Perempuan itu…

Namanya seperti nama bunga. Dia cantik namun sedikit tomboy. Ketika berbicara, dia sanggup membuat mata tertuju padanya. Entah karena berat suaranya, kelembutannya, atau kata-kata yang mengalir dari bibirnya.

Aku mengenalnya beberapa waktu lalu. Tapi kami menjadi terpisah, kami tak pernah berjumpa apalagi bercengkerama. Namun hari ini, kembali aku mendengar suaranya. Meskipun hanya lewat resonansi suara, dia kembali mengingatkanku akan untaian cerita yang terserak. Hanya karena sebuah pesan singkat yang diterima kekasihku yang tak sengaja kubaca dari jauh. “Dimanaki sayangku”. Dua kata sederhana namun membuatku bertanya kenapa ada pesan seperti itu?

Sungguh awalnya aku tak menaruh curiga, tapi ingin kubaca baik-baik sehingga aku meminta telepon selulernya. Namun kekasihku tak bersedia memberikannya sehingga aku pun berusaha merebutnya. Memang tak berapa lama, dia menyerahkan telepon genggamnya padaku. Namun ketika aku mencari pesan yang sekilas ku baca tadi, pesan itu sudah tak ada. Dia sengaja menghapusnya. Lalu aku mengecek nama pengirim pesan, dan ku lihat ada tiga nomor kontak dengan nama dasar yang sama dengan nomor berbeda. Aku tak percaya, tapi rasa penasaran membuncah dalam dadaku.

Kucoba mempertanyakan, alasan pesan itu di hapus, kekasihku yang baik pun menjelaskan itu bukan apa-apa. Hanya pesan biasa saja yang sering dikirimkan perempuan itu tapi tak pernah diindahkannya. Lalu dia mengambil kembali telepon genggamnya. Aku tak mampu berkata, hanya titik air mata yang membuatku menjauh darinya. Diapun berkata, tidak ada hubungan apapun dengan wanita itu, membuaiku dengan kata manis. Entah apa yang bisa dipercaya, aku hanya berlalu dengan sebuah rasa. Lalu aku tenggelam dalam gemerlap ibukota, meninggalkannya dalam bisu

Seperti biasa, aku tak bisa dijanji. Bertemu lagi dengan kekasihku, aku memintanya menelpon perempuan itu. Tapi dia bersikukuh tidak ada alasan menelponnya karena selama ini tidak memiliki hubungan apa-apa selain bisnis. Biasanya aku langsung percaya ucapannya, namun kali ini, semakin menimbulkan kecurigaanku atas apa yang terjadi.

Akhirnya aku meminta tolong pada seorang kawan untuk mengirimkan nomor telpon perempuan itu. Setelah menerimanya, aku minta telepon genggam kekasihku, mencari nama perempuan itu dan benar semua nomor teleponnya telah hilang, dihapus. Wow, semakin besar rasa penasaranku, akhirnya aku coba menekan nomor telpon yang diberikan kawanku, walhasil nama perempuan itu memang tidak muncul lagi, tapi berganti dengan nama perempuan lain.

Lalu aku bertanya siapa nama perempuan baru itu. Dia menjelaskan bahwa itu masih keluarga, anak saudara di kampung. Mungkin dia berharap aku percaya dan dia merebut telepon selularnya dari tanganku. Dengan mantap ku telpon perempuan itu dengan teleponku sendiri. Dia menjawab dan bertanya kenapa aku menanyainya, apakah aku istrinya? Dia pun menutup telponku.

Sungguh luar biasa permainanmu kekasihku sayang. Kebohongan yang nyata yang kau ungkapkan sendiri di hadapanku. Kalau memang tidak ada hubungan yang khusus, hanya bentuk ungkapan sayang biasa, kenapa pesan singkat itu harus kau hapus di hadapanku, sementara jelas-jelas aku baca di depanmu.

Kenapa pula harus kau hapus nomor kontakmu itu, parahnya kau ganti dengan nama perempuan lain di handphonemu. Sungguh luar biasa caramu membohongiku kekasihku. Meski demikian, kau tetap berusaha membuatku percaya bahwa kau mencintaiku, menyayangiku. Untuk apa kekasihku?

Tidak kah kau sadar betapa aku justru sangat ingin lepas darimu, apalagi dengan kelakuanmu yang seperti ini. Jangan kau pikir laki-laki itu hanya dirimu saja.

Aku memang menyesal telah mengenalmu kekasihku. Namun penyesalan yang paling dalam yang aku rasakan bukanlah karena telah membukakan hatiku padamu setelah melalui bermacam kondisi. Tapi, karena selama ini aku terlalu bodoh. Aku hanya media yang kau gunakan untuk menutupi hubunganmu dengan wanita itu di keluargamu. Sehingga akulah yang mendapatkan teror dari keluargamu selama ini. 

Memang Allah SWT yang Maha Tahu atas segalanya. Inilah jawaban mengapa selama ini hatiku tak pernah bisa menerimamu sepenuhnya. Inilah jawaban mengapa begitu berat aku menerima pinanganmu. Perempuan itu telah datang dan memperlihatkan wujud aslinya di depanku. Perempuan menikah itu, yang selama ini telah menjadi pahlawan di keluargamu, yang telah membuatku menjadi cibiran dimana-mana.

Sungguh luar biasa perlakuanmu kekasihku. Tapi aku berserah padaNya. Tak ada sehelaipun daun akan jatuh tanpa sepengetahuanNya. Apalagi semua yang terjadi padaku. Mungkin ini cara Allah SWT mengajarkanku tentang kehidupan. Aku yang telah berusaha menerimamu, berusaha menerima takdirku untuk melanjutkan hidup bersamamu, ternyata Allah SWT pula yang telah memperlihatkan cerita sesungguhnya kepadaku.

Allah SWT adalah pemilik segalanya, penggerak apa yang di kehendakiNya. Aku hanya insan biasa yang tiada daya dan upaya tanpa pertolongan bimbinganNya. Alhamdulillah jawaban itu telah kutemukan, dan aku siap menyongsong tahun yang baru dengan semangat dan hatiku yang berbinar. Dan untukmu kekasihku sayang, buku ini telah aku tutup dengan hamdalah.
الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن 

#perempuanitu #resolusi2016

la_vie

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s