Informasinya sampai sudah malam, minta konfirmasi kehadiran Bupati Luwu Timur untuk audiens bersama Presiden Republik Indonesia di Istana Bogor pada Selasa 31 Juli 2018. Jadilah aku kamacca-macca memberanikan diri mengambil resiko, mengingat lebih baik terjadwal meski batal daripada pas mau hadir tapi tidak masuk dalam list.
Alhamdulillah, usai jalan santai di Makassar pada Minggu pagi, dua hari sebelum jadwal pertemuan dengan RI 1, konfirmasi kehadiran Bupati pun disampaikan ajudan. “Bu, pak Bupati bisa ikut audiensi, tolong diagendakan. Kami berangkat besok pagi”, kata ajudan menginformasikan. Lega rasa hati, serasa hilang beban yang menghimpit.
Selasa pagi, semua rombongan berkumpul di Sahid Tower Lt. 21 bertempat di ruang pertemuan Apkasi, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia. Kegiatan pagi itu diawali pembekalan sebelum rombongan berangkat ke Istana Presiden di Bogor. Tampak pula beberapa group-group diskusi kecil, saling menyapa dan konsolidasi hingga mengucapkan selamat kepada Kepala Daerah yang baru terpilih di pesta demokrasi Juni lalu, diantaranya kepada Sekjen Apkasi Profesor Nurdin Abdullah yang terpilih menjadi Gubernur Sulawesi Selatan.
09.30 wib
Rombongan pun bergeser ke Bogor dengan menggunakan bus pariwisata Blue Bird. Beruntung masih ada available seat di atas bus, sehingga aku bisa bergabung di atas bus menuju istana Bogor. Perjalanan ditempuh sekitar 40 menit saja dan ketika kami tiba, rombongan dipersilahkan melewati mesin sensor pertama saat melewati pagar istana.
Sekali lagi keberuntungan memihak pada kami para pendamping, karena diijinkan mengikuti para KDH masuk ke dalam istana. Hanya saja kami terhenti pada mesin sensor kedua. “Hanya untuk Bupati saja yang dipersilahkan masuk,” ujar salah satu paspampres.
Setelah rombongan berjalan masuk le istana, aku lalu memberanikan diri meminta ijin bisa foto dengan rusa istana.
“Bolehkah foto dengan rusa istana Dan?, Tanyaku pada paspampres yang berjaga.
Entah karena kasian atau emang baik hati, bertiga dengan ajudan Bupati Luwu Timur Rupidin, ajudan Bupati Enrekang Saifullah, kami pun dipersilahkan untuk masuk melewati mesin screening ke arah teras. Tapi yaa. Tetap saja tidak boleh melewati batas teras. Setelah sempat berkelakar dengan Komandan Komplex yang sedang bertugas, akhirnya kami keluar saja, toh juga rombongan Bupati baru saja masuk, yah minimal 1-2 jam kemudian baru selesai.
Bingung mau kemana, aku pun iseng bertanya apakah boleh masuk ke dalam museum istana yang bernama Galeri Kebangsaan. Sedikit celingak selinguk, akhirnya petugas museum membukakan kami pintu dan kamipun diijinkan masuk. Dengan syarat harus ditemani berkeliling, mengingat museum ini tidak berbuka untuk umum kecuali yang sudah teragenda. 😍
Walhasil, Rupidin ajudan Bupati Luwu Timur, Syaifullah ajudan Bupati Enrekang dan tentu saja diriku, senyum kami bertiga pun melebar. Dan bukan hanya kami bertiga, teman-teman ajudan dan pendamping lainnya pun diijinkan masuk dan melihat-lihat museum.
Tidak berhenti disitu, kami bahkan ditawari untuk naik ke lantai dua dan melihat-lihat koleksi Presiden RI. Hanya saja saat memasuki ruang koleksi Presiden, kami tidak diperkenankan memotret.
SUMPAH PRESIDEN
Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang-undang dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.
Meski tak boleh mengambil gambar di dalam ruang koleksi, namun, diperbolehkan mencatat, dan saya meng-quote-tulisan yang terpajang di dinding koleksi setiap Presiden RI.
Soekarno
Jas merah,
Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah
Soekarno, Pidato Jas Merah 17-8-1966
Soeharto
Hanya sebutir pasir yang dapat kami beri untuk memperkokoh pondasi negara Republik Indonesia 17-8-1945
Ditulis tangan oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 23-8-93 dalam rangka memperingati 10 tahun gelar BAPAk PEMBANGUNAN berdasarkan TAP MPR No. V/MPR/1983
BJ. Habibie
INDONESIA HARUS MENGANDALKAN PADA SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERBUDAYA, MERDEKA, BEBAS, PRODUKTIF DAN BERDAYA SAING TINGGI.
BJ Habibie mengenai Pembangunan Sumber Daya Manusia 1998-1999
Abdurrahman Wahid
TIDAK ADA KEKUASAAN YANG LAYAK DIPERTAHANKAN DEMGAN PERTUMPAHAN DARAH
KH. Abdurrahman Wahid, disampaikan pada Pidato Kepresidenan Tahun 2001
Megawati
BENDERA TELAH DIKIBARKAN
PANTANG SURUT LANGKAHKU WALAU TINGGAL SENDIRIAN
Megawati Soekarnoputri, Jakarta 28-Okt-1993
Susilo Bambang Yudhoyono
Kekuasaan itu menggoda,
Gunakan dengan penuh amanah untuk lepentingan bangsa
Susilo Bambang Yudhoyono
Buku Selalu ada Pilihan, 2014
Setelah berkeliling museum, kami pun beranjak ke kantin. Cuaca sedikit terik hingga segelas es teh manis menjadi pilihan menemani semangkuk soto bandung yang seger.
Sepertinya memang sudah takdir untuk foto bersama rusa istana, kami bertemu lagi dengan Danplex yang sedang santap siang.
“Bagaimana, sudah keliling istana, foto dengan rusa?” Tanya Danplex padaku.
“Belum Dan, lah kami tidak dapat ijin keliling, hanya di teras tadi,” jawabku.
“Hayo, kalau mau keliling.” Jawabnya.
“Serius Dan?” Tanyaku memperjelas. “Temanku ini juga boleh ikut?” Kataku sambil menujuk dua ajudan Bupati yang bersamaku.
“Hayo…,” Kata si Danplex. “Kamu ikut ngebonceng saya,” seraya menunjuk motornya,” Teman-temanmu suruh jalan kembali ke pintu masuk Bupatimu tadi,” ujarnya sambil berdiri.
Serasa bermimpi tapi saya memilih cepat sadar hehehhe… kami pun bergegas mengikuti Danplex. Rupidin dan Saifullah berjalan melewati museum dan kami bertemu di mesin screening.
“Jangan lupa hpnya di bawa, kan mau foto-foto,” kata Danplexnya mengingatkan. Kami pun tertawa, mengingat para Bupati sebelumnya bisa masuk tapi HP semua di simpan di Paspampres, sedangkan kami justru diingatkan untuk membawanya 😂
Tapi yang lebih menggemaakan adalah melihat wajah-wajah Paspampres yang memperhatikan kami satu-persatu, akh paling dikira keluarga Danplex, pikirku menenangkan diri. Biar bagaimanapun, pandangan mereka tetap awas heheheh.
“Kalian jalan kaki menuju gedung yang sana ya, kita ketemu di sana, kata Danplex seraya menunjuk ke Gedung Istana persis dimana para Bupati berkumpul.
Wah, rasa hati pun berbunga-bunga. Segeralah kami berjalan menuju arah yang ditunjukkan. Eh, ternyata masih ada lagi mesin screening ketiga yang harus dilewati. Tapi seperti sebelumnya, kami disapa dengan ramah. Bener-bener tidak disangka.
Kamipun mengabadikan moment-moment di teras istana, yang sebelumnya sudah sering saya lihat dari seberang pagar, persisnya dari arah kebun raya Bogor. Hingga akhirnya saya pun melihat rombongan rusa istana yang liar itu semakin mendekat. Wah, rejeki yang luar biasa. Selama ini bisa melihat mereka hanya dari luar pagar istana.
Rusa-rusa itu hidup liar di dalam istana, jadi agak susah didekati. Begitu melihat manusia, biasanya mereka langsung lari,” Jelas Zainal Arifin, komandan komplex yang menemani kami. Dan memang benar. Begitu saya mendekat, mereka pun menyingkir hehehe. Gpplah, foto dari jauh aja. Yang penting bisa foto dekat dengan rusa-rusa Istana Bogor ini bisa kesampaian 👍
Pokoknya, senang rasanya mendapatkan kesempatan untuk bisa masuk ke dalam istana Bogor ini. Karena biasanya istana ini terbuka untuk umum hanya pada saat-saat tertentu merujuk pada Sesuai dengan Protap Nomor 01/RTK/06/2009, tentang Pelayanan Kunjungan Masyarakat Ke Istana-Istana Presiden (Progran Istana Untuk Rakyat).
Setelah kegiatan Bupati selesai, kami pun kembali ke Jakarta. Meski sedih juga tidak sempat bertemu Pemred Radar Bogor, Nihrawati yang super duper sibuk. Next time ya Ira 🙏