kerja yang menjadi cita-cita anak-anak yang menggunakanannya. Intinya adalah, karnaval seperti ini dilakukan tiap tahun mengenang R.A. Kartini setiap tanggal 21 April seperti hari ini.

image

Namun yang menggelitik saya adalah komentar menyampaikan nada protes bahwa R.A. Kartini itu bukan pahlawan bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan pejuang-pejuang wanita lainnya di Indonesia. Bahkan sampai menyimpulkan terjadinya pembohongan sejarah dan itu hanya rekayasa Belanda saja.

Memang benar, banyak wanita-wanita hebat di Nusantara ini yang patut dikisahkan perjuangannya, diangkat namanya, dikenang sebagai pahlawan, lantas mengapa hanya R.A. Kartini yang disebutkan?

Kenapa tidak ada hari Cut Nyak Dien dan Cuk Nyak Meutia, pejuang Aceh? Kenapa tidak ada hari Hj. Fatimah Siti Hartinah Soeharto atau hari Hj. Fatmawati Soekarno? Padahal mereka masuk dalam 12 tokoh pejuang wanita Indonesia selain Hj. Rangkayo Rasuna Said yang pernah dipenjara di Belanda tahun 1932 karena memprotes ketidakadilan Pemerintah Hindia Belanda dan aktif memperjuangkan persamaan hak pria dan wanita terutama saat menjadi anggota DPR-RIS dan pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung.

Kenapa pula tidak ada hari Maria Walanda Maramis dari Sulawesi Utara yang berjuang agar wanita memiliki hak suara di perwakilan Minahasa tahun 1969, atau Martha Christina Tiahahu dari Maluku, atau Nyai Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan dari Yogyakarta.

Belum lagi tokoh wanita Nyi Ageng Serang dari Jawa Tengah, Opu Daeng Risadju dari Palopo Sulawesi Selatan, atau Raden Dewi Sartika dari Jawa Barat. Mereka yang sudah tercatat sebagai pahlawan wanita Indonesia, dan masih banyak lagi, Lantas mengapa hanya hari Kartini??

Dari tulisan Bayu Galih di Kompas Memahami Kepahlawanan Kartini Melalui Surat-suratnya dijelaskan bahwa, keinginan Kartini hanyalah pendidikan dan itu mewakili harapan wanita Indonesia utamanya dalam pendidikan dimana saat dia menulis surat-suratnya, pendidikan merupakan hal yang sulit untuk perempuan di zamannya.

“Kartini pun menuntut perempuan untuk dapat pendidikan. Ini dilakukan, menurut Kartini, bukan untuk menyaingi laki-laki. Namun, Kartini memahami bahwa perempuan dikodratkan menjadi ibu, dan ibu merupakan pendidik pertama untuk tiap manusia. Alasan itulah yang dinilai Kartini perlunya perempuan mendapat pendidikan.”

Kita hanya bisa berasumsi, memperkirakan apa yang dipikirkan Kartini saat itu. Harapan itu, ide itu bahkan mungkin dianggap gila pada zamannya. Bahkan tindakan politik etis yang dilakukan oleh Belanda menjadi terpengaruh dengan tulisan-tulisan Kartini, karena semangatnya.

Saya membayangkan, andai saat itu perjuangan wanita-wanita Indonesia lainnya pun telah dilukiskan dalam kata-kata, digoreskan dalam lembaran-lembaran kertas, bisa saja perjuangan mereka yang diangkat, bukan Kartini seperti saat ini. Namun Kartini mendapatkan kesempatan itu. Kartini menjadi ikon perjuangan wanita-wanita Indonesia, lantas, apa yang salah dengan hal itu?

Menurutku.. bukan siapa yang diperingati. Tetapi nilai apa yang diangkat, bagaimana kita menyikapi nilai-nilai itu. Kartini merupakan ikon, ada nilai lebih dari keputusan yang diambilnya. Tidak bijaklah ketika kita membanding-bandingkan para pahlawan wanita itu satu dengan lainnya, justru akan mengkerdilkan nilai teladan mereka.

Kenapa tidak kita tuliskan saja tentang wanita-wanita hebat di nusantara ini. Kenapa kita menganggap mereka hebat, nilai perjuangan apa yang mereka angkat, sehingga kita dan generasi kita ke depan dapat mengambil pelajaran daripadanya. Seperti tulisan Pramoedya Ananta Toer dalam Rumah Kaca (1988)  “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”

Raden Ajeng Kartini pun seperti menjadi bukti atas pandangan Pramoedya tersebut. Namanya dikenang sebagai salah satu pejuang perempuan karena tulisannya.

image

Untuk wanita-wanita Indonesiaku yang hebat. Berjuanglah dan tuliskanlah, jadikan itu sebagai warisanmu pada generasi muda kita ke depan. Bukan untuk berbuat riya, tetapi untuk menjadi teladan, sehingga mereka bisa berbuat lebih baik lagi, menyempurnakan setiap kelemahan yang dilakukan pendahulunya.

Lantas, hari ini hari apa??

#wanitaindonesia #indonesiahebat

la_vie

Perkara Hati

🌿BIARLAH CINTA MILIK KITA AGAR HATI SENTIASA DEKAT🌿

Seorang Syeikh berjalan dengan para muridnya. Mereka  melihat ada sebuah keluarga yang sedang bertengkar dan saling berteriak.

Syeikh tersebut berpaling kepada muridnya dan bertanya : “Mengapa orang saling berteriak jika mereka sedang marah?”

Salah seorang murid menjawab : “Karena kehilangan sabar sebab itulah mereka  berteriak.”

“Tetapi, mengapa harus berteriak kepada orang yang berada di sebelahnya? Bukankah pesan yang ia sampaikan boleh diucapkan dengan perlahan saja?” Tanya Syeikh menguji murid-muridnya.

Muridnya pun saling memberikan jawaban, namun tidak satu pun jawaban yang mereka sepakati.

Akhirnya Syeikh berkata:

“Bila dua orang sedang marah, ketahuilah hati mereka saling berjauhan. Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka mesti berteriak agar perkataannya dapat didengar. Semakin marah, maka akan semakin kuat teriakannya. Karena jarak kedua hati semakin jauh.”

“Begitu juga sebaliknya, di saat kedua insan saling jatuh cinta,” Lanjut Syeikh.

“Mereka tidak saling berteriak antara yang satu dengan yang  lain. Mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan. Jarak antara kedua hati sangat dekat.”

“Bila mereka semakin lagi saling mencintai, apa yang terjadi? Mereka tidak lagi bicara. Mereka hanya berbisik dan saling mendekat dalam kasih-sayang. Pada Akhirnya, mereka bahkan tidak perlu lagi berbisik. Mereka cukup hanya dengan saling memandang. Itu saja. Sedekat itulah dua insan yang saling mengasihi.”

Syeikh memandang muridnya dan mengingatkan dengan lembut:

“Jika terjadi pertengkaran di antara kalian, jangan biarkan hati kalian berjauhan. Jangan ucapkan perkataan yang membuat hati kian menjauh. Karena jika kita biarkan, satu hari jaraknya tidak akan lagi boleh ditempuh.”

Sumber: Diskusi keluarga KKTL

la_vie

Semua adalah Ujian

Orang yg paling beruntung hanyalah mereka yang menyadari, menerima dan menjalani hidup ini sebagai ujian semata. Dan setiap ujiaan senantiasa Allah sediakan jawabannya, yaitu jalani saja dengan Ikhlas.

Ada diantara mereka yg lahir dengan fisik tidak sempurna,  ada juga hampir seluruh waktunya ditemani dengan penyakit. Ada yang sangat miskin, ada yang sangat sangat kaya. Namun semua keadaan itu tidak lain hanyalah fitnah belaka bila tdk mampu diterima sebagai wasilah ujian, sarana terbaik mendekatkan diri kepada yang Maha Berkehendak.

Yang total dalam ketaatan saja masih diuji terus, sedangkan yang ingkar ujiannnya sangat ringan,  atau mungkin saja  dibebaskan dari ujian karena tidak lagi masuk nominasi.

Diberi dua macam ujian “ujian kebaikan dan ujian keburukan” pun juga di beri kunci jawaban dari Allah yg maha bijaksana “Apabila di beri ujian kebaikan maka bersyukurlah bila diberi ujian keburukan maka bersabarlah.

Kebanyakan orang kaya tidak sabar dan kebanyakan orang miskin tidak bersyukur.

Kekayaan(materi) itu bukan pilihan, bila itu pilihan maka kebanyakan orang jadi kaya karena kebanyakan orang condong pada kekayaan. Karena bukan pilihan jadilah itu kesempatan. Dan setiap orang yang punya kesempatan rata rata tidak sabar. Bisa di test, suruh orang kaya atau pejabat ngantri, bisa panas pantatnya, he he he.
Suruh orang kaya tampil sederhana, jangan beli Ferrari nanti ketahuan korupsi,  tetap saja beli Ferrari dan ketahuan korupsi. Maka hanya mereka yg sabar dalam mendapatkan kekayaan dan sabar dalam memperlakukan kekayaannya kemudian menempatkan   sebagai materi ujian,  akan tampil tidak melampaui batas yaitu tetap menyadari dirinya bukan siapa siapa, tetap tiada daya dan upaya.

Di lain sisi , kemiskinan itu juga bukan pilihan. Itu juga materi ujian dalam bentuk lain. Tapi yang jelas bagi yg materinya kemiskinan pertanyaannya tidak banyak. Maka kecenderungan untuk lulus ujian sangat besar. Jadi klop,  kenapa Rosulullah tidak mengkhawatirkan kemiskinan. Makanya yang istimewa itu ketika orang yang diberi ujian  kemiskinan itu banyak bersyukur, karena pertanyaannya tidak banyak, kewajiban mereka yang miskin tidak sebanyak si kaya.

Dan yang perlu diperhatikan adalah jangan pernah tergoda oleh materi ujian orang lain, kemudian nyontek. Karena percuma, materi pertanyaannya pasti berbeda. Manusia itu unik, punya peran dan ujian yang pasti juga unik.

Demikianlah Kegunaan  Kehendak Allah, mampu menjadikan setiap ciptaanNya unik. Maka sambut Kehendak Nya dengan adap yang paling baik. Jangan pernah iri, dengki ataupun sekedar membayangkan ingin menjadi orang lain. Jangan pula bertanya kenapa kebaikan itu dari dia? Kenapa bukan dari saya? . tetaplah istiqomah dan menerima peran masing masing. Syurga (menuju Allah) itu luasnya seluas langit dan bumi, maka setiap diri punya pintu masuk masing masing tidak perlu berebut atau iri kepada pintu masuk orang lain.

Menjadi penyampai itu juga bukan sebuah pilihan, semua sekedar peran. Semua sandarannya Kehendak Allah. Maka ketika ada  anak kecil , perempuan lagi, menjadi asbab hidayah bagi pertaubatan orang tuanya ya jangan heran, sesuatu yang tidak dialami oleh Nabi Ibrahim sekalipun.
Demikianlah harap difahami, Allah penuh dengan kejutan yang tanpa batas.

Begitu banyak kejutan Allah perlihatkan, ada fenomena negara yg dinilai lebih  islami  dibandingkan dg negara lain yg mayoritas penduduknya orang Islam. Atau figur islami dari mereka yang non muslim.  Ini realita yg tidak perlu diperdebatkan tetapi perlu dibaca dan jadikan pelajaran.

Gerakan amar makruf nahi mungkar itu menurut Al Quran sudah diprakarsai oleh Mbah Lukman, di zaman sebelum Al Quran di wahyukan kepada Nabi Muhammad. Al Quran “membenarkan” apa yg dilakukan oleh Mbah Lukman.
Sekarang kalau kita ketemu dg seseorang yang tidak jelas status nya apalagi agamanya, tetapi perilaku nya “dibenarkan”  oleh Al Quran , pantaskah kita menilai kafir (ingkar)?
Ayo mikir. …

Bahkan sekarang tata nilai yang dibenarkan oleh Al Quran itu bisa dikemas dalam bentuk aplikasi atau system. Yang dengan system tersebut amar  makruf dan nahi mungkar bisa diimplementasikan, apa lagi yg diragukan?

Itulah qadar dan qadla. Manusia disuruh muncul dibumi menjalankan peran sesuai ketetapan Allah. Dan sebenarnya ketetapan itu sudah dibakukan sebagai sunatullah yang berlaku sepanjang zaman. Manusia mengemban peran sebagai khalifah atau perwakilan Allah di bumi, dengan dibekali berbagai kebutuhan untuk menjalani kehidupan di bumi. Ada orang-orang yang menyadari hal tersebut, karena dengan pertolonganNya mereka dikarunia kekekuatan dan keimanan. Ada juga orang yang tergiur dengan kehidupan duniawi karena tidak mendapatkan pertolongan Allah.

Ya bagaimana dapat pertolongan Allah, mereka tidak berusaha dengab sungguh-sungguh untuk menggapai pertolonganNya. Mereka lebih mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan dirinya yang sebenarnya bukan apa-apa dihadapan Allah.

Al Quran itu tolok ukur, sesuatu untuk mengukur. Jadi gunakan sebagai alat ukur. Jadi ketika sesuatu diukur dengan Al Quran muncul kebenaran nya ya terimalah kebenaran nya. Sebaliknya bilia salah ya terimalah apa adanya.
Jangan perlakuan Al Quran sekedar “pembukuan” , sekedar dibaca arabnya tidak mau tau maknanya dengan dalih sudah dapat pahalanya. Pahala dari hongkong?

Ada tiga orang, 2 orang berseragam polisi, 1 orang berpakaian sipil. Yang berseragam polisi pertama, dia berpendidikan polisi, berpangkat polisi, tetapi tingkah laku bertolak belakang dengan tugasnya yang diembannya.
Yang berseragam satu lagi dia polisi gadungan, yang berseragam polisi untuk tipu sana tipu sini. Dan yang berpakaian sipil dia bukan polisi, tetapi tingkah lakunya sebagai seorang polisi. Taat pada hukum, membantu masyarakat yg butuh pertolongan,  mencegah kejahatan dan sebagainya. Pilih mana yang cocok sebagai polisi ?

Mari mengambil pelajaran daripadanya…

Sumber : Diskusi keluarga DIIAN

la_vie

Bersyukurlah

Orang yang diberi hikmah baik perihal ayat-ayat kauniyah maupun kauliyah biasanya diberi petunjuk oleh Allah apa hikmah yang ada dibalik ayat-ayat atau tanda-tanda (info) yang didengar, dilihat, dirasa (dibaca)

Contoh pelajaran hikmah yang dicontohkan ketika nabi Musa belajar pada nabi Khidr, atau kisah isra mi’raj nya Rasulullah.

Ingat bahwa setiap ayat mengandung 7 (banyak) paraf (tingkatan / ragam) pemahamannya. Untuk mengetahui makna setiap paraf dari suatu ayat kita harus memperoleh petunjuk dan hikmah. Hikmah bisa diberikan melalui pengalaman pribadi (ilmu pengetahuan) atau langsung mendapatkannya dari Allah.

Coba apa hikmah dari ayat berikut :

فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَّا نُهُوْا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُوْنُوْا قِرَدَةً خٰسِـئِیْنَ
Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang. Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina.”
[QS. Al-A’raf: Ayat 166]

Karakter kera akan melekat pada diri kita….. Sifat moyet adlh rakus dan tamak serta pandai berekting….

Ada sebuah artikel menarik tentang teknik berburu monyet di hutan-hutan Afrika, caranya begitu unik. Sebab, teknik itu memungkinkan si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup tanpa cedera sedikitpun.  Maklum, ordernya memang begitu. Sebab, monyet-monyet itu akan digunakan sebagai hewan percobaan atau binatang sirkus di Amerika. 

Cara menangkapnya sederhana saja. Sang pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit.  Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma. Tujuannya,agar mengundang monyet-monyet datang.  Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup.   

 Para pemburu melakukannya di sore hari. Besoknya, mereka tingal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak di  dalam botol tak bisa dikeluarkan.  Kok, bisa? Tentu kita sudah tahu jawabnya. 
  
Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang,  monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya. Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat.  Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana ! 
  
Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu. Tapi, tanpa sadar sebenamya kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri. 
Ya, kadang kita bersikap seperti monyet-monyet itu. Kita mengenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki layaknya monyet mengenggam kacang. 

Kita sering mendendam, tak mudah memberi maaf, tak mudah melepaskan maaf.. 

Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Kita tak pernah bisa melepasnya. 
Bahkan, kita bertindak begitu bodoh, membawa “toples-toples” itu ke mana pun kita pergi.  Dengan beban berat itu, kita berusaha untuk terus berjalan. Tanpa sadar, kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut.

Ternyata kalau hanya mengandalkan pengetahuan dan ilmu dunia untuk menjelaskan ayatpun tidak sesuai apa yang tersirat didalamnya.

Kembali pada Qs 7:166 “sikap sombong dengan apa yang dilarang” —>> jadi kera.
Penjelasan ayat lain :

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِيْنَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِيْ السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ  كُوْنُوْا قِرَدَةً خَاسِئِـيْنَ  ۚ
Dan sungguh, kamu telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di antara kamu pada hari Sabat, lalu Kami katakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina!”
[QS. Al-Baqarah: Ayat 65]

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًا    ؕ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ ۚ
Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.
[QS. Luqman: Ayat 18]

Menyombongkan diri terhadap larangan Allah adalah fasik. Ancamannya sangat berat (Qs 7:40-41).

Monyet adalah poster / figur mahluk yang susah dilarang, kalau dilarang dia akan melotot bahkan marah sambil teriak-teriak meringis.

وَلَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍ ۚ  وَمَا يَكْفُرُ بِهَآ اِلَّا  الْفٰسِقُوْنَ
Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (Muhammad) dan tidaklah ada yang mengingkarinya selain orang-orang fasik.
[QS. Al-Baqarah: Ayat 99]

قُلْ هَلْ اُنَـبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِّنْ ذٰ لِكَ مَثُوْبَةً عِنْدَ اللّٰهِ   ؕ  مَنْ لَّعَنَهُ اللّٰهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَـنَازِيْرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوْتَ    ؕ  اُولٰٓئِكَ شَرٌّ مَّكَانًا وَّاَضَلُّ عَنْ سَوَآءِ السَّبِيْلِ
Katakanlah (Muhammad), “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang fasik) di sisi Allah? Yaitu, orang yang dilaknat dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah Tagut.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
[QS. Al-Ma’idah: Ayat 60]

قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَآؤُكُمْ وَاَبْنَآؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَ اَمْوَالُ   ۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَ مَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَاۤ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَ جِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَ بَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ    ؕ  وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ
Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
[QS. At-Taubah: Ayat 24]

Semoga kita senantiasa dapat mengambil pelajaran dan banyak-banyak bersyukur dengan apa yang kita miliki. Insyaallah…

Sumber: Diskusi keluarga DIIAN

la_vie