Dapat perintah kerjaan saat jadwal sosial padat itu rasanya gimanaaa gitu. Sedih, penat, bahagia, semua bersatu rasa nano-nano.
Gimana tidak, H-1 prosesi inti Luwu Royal Wedding, harus berangkat ke Makassar lanjut ke Padang. Andaikata bisa memilih, pengennya sih setelah acara selesai baru berangkat. Tapi yang namanya kerjaan, dikerjakan jadi duit, dilepas jadi kehilangan duit. Semoga duit tidak menjadi Tuhan bagiku. 😆😆
Tapi ternyata sedihku berubah menjadi senyum lebar, saat aku melihat foto-foto kesuksesan Pernikahan Putri Paduka datu Luwu, Andi Kartika Mackulau dan Ahmad Thayyib di group pernikahan Ngka juga pada wall teman-teman di facebook. Alhamdulillah…
Kemeriahan Pesta Pernikahaan Putri Paduka Datu Luwu, Andi Kartika Mackulau juga dihadiri Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Ani Yudhoyono, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Raja2 se Nusantara dan sulsel, nampak hadir Somba Gowa Andi Maddusila, dan kerabat Tana Luwu di dalam dan luar negeri dari berbagai kalangan.
* * * * *
Syukur alhamdulillah juga kurasakan karena hasil pertemuan sangat baik dengan penandatanganan kontrak sesuai kesepakatan mufakat. Yeiii, meskipun melewati diskusi yang alot. ;););)
Menikmati perjalanan juga membawa kehabagiaan. Apalagi, bisa menikmati buah durian dengan teknik yang berbeda. Di kampungku, makan durian hanya buahnya saja. Di Padang, buah durian dimakan dengan ketan, baik itu ketan putih dengan bentuk nasi biasa seperti yang aku coba di Ganting Padang.
Sedikit berbeda saat aku makan durian di Kota Baru Padang Panjang. Karena ketan putihnya dimasak di dalam bambu yang kalau dikampungku disebut “pa’peong”. Setelah jadi peong, maka durian dimakan dengan peong yang dicelup ke dalam tapai ketan hitam.
Meskipun beberapa kali tertimpa bencana Gempa, Padang tetap bersinar. Pertama kali aku ke Padang setelah Gempa Padang 2009. Saat itu aku mendapat tugas menyampaikan hasil donasi masyarakat Sorowako dan digunakan untuk membangun sebuah puskesmas plus di kabupaten Agam.
Memang banyak sekali perbaikan yang telah dilakukan di Padang. Bahkan banyak bangunan-bangunan baru didirikan. Kebanyakan merupakan museum. Aku sempat berkunjung ke pantai Padang, Tugu Merpati Perdamaian, museum Gempa Padang 2009 yang terletak di Museum Adityawarman,Tugu Gempa Padang 2009, Museum Rumah kelahiran bung Hatta Wakil Presiden Indonesia Pertama
Selain itu, keindahan alam juga terukir dengan banyaknya tujuan-tujuan wisata yang telah ditata dengan baik, seperti pantai Padang, Air terjun Lembah Anai, Janjang Seribu Great Wall of Koto Gadang, atau Tangga seribu yang sering disebut tembok Cinanya Sumbar, juga ada Lobang Jepang, Jam Gadang Bukit Tinggi, Danau Singkarak, Lembah Hijau Green Canyon ala Sumatera Barat (Sumbar), Benteng Fort de Cock yang menjadi bukti sejarah jejak Perang Paderi. Juga terlihat pada Istano Basa Pagaruyung, Kota Batusangkar.
Akh… masih banyak tempat yang belum sempat ku kunjungi sedangkan waktu kembali ke Jakarta telah tiba. Puskesmas Agam yang juga ingin kukunjungi juga tidak cukup waktu.
Tapi perjalanan 2 hari kemarin sungguh meninggalkan kesan yang luar biasa.
Yang penting.. dah berpose laiknya Bundo Kanduang dengan pakaian gadis minang. Luar biasa…
la_vie