Sambungan dari… Jelajah Singapore 2017
#Day1
Berbekalkan SGD 18, dini hari kami tiba di Petronas Matchap dengan menggunakan Qistna Express bus dengan rute Singapore menuju Kuala Lumpur. Sedikit was was saat kami melalui imigrasi, teringat kasus Dwi saat tiba di bandara Singapore. Tapi alhamdulillah, semua baik-baik saja dan lancar baik ketika kami melalui imigrasi Singapore juga ketika masuk ke imigrasi Malaysia.
Kalau kita naik bus menyeberang Singapore – Malaysia, maka semua bus akan singgah di Woodlands Checkpoint. Disini, semua penumpang bus harus turun dari bus cukup membawa Passport untuk melakukan check out keluar dari Singapore. Nah, yang penting jangan lupa bus yang dinaiki, karena kita tidak menurunkan barang, jadi kebanyakan penumpang akan berlarian takut ditinggal bus hehhehe. Kecuali yang memang berganti bus.
Berhubung kita memang menaiki bus tujuan Kuala Lumpur, maka, kami tidak perlu menurunkan barang di Woodlands checkpoint. Kami hanya harus membawa pssport dan tiket pesawat kembali ke Indonesia. Setelah melalui proses imigrasi yang cukup singkat, kami kembali ke bus dan meneruskan perjalanan ke Johor Bahru dengan jarak tempuh sekitat 15 menit. Disinilah kami melakukan check in imigrasi masuk ke Malaysia, sedikit rempong karena harus membawa semua barang bawaan dan melewati antrian yang panjang.
Alhamdulillah, semua berjalan lancar hingga akhirnya kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke Matchap. Usai proses imigrasi memasuki Malaysia, saya justru tidak bisa tidur seperti sebelumnya. Sampai akhirnya kami tiba di terminal besar Larkin. Terjadi perubahan rencana, ketika kami diminta turun dari bus dan diminta untuk berganti bus. Awalnya sedikit mengkhawatirkan, apalagi kami cewek bertiga di dini hari, di terminal besar pulak hahahaha.
Namun ternyata kekhawatiran kami berlebihan karena kami segera mendapatkan bus pengganti. Bus ini bus tingkat. Namun sedikit kesal, karena kami harus menaikkan bagasi sendiri, tanpa bantuan dari sopir maupun kenek bus hehhehe… tempat bagasinya di lantai 2 bus, jadi lebih tinggi dari tempat bagasi bus biasanya. Mungkin juga karena kebiasaan dibantu kenek bus kalau di Indonesia, jadinya manja deh. Lalu kami masuk ke bus dan menunggu bus berangkat.
Akhirnya kami tiba di Petronas Matchap. Begitu turun, saya baru paham bahwa yang dimaksud petronas itu adalah pertamina kalau di Indonesia hehehe, saya pikir awalnya kami akan disinggahkan di resting area yang di Malaysia disebut RnR (Rehat dan Rawat). Ternyata Petronasnya tidak jauh dari RnR Matchap.
Setelah memberitahu Dato Baha yang menjemput kami, sebuah mobil Harrier hitam berhenti di depan kami. Subhanallah, ternyata kami dijemput langsung oleh Dato Baha panggilan singkat untuk Dato Seri Dr.Tengku Daeng BahaIsmail bin Tengku Daeng H. Ahmad Alhaj ditemani istrinya ibu Ratih Safitri. Kami pun menuju rumah Dato Baha, alhamdulillah diberi pula kami tempat untuk beristirahat. Tidak banyak aktivitas sebelum kami akhirnya terlelap setelah seharian beraktivitas di Singapore sebelum melanjutkan perjalanan ke Malaysia.
#Day2
Menghirup udara segar di hari yang indah, subhanallah sungguh “Fabi’ayyi ala’i rabbikuma tukazziban : maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Bangun pagi, menyaksikan pemandangan di depan mata sungguh luar biasa. Saya tidak lupa, pertama kali berkunjung ke kediaman Dato Baha adalah ketika saya mengikuti kunjungan Muhibah Datu Luwu XL, H. Andi Maradang Mackulau Opu To Bau medio 2016. Kunjungan waktu itu dilakukan di malam hari, dan hari ini saya bisa menyaksikan bangunan ini kembali di waktu siang, sedikit berbeda namun tidak menghilangkan kesan kemegahannya.
Tidak berapa lama, kami diajak ibu Ratih untuk sarapan pagi, sebelum melanjutkan petualangan hari ini menuju Kuala Lumpur. Namun, sebelum berangkat, tuan rumah mengizinkan kami untuk melihat koleksi pribadinya. Kamipun diajak berkeliling dan mendapatkan penjelasan. Dato Baha merupakan zuriat langsung keturunan dari Opu Daeng Marewah, satu dari bersaudara Lima Opu Daeng.
Dari zuriat Opu Daeng Marewah inilah pertalian darah Bugis menyatukan Dato Baha dengan kerajaan Luwu. Dalam pencarian silsilah keluarga inilah, Dato Baha bahkan berkunjung ke Kedatuan Luwu dan memperat kembali benang merah kekeluargaan yang sempat terurai. Dan kunjungan itu mendapat balasan dari Datu Luwu XL, Andi Maradang Mackulau Opu to Bau yang melakukan perjalanan muhibah di semenanjung Melayu pertengahan tahun 2016 lalu.
Usai melihat-lihat koleksi pribadi Dato Baha, maka kami pun berangkat menuju Kuala Lumpur. Namun sebelum itu, kami diajak untuk singgah dan menikmati nasi briyani Gam yang terkenal di Batupahat Johor lalu melanjutkan perjalanan ke Melaka.
Perjalanan ke Melaka kami tempuh kurang lebih 3 jam melewati perkampungan. Suasananya asri dan tertata rapi. Begitu tiba, kami langsung menuju pusat kota. Subhanallah, bangunan tua bersejarah terpampang di hadapan kami. Benarlah, kota ini merupakan kota warisan dunia oleh UNESCO.
Meskipun tak lama, kami sempat berfoto di depan museum, di depan Gedung Proklamasi kemerdekaan melaka, benteng pertahanan Portugis Porta de Santiago atau kerap disebut gerbang benteng A famosa. Juga di depan replika Istana Kesultanan Melaka.
Usai berkeliling, Dato Baha membawa kami berkeliling memasuki pusat kota Melaka, dimana tampak bangunan-bangunan dicat merah. Yang akhirnya kami mendapat penjelasan bahwa daerah dengan cat merah itu adalah bangunan Belanda sebagai ciri khas kota Melaka. Lalu berakhir di depan Gereja Tua Malaka dengan pemandangan Tugu Queen Victoria Fountain atau air mancur Ratu Victoria.
Saat memasuki waktu Dzuhur, kami pun beranjak menuju Mesjid Selat Melaka. Subhanallah, di bawah terik matahari, mesjid ini berada di tepi laut, mengingatkanku akan mesjid terapung di Makassar.
Perjalananpun berlanjut ke pusat kota baru Putera Jaya. Kali ini kami melewati tol besar. Semoat singgah di RnR Seremban dan menikmati kacang tanah yang 4 kali lipat besarnya dari kacang tanah di Indonesia hehehe. Besar dan montok seperti yang makan hehehehhe.
Begitu tiba di pusat kota Putera Jaya, mata saya tak berhenti berkedip. Subhanallah, saya mengagumi siapapun yang merencanakan pembangunan kota ini. Kantor Pemerintahan Perdana Menteri Malaysia berada di tengah, dengan bangunan-bangunan pemerintahan yang megah di kanan kiri jalan, belum lagi mesjid Putera dengan perpaduan Persia Melayu dengan warna lembut.
Lanjut, akhirnya kami tiba di Kuala Lumpur, tepatnya di Istana Sultan. Bangunan megah yang berhiaskan kuning sebagai simbol kekuasaan.
Meski terik, kami tetap menikmati perjalanan itu. Apalagi tuan rumah sudah menerima kami dengan baik. Mengantarkan kami untuk melihat-lihat, memberikan penjelasan, mengabadikan gaya-gaya kami yang acakadul sampai kami tiba di Kuala Lumpur menjelang Isya.
Malam tidak menjadikan petualangan hari ini berakhir. Setelah check in di City Comfort Hotel, kami hanya diberi waktu sejam untuk bersih-bersih. Setelah itu kami dibawa ke Hokkaido Seafood untuk santap malam. Dato Baha pun mengajak putera puterinya santap malam bersama kami, Bob, Hana dan Arif.
Setelah itu kami ke twin tower sebelum akhirnya kembali ke hotel untuk istirahat.
#Day3
Bangun pagi, kami sarapan. Hari ini resmi petualangan kami sendiri, karena Dato Baha dan istri ada kegiatan lain setelah seharian kemarin menemani kami keliling-keliling. Sebenarnya sih, tidak banyak tempat yang ingin kami kunjungi selain berburu barang-barang pesanan hehehhe. Secara, hari ini waktu kami juga tidak banyak sebelum bersiap-siap ke bandara Kuala Lumpur.
Setelah sarapan, kami check out dari hotel, namun tetap menitipkan koper-koper kami di lobby hotel. Setelah itu, kami menuju Jalan India karena Opu Odeng ingin mencari pernak-pernik pesta perkawinan. Secara, beliau adalah seorang wedding organizer jadi kemana-mana memang yang dicari adalah barang-barang unik atribut pernikahan.
Usai berkeliling-keliling dan mendapatkan barang-barang yang diinginkan, kami pun beranjak ke Pasar Sentral Kuala Lumpur. Wah.. pasarnya keren dan bersih, berasa di Thamrin City sih hehehe. Masih ingin lanjut, namun mengingat kami harus ke bandara, maka kami pun segera kembali ke hotel dan menuju bandara Kuala Lumpur.
Tidak panjang proses antrian saat check in maupun imigrasi di bandara Kuala Lumpur. Dengan Batik Air kami kembali ke Jakarta, Indonesia. Alhamdulillah, kami pun tiba dengan selamat. Seru rasanya jalan-jalan bertiga dalam rangka kunjungan budaya ini. Semoga ada kesempatan lain lagi, di petualangan yang baru serta cerita yang lebih seru dan heboh…
#viestory