Berdzikirlah

Berdzikirlah… Karena:

Pertama dengan berdzikir kita memohon apa apa yg terbaik bagi diri bukan meminta yang kita inginkan. Dengan demikian yang terbaik bagi diri adalah pembersihan atau ampunan.
Kedua, dengan dzikir maka diri akan dibina oleh Allah agar keakuan dapat dibunuh.
Ketiga dengan pertolonganNYA kita dapat membunuh keakuan maka kita tertolong untuk tidak silau dan tertarik pada hal hal duniawi.
Keempat dengan dzikir membersihkan hati dengan pertolonganNYA akan selalu dapat memulai aktivitas (amal niat dan tujuan) dg mengharap petunjukNYA. Atau bahkan memulai dengan petunjuk dan konfirmasiNYA.
Apabila semua yg kita lakukan (termasuk dzikir) dilakukan demi Allah semata tanpa mengharapkan keinginan duniawi maka yang kita dapatkan dan kita terima dengan ikhlas dan gembira adalah apa apa yg telah dijanjikan Allah. Bukankah janji Allah yg terbaik bagi kita adalah ampunan dan rahmatNYA?
Sumber : Kajian DIIAN

Kenali Produk Pilihanmu

Seneng banget bisa ketemu teman yang berhasil mencapai dreamnya… Menjadi pemacu pencapaian dreamku sendiri.

Wanita itu senang menjadi cantik. Bahkan kadang kala tidak peduli berapa biaya yang dikeluarkan untuk menjadi cantik. Tapi ada juga yang mau menjadi cantik karena terbuai dengan bahasa marketing sehingga tidak memperdulikan kandungan produk itu yang penting harganya murah. 

Ternyata ada beberapa hal yang perlu kita kenali saat akan membeli produk kecantikan. Beruntung aku bisa mengikuti Beauty Class yang diadakan Frida Skin Care – high performance handcrafted skincare, produk Korea yang diinisiasi oleh anak muda Indonesia – Frida.

Apa saja seh?

1. Kandungan zat phthalate atau bahan pelentur kimiawi yang banyak digunakan dalam membuat produk perawatan kulit dan produk rumah tangga. Zat ini susah dikenali secara kasat mata, karena sering disamarkan dengan nama pragrance atau pengharum. Biasa juga zat ini diganti dengan kode DEHP, BzBP, DBP, DEP, atau DMP. Kepanjangannya cari sendiri yaaa 😉. Parahnya, zat ini bersifat karsinogen atau penyebab kanker, sehingga kita harus berhati-hati.

2. Bahan pengisi yang bertujuan memadatkan kemasan seperti air yang tertulis Aqua/Water/Eau. Hal lain yang adalah bahan pengisi dari produk berbahan dasar minyak yaitu Paraffinum liquidum/Mineral Oil/Huile Minerale. Minyak dengan judul parafin atau mineral oil merupakan minyak bumi yang tidak memiliki nilai gizi bagi kulit dan dipercaya dapat menyebabkan penuaaan dini. Hal ini terjadi karena minyak ini menghambat ‘pernapasan’ kulit. Demikian pula yang berlaku dengan petroleum jelly. 

Intinya harus menghindari racun yang bersentuhan langsung dengan kulit. Karena kulit tidak memiliki filter atau saringan terhadap zat-zat yang masuk ke dalam tubuh. Apalagi jika kita bersentuhan dengan anak-anak yang kulitnya jauh lebih tipis dan lebih rentan terhadap virus dan bakteri, apalagi racun.

3. Mesti hati-hati juga dengan produk yang dalam komposisinya berisi tulisan basis cream karena pada dasarnya kita tidak tahu siapa supplier yang digunakan oleh produk itu, jadi ada ketidakjelasan didalamnya, terutama campuran-campuran yang digunakan. Karena pada dasarnya, basis cream itu terdiri dari lemak, air, emulsifier dan pengawet. Tapi campuran lain kan bisa saja dimasukkan sehingga harga jual bisa lebih murah. Allahualam

4. Perlu di cek juga apakah produk itu memiliki kandungan saliclic acid karena zat ini sangat tidak ramah untuk ibu hamil dan ibu menyusui.  

Memang agak ribet ya untuk mengecek semua komposisi produk sebelum membelinya. Yang penting harum dan harganya sesuai isi kantong bahkan kadangkala kita memilih yang paling murah. Padahal kita tidak tahu, apakah produk itu aman untuk kulit kita. Sehingga formulasi kandungan nutrisi dari tanaman botanikal ekstrak bisa menjadi salah satu pilihan untuk mendapatkan kulit yang sehat.

Beauty Class

Sedikit unik kelas kecantikan kali ini. Pertama karena yang membawakannya adalah orang yang saya kenal dan memperkenalkan produk yang menggunakan namanya sendiri – Frida.

Kedua, kehadirannya dilengkapi keluarga kecilnya, ada suami yang mendukungnya dan malaikat kecil yang menjadi inspirasinya untuk menjadikan produknya lebih baik dan aman digunakan oleh semua perempuan, baik ibu hamil maupun ibu menyusui.

Ketiga, peserta kelasnya beragam dan produk testernya digunakan pria dan wanita. Semua peserta diberikan kesempatan untuk menggunakan produk yang disiapkan dan semuanya tersenyum lebar usai menggunakannya karena ternyata produknya ringan di kulit, memberikan efek langsung seperti warna kulit yang lebih cerah serta cocok untuk semua kulit.

Keempat, ready stock product jadi ga perlu jauh-jauh order ke Korea yang harganya pake Won trus pake lama pengirimannya hehehehhe. Tapi ini limited edition loh yaaa… Begitu abis, siap-siap order langsung deh hahahhaa. Tapi yang pasti ga bakalan sulit koq…

Nah… Yang paling seru lagi… Ngeliat emaknya lagi nerangin produk andalannya, si cantik axelle lagi maenin tester seakan mengerti apa yang dijelasin si emak cantik heheheh…

So, get ready to be preety with a safe high-perfirmance handcrafted skincare… 😍😍😍

Selai Buah Dengen

Sejak kecil saya sudah mengenal buah ini. Meski saya tidak pernah mendapatkan keterangan buah ini dari aneka buah yang saya pelajari di sekolah. Tapi di kampungku, buah ini banyak kita dapatkan terutama kalau kami pergi berenang di tepi danau Matano.

Buahnya disebut DENGEN yang bahasa latinnya Dillenia Serata. Buah ini sedikit unik karena kemiripan buahnya dengan buah jeruk namun buahnya terbungkus kelopak buah yang akan terbuka sendiri laiknya bunga saat dia matang. 

Buah ini menurut beberapa referensi merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Habitat pohon buahnya adalah hutan dengan batang kayu keras dan berongga. Daun buahnya lebar dan tunggal. Permukaan daunnya berbulu kasar. Buahnya juga musiman dengan rasa masam. Bahkan menurut beberapa orang yang pernah meneliti tentang buah dengen, asam yang terkandung pada buah ini  bersifat elektrolit, artinya dapat menghantarkan listrik. 

Pohon buah dengen masih tumbuh secara liar, belum dibudidayakan. Saya ingat waktu kecil kami sering berebutan memungut buah dengen yang jatuh di tanah. Semakin kuning warna buahnya, maka semakin manis rasanya. 

Lama tidak pernah lagi merasakan buah dengen, pagi usai jodging, aku dan sahabatku Mardiani menemukan pohon dengen yang berbuah lebat dengan buah-buah yang jatuh bertebaran di bawahnya. Akhirnya kami mulai memungutnya dan berusaha mencari kantong plastik karena buahnya sangat banyak. 

Walhasil, ketika tiba di rumah baru bingung mau diapakan buah yang begitu banyak itu hehehhe. Akhirnya, iseng aku coba buat selai. Inget dulu sering lihat aunty Nadira suka buat selai strawberry sendiri. Begitupun ibuku yang setiap tahun menjelang Idul Fitri pasti membuat sendiri selai nenas sebagai isian nastar. Jadi coba-cobalah googling mencari resep membuat selai namun bahan bakunya aku ganti dengan buah dengen.

Awalnya, aku mengambil timbangan, aku putuskan untuk membuat 1 kg dulu. Setelah aku pisah-pisahkan helai buahnya, lalu aku masak dengan air secukupnya. Paling tidak, jangan sampai buah dengennya melengket di wajan. Aku memutuskan untuk tidak mengeluarkan bijinya, disamping cukup kecil dan ribet, tentu akan menjadi pemanis tekstur di selainya setelah jadi. 

Wow, amazed sendiri deh jadinya. Saat melihat buahnya mulai lumer. Lalu, aku mulai menambahkan 400gr gula pasir secara perlahan-lahan untuk memastikan gulanya akan larut. Setelah itu, aku tambahkan dua sendok makan sari jeruk nipis. Pengennya seh pakai lemon, tapi ternyata habis dan malas ke pasar hanya buat nyari 1 buah lemon. 

Aku menggunakan sendok kayu untuk mengaduknya. Ingat dulu aunty Nadira sering mengatakan kalau masak yang sifatnya pasta, sebaiknya menggunakan sendok kayu. Karena tekstur dan rasanya juga berbeda hasilnya. Hehehheh, secara, saya bukan chef jadi rasa di lidah sama saja yaaa .  Beda ma aunty Nadira yang memang jago masak hehehhe.

Aunty Nadira adalah induk semangku saat kuliah di Australia. Dulu aku paling  suka menunggu hari Jumat atau hari-hari perayaan, karena pasti dia akan memasak atau membuat kue-kue yang lezat, dan bagianku pasti ada hehhehe. Jadi kangen Aunty … 😢😢😢

Kembali ke proses pembuatan selai. Setelah semuanya tercampur, adonan mulai sticky atau mengental. Dan aku pun mencoba rasanya … Wow… So yummy… Rasa manis asam gurih… Yummmm…

Setelah menunggu agak dingin, aku pun tak sabar mencobanya di roti. Dan tadaaaa… It worked and I love it… 😍😍😍 

Jadilah selai buah dengen buatanku. Wah, ternyata tidak sesulit bayanganku. Bisa menjadi produk home industry neh…. karena dari 1kg buah dengen yang sudah dikupas, menghasilkan 2 botol selai Morin – jodohnya Roti #ngarepjadikomersil 😉😉😉

Saya sudah mencobanya… Silahkan dicoba juga yaaa…. Siapa tau memang bisa jadi produk komersil… 
#viestory

#ceritavie

Jejak 2016 Akhir

Libur telah tiba. Saatnya mengepak semua barang-barang, terutama kamera, backpack berisi kelengkapan seminggu, modem wifi yang full charge. 

Bertiga Dwi, Fatimah dan diriku pun meninggalkan Jakarta pukul 16.45 menggunakan JT 782 menuju Makassar, ibukota Sulawesi Selatan. Tiba di Makassar kami dijemput lalu diajak makan ke Pangkep, menikmati ayam goreng kampung lengkap dengan lalapannya.

Perjalanan pun dimulai. Tujuan kami adalah Toraja dengan melewati Barru, kota Pare-Pare, Sidrap, dan Enrekang. Memang perjalanan malam yang kami tempuh tidak menyisakan sedikitpun panorama selain indah lampu-lampu perbatasan.

1. Rumah Nenek di Cakke, Enrekang

Begitu tiba di Enrekang, aku sempatkan singgah di rumah kakek dan nenekku. Al-Fatihah buat mereka berdua. Meskipun yang tinggal di rumah itu sekarang adalah adik ibuku, tapi kenangan bersama kakek dan nenekku tidak akan pernah hilang. Betapa aku merindukan mereka, suara burung tekukur, goreng pisang buatan nenekku dan petuah-petuah yang dulu sering aku dengar dari mereka.

2. Lolai – Negeri diatas Awan Toraja

Rasa excited akan perjalanan ini membuatku tak merasakan capek membawa mobil. Laju mobil yang terus akhirnya membawa kami tiba saat pagi masih menyapa Toraja. Aku bertemu rombongan kakakku saat mereka sudah siap menuju Negeri Diatas Awan, sebuah kampung yang menjadi terkenal saat postingan-postingannya ditemukan bertebaran di media sosial (medsos).

Perjalanan menuju kampung Lolai cukup menguji nyali. Pendakian di jalan berbatu yang kecil dan menikung tajam memjadi tantangan tersendiri dalam perjalanan. Namun, semua itu terbayar saaat kami tiba di puncak Lolai. Kami benar-benar berada di tanah yang lebih tinggi dari awan putih yang berarak.

3. Kete Kesu Toraja

Usai berbenah dan istirahat sejenak di Heritage Hotel, petualangan di kota sejarah ini pun kami lanjutkan. kete Kesu yang letaknya tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Beberapa kali berkunjung ke tempat ini, tetap saja membuat saya terkagum-kagum dengan pelestarian budaya Toraja. 

Kete Kesu merupakan pemakaman tertua di Toraja. Memasuki lokasi ini kita akan menemukan sederetan rumah adat Toraja yang disebut Tongkonan. Tongkonan ini dijadikan rumah persinggahan sementara sebelum mayat-mayat dikuburkan. 

Masuk lebih dalam lagi, kita akan melewati hutan bambu, lalu akan bertemu dengan bangunan kayu berbentuk rumah dan gentong yang juga merupakan makam. Suasana sedikit mistis ketika memasuki wilayah pekuburan ini, apalagi kita akan melihat peti-peti mati yang diperkirakan berusia hingga ratusan tahun dengan tengkorak-tengkorak yang berserakan di atasnya. 

4. Londa Toraja

Di Toraja, mayat tidak dimakamkan di tanah melainkan pada dinding batu yang dilubangi, batang pohon-pohon besar, gua, ceruk pada tebing atau bangunan khusus untuk menaruh peti mati.

Lokasi pemakaman lain adalah Londa. Londa terletak di Desa Sandan Uai, kecamatan Sanggalangi. Kurang lebih 7 kilometer selatan kota Rantepao. Di Londa, kita melihat pemakaman di dalam gua. Untuk memasuki gua, kita bisa menggunakan jasa anak-anak muda dengan lampu petromax yang telah mereka siapkan untuk membantu para pengunjung yang ingin masuk ke dalam gua.

Sedikit seram saat memasuki gua Londa, kita akan melihat tengkorak-tengkorak yang berserakan namun tetap tertata. Ada pengaturan tinggi rendah tempat penyimpanan peti-peti mati berisi tengkorak disesuaikan dengan garis keturunan dan keluarga, meskipun harus ditumpuk.

5. Makale Toraja

Sedikit memutar ke kota Makale, kami menyempatkan singgah ke monumen Pemenang Trophy Isabella di Pasadena ‘The Winner of Isabella Coleman Trophy at Tournament of Roses, Pasadena U.S.A 1991′ sebelum kembali ke Heritage Hotel di Rantepao.

6. Hellow Tomorrow Heritage

Kembali ke Toraja Heritage Hotel, kami menanti pergantian tahun diawali dengan makan malam bersama rombongan Tonasa ditemani penampilan band Lokal Toraja, DJ Wilma dan DJ Asky di panggung Hellow Tomorrow ditutup dengan gempita kembang api yang betsahutan di seluruh Toraja. 


7. Baby Grave Toraja

Belum puas rasanya mengelilingi Toraja, kami pun belok kiri setelah jembatan mengarah ke Sangalla. Maka terpisahlah kami dari rombongan lainnya yang lebih dulu sudah menuju Makassar. Tujuan kami adalah melihat metode pemakaman lain di Toraja, yakni pekuburan bayi yang diletakkan paa pohon-pohon besar yang disebut ‘baby grave’. Nenek Isa yang memandu kami di pemakaman bayi ini bercerita bahwa pohon yang digunakan sebagai makam itu adalah pohon cempedak, seperti buah nangka namun lebih kecil dan sangat manis. “Bayi-bayi tidak dimakamkan di gua atau dinding batu, tetapi di pohon karena mereka harus dijaga.” jelasnya.


8. Makam Suaya Toraja

Lanjut dari Baby Grave kami menuju makam Suaya, pemakaman batu untuk para Raja-Raja Sangalla. 

9. Monumen Burake Toraja

Satu monumen lagi yang menjadi tujuan wisata di Makale Toraja adalah replika Yesus di puncak Burake, Makale. Cukup berliku untuk sampai di monumen ini. Jalanan yang berbatu dan tikungan tajam yang senantiasa membuat kita berhati-hati terutama saat bertemu dengan kendaraan lain dari arah berlawanan. Belum lagi begitu tiba, kita harus sabar menunggu parkiran karena pengunjung yang padat. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri anak-anak tangga hingga mencapai monumen. Huffff sungguh luar biasa perjuangan mencapai monumen Burake ini. 

Namun, segala letih segera terbayarkan saat kita mencapai monumen. Sebuah pemandangan yang luar biasa, terhampar di depan mata, sungguh suatu keagungan Ilahi.


10. Lights of Pare-Pare

Meski masih banyak objek wisata yang belum kami kunjungi, namun perjalanan tetap harus dilanjutkan. Apalagi rombongan lain sudah jauh meninggalkan kami. Jadi dengan berat hati, kami pun meninggalkan Toraja menuju Makassar. 

Dalam perjalanan melewati Enrekang, kami juga menyempatkan menyapa keluarga besar di Sudu, alhamdulillah Paman, Bibi dan keluarga semua sehat walafiat. Tetap saja, pandangan mata kami menghentikan sejenak perjalanan untuk sekedar mengabadikan moment yang kami lewati.

Begitupula saat kami tiba di Pare-Pare, rumah jabatan Walikota menjadi salah satu tempat persinggahan juga monumen cinta Habibie dan Ainun. 

11. Balla Lompoa Gowa

Rasa excited masih terasa, sehingga lelah pun tersamarkan. Meski kami tiba hampir jam 5 pagi, jam 7 kami telah bersiap menuju kota wisata Malino. Namun dalam perjalanan kami menyempatkan singgah ke Balla Lompoa atau rumah adat Gowa. 

12. Hutan Pinus Malino

Perjalanan pun berlanjut, kami akhirnya tiba di Malino. Sedikit ada hambatan di jalan, namun tidak menyurutkan semangat untuk berpetualang dengan menunggang kuda lokal di hutan pinus Malino.

Dan petualangan kami pun harus berakhir, karena Dwi dan Fatimah sudah harus kembali ke Jakarta dan aku sendiri akan melanjutkan perjalanan ke Luwu Timur.

Sampai ketemu lagi dalam perjalanan kami selanjutnya…. Happy  Reading dan Jangan Lupa Bahagiamu di tahun 2017 dan seterusnya….
#viestory

#ceritavie