Allah di Kalbuku

Pada suatu kesempatan, di tengah danau Towuti, aku melipat mukenah yang baru selesai kugunakan usai menunaikan sholat ashar. Kala itu aku mengikuti tim Towuti Drilling Project yang melakukan penelitian iklim dengan subject endapan lumpur danau Towuti.

Diyakini, bahwa endapan lumpur yang tersimpan di dasar danau Towuti, dapat bercerita tentang perubahan iklim hingga 60juta tahun lamanya. Endapan itu sendiri tampak seperti layer atau lapisan menyerupai buku dengan lembaran-lembaran halamannya. 

Ketertarikan akan lapisan-lapisan ini yang membuat kami penduduk lokal juga bertanya-tanya, mengapa para peneliti asing tertarik untuk datang ke kampung kami, bahkan dengan rangkaian peralatan yang sangat wah, bahkan membutuhkan crane yang paling besar untuk mengangkatnya.

Alhasil, dengan ketertarikanku pun, aku mem-volunteer-kan diri untuk ikut bersama-sama menyaksikan langsung kegiatan penelitian ini. Begitupun hari itu saat tim peneliti berusaha mengambil endapan lumpur dengan sebuah alat.

Baru saja kulipat mukenahku, aku mendengar teguran dari salah satu peneliti. “Sulvi, shalat itu seperti break ya. Di tengah pekerjaan, kalian berhenti dan membasuh wajah kalian, tentu rasanya segar sekali. Apalagi ditengah cuaca dan teriknya matahari.”

Kalimat itu tidak salah. Di melihat posisi sholat sesuai dengan kacamata akal pikiran semata. Padahal sholat itu memiliki makna yang sangat dalam. 

Dalam sholat, kita meminta, memohon dengan doa, agar segala aktivitas kita mendapat perlindungan, mendapat ijin, ridha dan kehendak. 

“Tidakkah Allah Maha Melihat diriku? Hasbunallahu wanikmal wakil. Cukuplah Allah bagiku. Sungguh Ia adalah sebaik-baik penolong.

Allah SWT telah berfirman: “Ingatlah diri-Ku supaya Aku pun akab mengingatmu.”

Dalam firmaNya yang lain “jikalau para hamba-Ku bertanya kepadamu tentang diri-Ku maka katakanlah bahwa Aku lebih dekat dengan mereka. Bilamana mereka berdoa, maka Aku pun akan mengabulkannya. Oleh karena itu, berimanlah mereka kepada-Ku dan tunaikanlah panggilan-Ku. Semoga mereka mendapati jalan yang benar.”

Hakikat doa adalah meminta untuk kebaikan hidup di dunia dan di akhirat, kebaikan untuk diri sendiri dan seluruh umat manusia. 

Kekuatan doa dan pengaruhnya pada stres bahkan menjadi dasar penelitian di RS. San Fransisco kepada 393 penderita penyakit jantung. Dari penelitian itu, 150 pasien mengalami kesembuhan lebih cepat karena selalu didoakan. Begitupun hasil yang diperoleh Dr. Mehmet OZ dari Universitas Cornell. Dari 750 penderita gangguan jantung, pasien yang cepat sembuh adalah yang sering berdoa.

Seorang ilmuwan Harvard bernama dr. Herbert Benson bahkan menghabiskan 30 tahun melakukan penelitian memgenai pengaruh doa terhadap fisiologi manusia. Dari hasil peneleitiannya dia mendapatkan bukti bahwa doa dapat menghilanhkan stres, menenangkan jiwa dan mempercepat kesembuhan. dr. Benson juga mendapatu adanya pergerakan aktif dalam otak dari foto MR saat seseorang sedang berdoa.

Intinya, sholat senantiasa akan mengingatkan kita kepada sang pencipta, sang Khalik, Pemilik langit dan bumi. Sholat merupakan wadah komunikasi langsung kita kepada Allah. Tempat kita meminta dan memohon pertolongan kepada Allah, SWT. Sehingga, alangkah meruginya orang-orang yang tidak sholat. Merugilah orang-orang yang tidak mengingat Allah di kalbunya.

Pohon Tua 

Niatnya mencari lokasi berkuda, ternyata begitu tiba, kami tak beruntung. “Jalanannya sedang proses betonisasi” ucap seorang bapak di pos ronda menjawab pertanyaan kami.”Cari jalan lain saja mba, lurus saja, nanti belok kiri. Tidak lama setelah itu belok kiri lagi, itu jalan masuk. Tapi mungkin tutup mba” lanjutnya menjelaskan.

Setelah mengucapkan terima kasih, kami pun berlalu. Tapi rasa penasaran membuat Rinie, Wie dan dirikupun melanjutkan pencarian, menelusuri jalan yang disebutkan oleh si Bapak di pos ronda.

Walhasil, akupun membelokkan mobil ke sebuah jalan kecil. Wah…. Yang terpampang di hadapan kami adalah sebuah potret hutan dengan kayu-kayu besar dan tua yang ternyata berusia hingga ratusan tahun.

Hujan pun turun, menemani perjalanan kami. Kami berhenti pada jalanan yang semakin rusak, setelah berbalik, kami pun mengetahui bahwa jalanan itu tidak mengarah ke tempat yang kami tuju. 

Hujan yang tercurah dari langit menambah efek semakin mendramatisir suasana siang itu. Rintik hujan yang semakin deras, ternyata tak mampu menahan keinginan kami untuk mengabadikan suasana dan keindahan yang tercipta.

Akhirnya kami bertemu pak Heri yang bercerita tentang usaha keluarga yang telah dirintis Abah Ubay sejak tahun 60-an. Usaha yang sebelumnya dimulai di Rawa Belong ini, mendapat kerjasama dengan Graha Bintaro sehingga mereka memilih pindah dan mendapatkan lahan sekitar 3000 meter.

Kami bahkan diperlihatkan sebuah pohon yang berusia lebih dari 100 tahun dengan nilai jual diatas Rp. 200jt. Dari tekstur saja sudah berbeda, begitupun warna dan guratan pada dasar pohon tua itu. wah… Saya jadi penasaran siapakah gerangan yanh akan membeli pohon ini, yang menurut pak Heri, kisaran harga pohon-pohon tua yang di jual di harga 7jt – 200an juta. Ihhhhhh kebayang deh.. pasti pembelinya kolektor atau penyayang pepohonan tua yakkkk hehehhehe.

Namun yang tak ketinggalan, kami pun mengambil kesempatan berpose di antara pohon-pohon tua yang ada di lokasi itu. Fantastik…

Meskipun tak bertemu kuda yang kami cari, setidaknya perjalanan kami tidak sia-sia. Kami mememukan alternatif menikmati turunnya hujan yang awet. Xoxo

Kegelisahan Hati

Entah mengapa

Gelisah ini semakin menyiksaku

Kata demi kata yang kubaca

Terasa semakin menyesakkan dada
Gemuruh keraguan menenggelamkanku

Kerapuhan semakin menyiksaku

Akankah ketakutan ini akan selalu

Menyelimutiku
Setiap mereka hanya peduli

Dirinya, kelompoknya, kekuasannya

Sedang aku terdiam disini

Memilih untuk berdiam tak menyapa
Kuharap duka negeriku

Tidak akan lagi meneteskan air mata

Ibu pertiwi

Karena Tuhan tidak akan diam

Saat nista menjadi aksi atas firman-Nya
@ampera, 22.11.2016

Maaf Ku Tak Bisa Bantu

Handphoneku berdering. Melihat nama penelpon yang tertera di layar membuatku berfikir untuk segera mengangkatnya. Tentu ada hal yang  urgent hingga ia menelponku. 

“Anakku harus masuk rumah sakit. Jika saat ini aku mengurus  Prudential apakah bisa aku gunakan segera untuk pengobatan anakku, karena sekarang harus dirawat di rumah sakit?” Tanyanya dengan nada kecemasan.

“Siapa sakit mba?”tanyaku ingin tahu.

“Dede”, jawabnya.

Ya Allah… Pikirku dalam hati, ku sangat ingin membantu, sayangnya, saat ini ku tak bisa bantu apa-apa selain doa.

                                * * * * *

Sesaat kulihat ada missedcall di hp ku. Ada apa orang rumah menelponku. Ku-dial nomor kontak kembali, dan kudapatkan informasi yang membuatku freezing.

“Kak, anakku kecelakaan. Tadi dia tertabrak motor.”,jelas suara di seberang.

“Astaghfirullah, bagaimana kejadiannya?”, tanyaku khawatir.

Cerita itupun mengalir dan membuatku sangat terpukul. Terbayang polis Prudential yang lapsed atas nama kemenakanku. 

“Ya Allah, berikan kekuatanMu… Aku tak bisa bantu selain doa untuk keselamatannya”, pekikku dalam hati.

                              * * * * *

“Ping!”

Lampu notifikasi bbm ku menyala, rupanya ada colekan dari kawan yang juga calon nasabahku.

“Kak, tabungan yang kakak buatkan sepertinya terlalu besar. Aku dapat informasi, bisa menabung Rp. 300.000,- saja.” isi pesan yang kuterima.

Panjang lebar ku menjelaskan, selalu ada jawaban agar nilai premi bulanan yang kami sepakati bisa diturunkan ke nilai yang lebih kecil. 

Sekali lagi, aku minta maaf, ku tak bisa bantu. Jika dengan nilai itu, asuransi lain mungkin bisa membantu, tetapi karena aku memikirkan masa depannya, maaf, aku tak bisa membantu.

                          * * * * *

Tak banyak yang bisa memahami kesedihan yang aku rasakan, saat tak bisa membantu mereka yang aku sayangi. Aku hanya bisa berteriak dalam hatiku, “apa guna aku berada di sekitar mereka yang membutuhkan bantuanku di saat-saat seperti itu?”

Memiliki asuransi lebih sering dianggap sebagai pemborosan, hanya sekedar membuang-buang uang, tidak berguna sama sekali. Lebih baik uangnya ditabung, dibelikan aset, diinvestasikan di beragam metode investasi.

Tapi bagaimana meyakinkan mereka, bahwa semua itu bisa mereka lakukan setelah kebutuhan asuransi mereka terpenuhi. Terutama kesehatan, kecelakaan dan jiwa. 

Kenapa asuransi menjadi kebutuhan? Karena asuransi adalah proteksi atau perlindungan yang tidak nampak secara fisik. Fungsinya sama dengan life jacket atau parasut di pesawat terbang, sama dengan payung atau jas hujan, sama dengan fire extinguisher atau tabung pemadam kebakaran, sama dengan helm saat berkendara motor atau sepeda. Sama dengan Auto Breaking System (ABS) pada mobil.

Apakah semua itu dibutuhkan saat kita beraktifitas? TIDAK adalah jawabannya. Tapi saat dibutuhkan, kita bisa menggunakannya karena telah tersedia. Karena kalau tidak ada, tidak akan ada artinya lagi saat resiko hidup kita hadapi.

Sama seperti kejadian 1, kejadian 2 dan kejadian 3 diatas. Pertimbangan yang berlebih untuk kepemilikan asuransi akan sangat berdampak pada kondisi finansial kita saat kondisi kritis itu terjadi. Tak peduli berapapun banyak uang, aset dan segala yang kita miliki, biaya kesehatan tidak pernah murah.

Tak banyak yang bisa memahami kesedihanku, saat aku tak dapat membantu mereka yang aku sayangi. Padahal ada sebuah produk bagus yang aku mengerti yang dapat membantu kerugian finansial mereka saat kondisi kritis terjadi pada diri mereka.

Tak banyak yang bisa memahami kesedihanku, saat aku tak bisa memaksakan mereka membeli produk asuransi. Aku memahami kondisi ekonomi mereka, memahami kecemasan mereka, meskipun asuransi itu dapat meringankan beban mereka dari kondisi kritis.

Tak banyak yang bisa memahami, betapa sedih diriku, saat aku hanya bisa memanjatkan doa untuk kesembuhan mereka, membawakan buah tangan dan menemani mereka melewati waktu, dan memberikan semangat, saat aku tahu ada produk hoki Two in One  yang dapat mereka angsur untuk masa pemanfaatan yang panjang secara maksimal.

Sekali lagi maaf, aku tak bisa bantu, saat kondisi itu menimpamu, dan kau tak memiliki proteksi apa-apa pada dirimu. Namun dengan segala keterbatasanku, hanya satu harapku, saat usiamu masih produktif, kalau betul kau menyayangi keluargamu, milikilah proteksi kesehatan, kecelakaan dan jiwa yang akan sangat membantu saat kondisi kritis menimpamu dan berdampak pada kondisi financial keluargamu.

*Catatan 19112016 saat aku sedih tak dapat membantu lebih selain doa demi kesembuhan mereka yang aku sayang dan keluarga harus bergumul dengan kondisi financial karena tidak memiliki proteksi kesehatan… 😢😢😢

Jogya Ngangenin

Part 1-

Pulang ke kotamu – ada setangkup haru dalam rindu – masih seperti dulu – tiap sudut menyapaku bersahabat – penuh selaksa makna….. (Kla Project)

Lagu itu kembali terngiang, saat menjejakkan kaki kembali ke kota yang ngangenin ini. Pesawat GA 214 telah membawaku kembali ke Jogyakarta. Dan hebohnya, bertemu adek cantik Ismi Azis dengan seragam pramugarinya dalam perjalanan dari Cengkareng Jakarta menuju Jogyakarta.

Tidak menyangka akan kembali ke Jogyakarta dalam rangka tugas. Usai menyelesaikan urusan sertifikat asrama, aku berfikir suatu saat akan kembali ke kota ini untuk berlibur saja. Karena 3 tahun bukan waktu yang singkat untuk bolak balik menyelesaikan tugas di kota ini. Tapi nasib berkehendak lain, rupanya masih bertemu kota ini dalam rangka tugas.

Usai meninjau asrama putera puteri Langkanae Luwu Timur Sulawesi Selatan dan melakukan beberapa koordinasi, lima orang mahasiswa pun menemaniku menuju hutan pinus Jogyakarta. Impianku untuk ber- hammock di tengah hutan pinus pun menjadi kenyataan.

Meskipun saat kami tiba, gelap mulai menyapa, namun aroma pinus dan pemandangan malam kota Jogyakarta tanpa hujan menjadi hal yang luar biasa. 

Sungguh kota yang luar biasa, membuatku selalu rindu untuk kembali ke kota ini. 

Can’t wait to see what to explore tomorrow 😉😉😉

Selfreminder #1

​Wahai orang-orang beriman, mohon perhatikan firman Allah ini :
وَاِذَا رَاَيْتَ الَّذِيْنَ يَخُوْضُوْنَ فِيْۤ اٰيٰتِنَا فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِهٖ    ؕ  وَاِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطٰنُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرٰى مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ

“Apabila engkau (Muhammad) melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Dan jika setan benar-benar menjadikan engkau lupa (akan larangan ini), setelah ingat kembali janganlah engkau duduk bersama orang-orang yang zalim.”

(QS. Al-An’am: Ayat 68)
وَمَا عَلَى الَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ  مِنْ حِسَابِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ وَّلٰـكِنْ ذِكْرٰى لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

“Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas (dosa-dosa) mereka; tetapi (berkewajiban) mengingatkan agar mereka (juga) bertakwa.”

(QS. Al-An’am: Ayat 69)
ذَرْنِيْ وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيْدًا  

“Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya,”

(QS. Al-Muddassir: Ayat 11)

API NERAKA HARAM UNTUK MEREKA

​*ADA EMPAT ORANG YANG HARAM TERSENTUH API NERAKA. YAITU :*
ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻌُﻮﺩٍ، ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ،ﻗَﺎﻝَ : ﺃَﻻَ ﺃُﺧْﺒِﺮُﻛُﻢْ ﺑِﻤَﻦْ ﺗُﺤَﺮَّﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ؟ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ : ﺑَﻠَﻰ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﻫَﻴِّﻦ ٍ، ﻟَﻴِّﻦٍ ، ﻗَﺮِﻳﺐ ٍ، ﺳَﻬْﻞٍ . 
Artinya: 
Nabi Saw bersabda, _”Maukah kalian aku tunjukkan orang yang haram (tersentuh api) neraka?”_
 Jawab para sahabat, “Iya, wahai Rasulallah!”. 
Beliau menjawab, 

_”(Haram tersentuh api neraka) yaitu orang yang *Hayyin*, *Layyin*, *Qorib*, dan *Sahl*._
1. *Hayyin*

Orang yang memiliki ketenangan dan keteduhan, dzahir maupun batin. Tidak labil, *tidak kagetan*, tidak grusah-grusuh dalam segala hal, tetapi justtu penuh pertimbangan dan bijak. Tidak gampangan memaki, menghujat, mendemo, ngamukan, apalagi sampai *mengafirkan* dan *menerakakan*.
2. *Layyin* 

Orang yang lembut dan kalem, baik dalam bertutur-kata atau berbuat. Tidak kasar, bermain cantik sesuai aturan, tidak semaunya sendiri, segalanya tertata rapi. Tidak memaksakan pendapat tetapi justru mentoleransi orang yang berbeda pendapat.
3. *Qorib*

Bahasa jawanya *gati*, yakni akrab, ramah diajak bicara, menyenangkan orang yang diajak bicara. Tidak acuh tak acuh, tidak cuek-bebek, tidak suka berpaling. Biasanya murah senyum jika bertemu dan wajahnya berseri-seri dan sedap dipandang.
4. *Sahl*

Orang yang gampangan, tidak mempersulit sesuatu. Pandai bersolusi terhadap setiap masalah. Tidak suka berbelit-belit, tidak menyusahkan, dan tidak membuat orang lain lari dan menghindar.
Keempat karakter tersebut di aras memiliki makna yang mirip, sama, dan saling melengkapi dalam bingkai *Akhlakul karimah*.
Semoga bermanfaat dan maslahat dan keimanan dan ketaqwaan kita terus istiqomah dan bertambah.
*Aamiin Yaa Robbal … Aalaamiiin….* :)👍🙏🙏
*والله اعلم بالصواب…..*
*بارك الله في حياتكم….*