Sedikit rasa sedih menyelimuti saat mendapat informasi pertunjukan I La Galigo karya Sutradara dunia Robert Wilson yang akan dilangsungkan di Jakarta pada 3, 5, 6, 7 Juli 2019. Bukan hanya harga tiket pertunjukannya yang bikin kliyeng-kliyeng tetapi lebih-lebih harga tiket pesawat PP Makassar-Jakarta yang tidak turun-turun.

Namun ternyata Allah SWT berkehendak lain. Tugas membawaku ke Jakarta dengan menjadi bagian dari tim Luwu Timur untuk Apkasi Expo 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta 3-5 Juli 2019.

Bukan hanya menjadi bagian dari tim pameran, ternyata tugas protokol pun harus dilaksanakan berhubung Bupati Luwu Timur Muhammad Thorig Husler juga berkenan hadir pada pembukaan Apkasi Expo 2019 dan mengikuti Rapat Pengurus Apkasi setelah pembukaan Expo pada 3 Juli 2019.

Malam harinya, orang nomor satu di Bumi Batara Guru ini berkenan menyaksikan pertunjukan I La Galigo di Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta.

Berhubung tiket yang disiapkan Kadis Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga Luwu Timur hanya 4, maka loby-loby pun dilakukan untuk bisa mendampingi Bapak sampai ke ruangan. Apalagi kamera DSLR tidak diperkenankan dibawa masuk ke dalam ruang pertunjukan. Padahal tugas kami yang utama adalah mendokumentasikan kegiatan pimpinan, dan moment langka seperti ini sangatlah penting untuk didokumentasikan.

Alhamdulillah, akhirnya kami diperkenankan masuk ke dalam ruangan pertunjukan bahkan boleh membawa kamera. Bukan itu saja, berhubung banyak kursi kosong, kami pun bisa duduk dan alhamdulillah menyaksikan pertunjukan spektakuler ini yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Muh Jusuf Kalla dan ibu Mufidah JK.

Namun, hati ini tak dapat menerima begitu lama konsep menonton tanpa karcis. Setelah melewati beberapa scene dengan penuh rasa kagum dan terhipnotis dengan setiap langkah dan gerak yang dilakukan, saya memutuskan untuk keluar dari ruang pertunjukan. Ternyata ada TV yang disiapkan dan bisa menyaksikan pertunjukannya kembali.

Eh, diluar malah bisa bertemu dan berbincang dengan Sri Muliani, Technical Advisor Ciputra Artpreneur. Kami pun berbincang-bincang tentang pertunjukan ini dan Sri menyatakan kekagumannya akan kisah dari Tana Luwu ini sehingga berusaha meyakinkan manajemen Ciputra agar pertunjukan ini dapat dilaksanakan di Ciputra Artpreneur sebagai sumbangsih pelestarian budaya Indonesia.

Teringat statement seorang kawan, “lakukan saja pekerjaan yang diberikan dengan ikhlas dan tulus. Akan banyak hal-hal positif yang akan terjadi bahkan yang tidak terduga sekalipun”.

Benar saja.. akhirnya TUGAS membawaku bertemu I La Galigo. Tidak hanya bersama Bupati Luwu Timur pada 3/7, juga menemani Datu Luwu XL La Maradang Mackulau Opu To Bau dan Opu Datu Lina Widyastuti Wahyuningsih pada 5/7.

Beruntungnya lagi karena kami tiba lebih awal, sehingga saat menemani Datu Luwu XL masuk ke dalam ruang teater, kami bisa berkenalan dengan salah satu Co-Director pertunjukan spektakuler ini, Charles Chemin dan berbincang sejenak tentang pertunjukan ini. Kehadiran Datu Luwu XL rupanya cukup mengejutkan Charles dan sangat menyayangkan karena tidak sempat bertemu Robert Wilson yang telah kembali ke Amerika Serikat usai pertunjukan tanggal 3/7.

Alhamdulillah…. kebahagiaanku tidak berhenti disini saja.. karena saya bisa bertemu salah satu koreografer andalan Makassar kak Ida El Bahra yang juga menyaksikan pertunjukan ini.

Dan rupanyaaaa.. adik cantikku Fitrya Ali Imran merupakan pemeran tokoh We Tenriabeng dalam pertunjukan ini 😍😍😍 aishhh bahagianya.
Benar-benar sebuah anugerah yang membuatku semakin bersyukur dapat bertemu dengan orang-orang yang hebat dan mengambil pelajaran daripadanya. Setiap langkah yang tertuang dalam lembar-lembar memori memberiku pelajaran bahwa apapun bisa terjadi dengan izin Allah SWT.
Catatan kecil, Jakarta 4 Juli 2019