LEBARAN TANPA IBU

Bapak menelpon dan kami diskusi panjang tentang perjalanan pulang lebaran kali ini. Bapak menyarankan karena awal tahun ini aku sudah dua kali pulang ke kotaku, sebaiknya aku menyiapkan diri untuk tidak pulang.

Ya Allah, tak sanggup rasanya. Meskipun begitu, aku mulai membuat rencana jika memang aku tak bisa kembali ke Sorowako untuk lebaran. Toh ini bukan kali pertama aku lebaran jauh dari keluarga.

Tapi akhirnya aku tak sanggup untuk tidak pulang. Last minutes, aku membeli tiket pesawat dan aku menghubungi adikku untuk bantu komunikasi dengan pihak bus.

Alhamdulillah, aku bisa dapat tiket GA 640 Jakarta-Makassar. Kontak bus Sinar Muda Makassar juga mengkonfirmasi seat Makassar-Sorowako. Akupun berangkat dengan bismillah.

Tiba di rumah membuatku semakin merindukan ibu. Biasanya ibu akan menyambutku dengan senyumnya yang terindah. Tapi tidak ada lagi senyumnya yang merekah. Bahkan tidak ada lagi aroma masakan khas racikan ibu jelang lebaran meski saat tiba, saudara perempuanku susy dan beberapa teman sedang sibuk di dapur.

Banyak kebiasaan jelang lebaran yang sudah tidak kurasakan lagi. Sungguh, kepergian ibu sangat terasa di hari raya ini. Bukan hanya masakannya, penataan hingga keistimewaan Idul Fitri dalam sentuhan ibu pun sudah tidak ada lagi.

Hingga tiba saat lebaran. Kami sholat Idul Fitri 1444 H di mesjid Al-Ikhwan. Hujan cukup alot mengguyur hingga sesaat sebelum sholat Idul Fitri dilaksanakan. Walhasil kami hanya bisa sholat di pelataran mesjid. Alhamdulillah, banyak yang pulang mudik rupanya, sehingga mesjid yang besarpun tidak cukup menampung jamaah.

Lebaran pertama tanpa ibu rasanya sedih sekali. Meski kawan dan kerabat tetap berkumpul di rumah seperti biasa. Tapi tetap saja hampa tanpa ibu.

Sehat-sehat semua kesayangan ❤️

MEDAN DALAM TUGAS

Ada rasa sesak saat mendengar namaku masuk dalam tim yang akan berangkat ke Medan. Sesaat, kenangan lama kembali seolah nyata di pelupuk mata. Perlahan kutanamkan dalam hati, aku akan baik+baik saja.

Bismillah, menggunakan pesawat GA 186, aku meninggalkan Jakarta menuju Bandara Kuala Namu Medan. Penerbangan ditempuh sekitar dua jam lebih sedikit. Alhamdulillah cuaca bagus sehingga penerbangan lancar.

Tiba di Kuala Namu, Medan, rombongan kami telah ditunggu oleh sopir yang mengantarkan kami ke hotel Grand Mercure. Setelah check in, aku langsung ke kamar dan istirahat hingga tiba waktu berbuka puasa.

Wah, keren banget sahur di tepi kolam renang. Aish, suasananya nyaman, bikin betah duduk lama-lama. Sampai akhirnya masuk waktu imsak san sholat subuh. Lanjut Dami, Fredi dan diriku berangkat ke Kuala Tanjung sebagai tim surveyor Medan untuk pengambilan data dan informasi layanan P3G Kuala Tanjung, Medan.

Sahur di tepi kolam renang

4 jam perjalanan subuh membuatku melihat pergerakan matahari terbit di sepanjang perjalanan menuju Kuala Tanjung. Mashaallah, sungguh indah ciptaanMu ya Allah.

Menembus gelap

Matahari sudah tinggi saat kami tiba di Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sunatera Utara. Setelah mendengar penjelasan satpam pelabuhan, kami pun bergeser dan berkunjung ke kantor Camat Sae Suka Medan. Bertemu dengan Camat Sae Suka, kami pun berdiskusi singkat sebelum berkunjung ke kantor syahbandar Kuala Tanjung dan melakukan kunjungan lapangan.

Di kantor Syahbandar Kuala Tanjung kami berdiskusi dengan beberapa pejabat Syahbandar Kuala Tanjung. Kemudian kami diajak melakukan kunjungan lapangan ke area pelabuhan Kuala Tanjung guna melihat aktivitas pelabuhan termasuk di wilayah operasional Inalum (Indonesia Asahan Alumunium).

Setelah itu kami juga berkunjung ke kantor layanan Bea Cukai Kuala Tanjung sebelum kembali ke kota Medan untuk mempresentasikan hasil kunjungan lapangan.

Alhamdulillah perjalanan lancar sehingga kami bisa tiba selamat di kota Medan. Setelah buka puasa dan istirahat sejenak, kami melakukan briefing dan persiapan paparan Bapak Deputi terkait hasil temuan lapangan di P3G Lam Reh Kabupaten Aceh Besar, P3G Kuala Langsa Provinsi Aceh dan P3G Kuala Tanjung Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara sebagaimana data temuan kunjungan tim surveyor.

Hari pertemuan pun tiba. Namun hatiku berdebar begitu kencang. Aku sudah berusaha mempersiapkan diri untuk tugas MC yang diberikan. Namun tetap saja, rasa khawatir dan deg-degan tidak bisa kuhilangkan dengan mudah. Hingga akhirnya tugas aku laksanakan dan berjalan dengan baik, alhamdulillah.

Rapat yang dipimpin Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP Dr. Robert Simbolon berlangsung dengan baik. Antusias dan keaktifan peserta rapat membuat dinamika ruang dialog menjadi riuh dan memperkaya informasi kondisi lapangan yang lebih dulu ditemukan tim surveyor BNPP.

Akhirnya rapat selesai dan kami bisa beristirahat juga bersiap untuk perjalanan kembali ke Jakarta. Menggunakan GA 185, kami kembali ke Jakarta pada Jumat, 14/4. Alhamdulillah.