IBU TELAH TINGGALKANKU

Ibu, kurindu dengar suaramu ibu. Kurindukan peluk kasih sayangmu. Ibu, tak terasa menetes air mataku, dalam sendiri kupanggil namamu.

Hingga usiaku dewasa, kau perlakukan ku seperti, puteri kecil dalam dekapanmu. Namun seringkali diriku, lukai hatimu ibuku, dengan kekanakan sikapku, maafkan diriku, ibu…

S’gala nasehat yang pernah kau berikan untuk ku jadikan bekal jalani hidup. Kata2mu yang indah ajari diriku tuk tegar berdiri jalani hidup

Semua, menjadi tuntunan, menjadikan ku mandiri. Ibu…

Lagu ini kembali terngiang karena hari ini aku melihat jenazah ibu yang ditimbun tanah dan aku hanya bisa melihat semua prosesnya dalam duka yang tak bertepi. Ibu telah meninggalkan ku.

Meski aku berusaha kuat, namun kepergian ibu memberikan luka yang sangat dalam. Ibu telah meninggalkanku sendiri.

Bu, entah aku bisa kuat atau tidak, tapi kepergianmu merupakan ujian bagiku. Selama ini ibu adalah temanku berbagi meski kadang kita tak sepakat namun semua nasehat2 ibu selalu benar. Apa yang ibu katakan selalu menambah khasanah wawasanku tentang hidup dan kehidupan.

Sekarang, pada siapa aku bisa berbagi kegelisahanku bu? Siapa yang akan mendengar aku bercerita tanpa menghakimiku? Meski kadang aku salah dalam berfikir dan bertindak, namun ibu selalu membantuku melihat dari perspektif yang lain, dari pengalaman ibu semasa hidup. Tentu aku banyak mengambil pelajaran dari ibu.

Makammu belum kering, tapi rinduku sungguh tak terbendung. Al-Fatihah ibuku, semoga Allah SWT menempatkanmu di surgaNya.

Aamiim ya rabbil alaamiin

LABUAN BAJO STORY

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hi, ketemu lagi dengan Sulvi di Trip to Labuan Bajo. Kaget juga saat dimintain KTP untuk beli tiket. Ini adalah Perjalanan Dinas pertamaku setelah pindah tugas ke BNPP. Singkatan dari Badan Nasional Pengelola Perbatasan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Perjalanan Dinas kali ini, selain memberikan ku tambahan pengetahuan tentang pengelolaan perbatasan Indonesia dengan negara-negara tetangga, aku juga berkesempatan mengunjungi beberapa tempat-tempat wisata di Labuan bajo, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Seperti pepatah, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Sekali perjalanan dinas, tujuan dinasnya terpenuhi, jalan-jalannya juga dapat donk ya hehehhe.

Tanggal 6 Maret 2023 pagi, aku menuju Bandara Soekarno Hatta menggunakan kereta api dari Stasiun Manggarai menuju Bandara international Soekarno Hatta. Setelah bergabung bersama kawan-kawan lain, kami meninggalkan Jakarta menuju Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur menggunakan Batik Air ID 6522.

Alhamdulillah, menempuh sekitar 2 jam an  perjalanan ini tanpa kendala, kami tiba di Labuan Bajo dengan selamat. Setelah semua naik ke mobil jemputan, kami langsung menuju Hotel Jayakarta. Labuan Bajo terletak di ujung paling barat pulau Flores, merupakan satu dari 9 desa di kecamatan komodo, kabupaten Manggarai Barat,Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Setelah tiba di hotel dan istirahat, malam harinya kami menikmati hidangan makan malam dan menyambut seluruh peserta rapat yang mulai berdatangan. kemudian dilanjutkan dengan briefing dan gladi resik persiapan acara.

Secara padat, tanggal 7-8 Maret, kegiatan peserta diisi rapat kerja dengan materi-materi rapat yang sangat berbobot dan memberikan wawasan, pengentahuan serta kesempatan bertukar pikiran antara para peserta dengan pemateri.

Labuan Bajo terkenal dengan Taman Wisata Nasional Pulau Komodonya yang termasuk dalam World Heritage UNESCO. Sehingga pada tanggal 9 Maret, beberapa peserta rapat memutuskan untuk berkeliling menikmati keindahan Nusa Tenggara Timur ini termasuk diriku.

Menggunakan kapal D Four 2, kami berkeliling perairan Flores. Pertama-tema kami meninggalkan Pelabuhan Labuan Bajo menuju Pulau Padar. kami diajak menikmati spot foto yang menjadi latar uang Rp. 50.000,- di Pulau Padar. Ada 5 stasiun peristirahatan untuk mencapai puncak Pulau Padar yang setiap peristirahatan menjadi spot foto dengan pemandangan yang berbeda.

Selanjutnya perjalanan ke pantai Pink. Menurut beberapa sumber, warna pink pantainya berasal dari hewan yang berukuran mikroskopis bernama Foramifera. Hewan inilah yang memberikan pigmen merah pada koral. Koral-koral tersebut kemudian terbawa gelombang menuju pasir lalu hancur menjadi pasir pantai.

Puas bermain di pantai pasir pink kami melanjutkan perjalanan ke pulau Komodo. Ada sekitar 1.500 ekor komodo hidup di Pulau ini. Wah, baru beberapa meter kami melangkah di pulau ini, seekor komodo telah menunggu dengan santai di tepi pantai. Mashaallah, ukurannya benar-benar besar. Tak lama kemudian seekor komodo bergabung bersama kami. Sungguh indah ciptaan Allah SWT ini. Dari yang biasa melihat cicak, kadal, biawak dan buaya, akhirnya bisa melihat komodo dengan ukuran yang sangat besar. Menurut Tour Guide yang kami temui, seekor komodo bisa mencapai panjang 3 meter dengan bobot berat 160kg. Untuk 3 komodo yang saya temui kira-kira memiliki panjang di kisaran 2m-2,5m per ekornya.

Setelah puas berkeliling, akhirnya kami kembali ke kapal dan santap siang sebelum lanjut ke Manta Point untuk berenang bersama ikan Pari. Lalu kami singgah sejenak di Pasir Timbul Taka Makassar dan menikmati keindahan dalam laut di pulau Kanawa. Pulau yang terkenal dengan spot snorkeling untuk melihat keindahan di dalam lautnya. Benar saja, saat berenang, saya bertemu dengan beraneka ragam jenis ikan yang cantik dan unik.

Puas seharian menikmati keindahan untaian pulau-pulau beserta pemandangan sekitarnya, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Hingga kami meninggalkan NTT pada tanggal 10 Maret menggunakan GA 0453 menuju Jakarta. Ada banyak kisah yang kami temukan di pulau cantik ini. Semoga senantiasa terjaga dan memberikan manfaat pada setiap orang yang menikmatinya.

Semoga menginspirasi perjalanan kamu nanti dan sampai jumpa di kisah perjalanan saya selanjutnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Show quoted text