LA PANANRANG

Day 47 – LA PANANRANG

Aku selalu percaya, kalau niat baik, inshaallah akan diberikan petunjuk. Sesungguhnya Allah SWT yang mengatur seluruh cerita kehidupan yang kita alami. Setelah melalui beberapa waktu, akhirnya aku mendapatkan jawaban tentang bullyan dan perdebatan yang cukup menyesakkan dada.

Sebenarnya jengah juga karena seolah-olah aku salah, memberikan nama Tanjung Husler. Padahal penjelasanku dari awal, bahwa kesana di ajak untuk mengambil gambar, dan nama itulah yang disebutkan padaku. Eh, rupanya menjadi bahan bullyan padahal maksudku menceritakan kecantikan Tanjung itu, lengkap dengan beberapa foto lokasi dan foto-foto yang menampakkan suasana liburan disana.

Akhirnya, aku mendapat penjelasan lengkap dari Pembina lingkungan kanda Madras Ambasong tentang kerancuan nama tanjung yang disebutkan. Ini bermula ketika almarhum Thorig Husler, yang saat itu adalah Bupati Luwu Timur menyelam dan menikmati keindahan alam disana, kemudian berseloroh dan meminta pendapat bagaimana jika namanya disematkan pada Tanjung kecil di ujung Pelabuhan Waru-Waru. “besok lusa bisa diceritakan bahwa satu waktu ada orang Jerman yang bernama Husler pernah menyelam disini” kenang Madras.

Dari semuanya, yang paling menjelaskan kerancuan nama ini, saat kanda Madras menjelaskan bahwa tempat yang kami datangi pun bukanlah Tanjung Husler, bukan Parasulu juga bukan tanjung Pagara. Tapi tepatnya La Pananrang. “Tempat itu dulunya lokasi lodging/penebangan kayu, kemudian saya bayar orang untuk bersihkan sehingga memperlihatkan kecantikan alamnya yang perlu dijaga dan dipelihara untuk kepentingan bersama.”

Ada jejak yang ditinggalkan kanda Madras disana; bale-bale untuk istirahat, dapur umum, bahkan meja yang kami gunakan untuk foto-foto semua disiapkan secara mandiri untuk digunakan oleh siapapun sepanjang dibayar dengan Cinta, menjaga lingkungan tanjung dengan tidak melakukan aktivitas yang merusak laut.”

.

.

@cahyadi_takariawan

Credit Foto pribadi

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis

TANJUNG PARASULU

Day 46 – TANJUNG PARASULU

“Tabe bu, bisaki dengan kameramenta ikut teman-teman DLH ke Tanjung Parasulu untuk ambil gambar disana?”

 

Pucuk dicinta ulampun tiba, sejak saya dibully di medsos gara-gara berceloteh tentang Tanjung Husler, saya memang ingin kesini. Rupanya lokasi yang pernah saya datangi dan ditunjukkan sebagai Tanjung Husler, berbeda dengan lokasi rumah apung Nanggala Tanjung Parasulu, meskipun berdekatan. Tapi saya akhirnya jadi tahu bahwa lokasi itu dikenal dengan sebutan La Pananrang, mengingatkan kisah Sawerigading dalam cerita I lagaligo.

 

Awalnya biasa saja. Malah bagi saya ini adalah teluk bukan tanjung karena menjorok ke daratan bukan ke laut. Tapi kemudian saya mulai mendapat penjelasan tentang aktivitas yang terjadi di Tanjung Parasulu. Mashaallah, tiada yang lain selain ucapan syukur bahwa Luwu Timur memiliki seorang tokoh pemerhati lingkungan seperti Madras Ambasong. Tokoh muda yang menjadikan hobbynya sebagai sumber inspirasi mengembalikan ekosistem terumbu karang yang sudah punah menjadi titik pertumbuhan baru ramah lingkungan.

 

“Fasilitas Rumah Apung Naggala ini saya gratiskan untuk nelayan dan tamu yang datang. Bayarannya hanya dengan CINTA, menjaga Tanjung Parasulu dari tindakan pengrusakan. Apalagi Tanjung Parasulu merupakan benteng terakhir pertahanan Teluk Bone” Jelas Madras kepada kami.

 

Sejak 2010, banyak kegiatan sudah dilakukan seperti pelepasan penyu yang ditangkap nelayan bahkan membuatnya merogoh kocek, karena penyu memakan karang tua sehingga memungkinkan tumbuhnya karang baru. Transplantasi Terumbu karang, Penanaman bakau dan kelapa di pesisir pantai serta mengajarkan nelayan untuk menyelam, sehingga dapat melihat dampak dari perbuatan mereka terhadap laut danmenjadikan mereka cinta akan laut, sehingga bersama-sama mengembalikan Tanjung Parasulu sebagai kampung ikan.

 

Sayapun menikmati snorkeling dan diving di Tanjung Parasulu ini. Berenang bersama ikan ekor kuning serta ribuan ikan teri serta melihat terumbu karang baru yang tumbuh sebalum kembali ke Pos Angkatan Laut Lampia. Memang pantas kalau kanda Madras diusulkan untuk menerima penghargaan Kalpataru 2022 kategori Pembina.

.

.

@cahyadi_takariawan

Credit Foto pribadi

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis

13 Angka Sial

Day 45 – 13 Angka Sial

Lelah tubuh ini saat kembali dari tanjung Parasulu. Dalam perjalanan kembali ke Malili, kami berdiskusi tentang tata letak sebuah jalan yang memberikan pengalaman naas bagi beberapa orang yang pernah melaluinya.

“Dulu juga ada mobil Pemda nomor 13 yang pernah kecelakaan di tempat ini. Menurutnya angka di mobil itu sial, makanya merrka kecelakaan” Jelas teman yang mengendara mobil yang kami tumpangi.

Akhirnya kami pun membahas kenapa angka 13 dikatakan angka sial. Beragam cerita pun kita diskusikan, mulai dari bangsa Eropa yang melambangkan angka 13 sebagai bentuk ketidakharmonisan, bencana, kematian, kehancuran, kutukan, pengkhianatan, kontradiksi, dan non-pemenuhan. Sedangkan di Asia Barat, 13 adalah jumlah dunia bawah, jumlah yang menghancurkan tatanan kosmik.

Bahkan para arsitek menghilangkan angka 13 pada gedung-gedung perkantoran. Baik itu lantai gedung, nomor gedung bahkan lorong. Meski bagi mitologi Norse, Aztek, Tibet dan Mongolia, angka 13 justru dianggap baik, positif dan bersifat ketuhanan. Namun bagi kaum Sumeria Kuno, khususnya kalangan matematikawan atau ahli angka menganggap bahwa angka 12 merupakan angka sempurna. Sehingga berdampak ketidaksukaan pada angka 13. Lebih-lebih ketika angka 13 yang disimbolkan pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus Kristus sesaat sebelum penyaliban.

Tidak bisa dipungkiri, meskipun zaman sudah maju, namun masih banyak kalangan yang mempercayai mitos-mitos tersebut. Semua penjelasan itu sangatlah rasional sampai kemudian kami diberikan sebuah kisah yang berbeda dan membuat saya betul-betul berfikir, apakah ini nyata atau mitos.

“ini adalah filosofi Babi. Yang mana induk babi memiliki 12 putting susu, namun Babi memiliki kemampuan melahirkan hingga 13 anak babi. Sehingga bayi babi ke-13 dianggap kesialan karena tidak bisa mendapatkan puting susu ibunya.,” sambungnya.

Kamipun tertawa, tapi iya juga sih ya.. Babi kan sekali melahirkan bisa 11-13 anak bayi. Allahu alam bissawab.

.

.

@cahyadi_takariawan

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis

PERNIKAHAN DINI

Day 44 – PERNIKAHAN DINI

Hari ini aku menemani adik sepupuku mendaftarkan gugatan cerai pada suaminya di kantor Pengadilan Agama. Cukup lama kami menunggu, karena antrian yang panjang. Namun aku menjadi bertanya-tanya, apakah karena emansipasi wanita hingga hamper semua kasus hari ini dilaporkan oleh perempuan-perempuan muda dan cantik-cantik.

Tidak lama, datanglah seorang ibu dengan sepasang anak remaja.

“Ada yang bisa kami bantu bu?” tanya petugas penerima laporan.

“Iye bu, saya  mau menikahkan anak saya.”

“anaknya masih dibawah umur ya bu?” tanya petugas itu menegaskan.

“iya bu, keduanya masih di bawah umur.” Jawab ibu itu menjelaskan.

“Wah, kalau keduanya masih di bawah umur, apa tidak bisa ditunda sampai cukup dewasa bu? Kita lihatmi ini beberapa ibu-ibu muda datang untuk meminta perceraian dengan suaminya.

“Apa na sudah tidak bisa mi pisah ini anak berdua bu. Tidak mau mi nendengarkan nasihat orang tua. Keduanya sudah minta menikah.” Jelas itu lagi.

“Baik bu, kalau sudah tidak bisa dinasehati. Anak ibu yang laki-laki atau perempuan bu? Tanya petugas itu lagi.

“Yang laki-laki bu. Yang perempuan sudah yatim piatu. Pernihakan ini juga akan membantu kehidupannya nanti,” jelas sang ibu bangga.

Banyak pertanyaan detail yang dipertanyakan olelh petugas Kantor Kementerian Agama kepada mereka yang datang dengan segala keluh kesanya. Saya hanya diam memperhatikan meereka yang dengan sabar memberikan nasehat-nasehat untuk memperbaiki hubungan sebelum mengambil keputusan berpisah. Menyiapkan segala bukti-bukti yang diperlukan sebelum masuk ke ruang persidangan. Memberikan masukan akan dampak dari pernikahan dini.

Yang pasti, para petugas itu mencoba untuk memberikan penjelasan bahwa pernikahan dini bukanlah pernikahan yang diharapkan terjadi, melainkan pernikahan yang dilaksanakan karena kedua belah pihak telah sama-sama mengerti.

.

.

@cahyadi_takariawan

Credit Foto Pribadi

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis

BERJUMPA LAGI

Day 43 – BERJUMPA LAGI

 

Malam semakin larut. Segera aku mengirimkan pesan untuk menjemputku. Aku juga berbegas untuk merapikan diriku. Malam ini aku akan bertemu sahabat lama. Setelah jemputan tiba, aku langsung menuju tempat acara untuk melihat kesiapannya.

Alhamdulillah, saat tiba, gladi baru mau dimulali, sehingga aku bisa menyaksikan segala persiapan. Sayang sekali, perangkat acara belum lengkap, tapi setidak-tidaknya sudah ada gambaran kegiatan besok yang akan dilaksanakan. Satu persatu dibenahi, hingga menjadi kesiapan untuk kesuksesan acara.

Rombongan tamu sudah memasuki Luwu Timur, sehingga aku minta diantar ke rumah jabatan. Setiba disana, aku menemui beberapa rekan yang sudah lebih dulu standbye. Kami lalu bercerita sambil menunggu, eh, terkenang dengan kisah-kisah terkait tamu yang akan datang.

Sebelumnya, aku sempat panik, gara-gara oleh-oleh yang kupersiapkan untuk kawanku bercampur dengan titipan kegiatan lain. Untung semua bisa diatur, seingga aku bisa mendapatkan titipanku kembali.

Alhamdulillah, rombongan tiba dengan selamat. Betapa bahagianya, bertemu kembali dengan adik kesayangan setelah sekitan tahun baru kembali ke Luwu Timur. Beginilah nasib kita-kita yang bekerja di sekitar pimpinan, sebisa mungkin bertemu dalam tugas. Seperti kami saat ini. Pelukan hangat dan ungkapan bahagia membuncah menambah seru suasana malam yang sudah lewat tengah malam.

Aku sungguh merasa bersyukur, meski hanya sebentar, namun kami dapat bertemu. Karena setelah pagi menjelang, kami disibukkan dengan kegiatan yang berbeda, sehingga tidak dapat berjumpa sebelum temanku ini mengikuti pimpinannya meninggalkan Luwu Timur. Subhanallah.. hanya bisa mengucapkan selamat jalan lewat telefon dan saling mendoakan semoga selalu sehat dan terus sukses dengan kegiatan masing-masing.

.

.

@cahyadi_takariawan

Credit Foto dari humas Gowa

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis

TERSADAR

Day 42 – TERSADAR

Perlahan tangannya bergerak, pertanda dia sudah mulai bangun. Matanya mulai terbuka. Dia seolah mencari dan berusaha memahami situasi di sekelilingnya. Dia masih berada di kamarnya. Entah berapa lama dia tertidur, tapi dia melihat lembaran-lembaran di hadapannya telah menjadi abu. Api yang membakarnya pun telah padam.

Dia kembali terisak. Merintih. “Ibu, sakit rasanya dada ini,”serunya perlahan.

Kepalanya masih berdenyut, rasanya sakit sekali. Matanya bengkak. Lembaran tissue bertebaran di hadapannya. Sebuah kilatan cahaya mengalihkan pandangannya, rupayanya pisau kecil itu masih berada di sampingnya. Dia kembali mengingat perbuatan bodoh yan  hampir saja dilakukannya.

“Astaghfirullah, Ya Allah., ampuni aku.” Rintihnya tertahan. “Terima kasih Engkau masih menyelamatkan aku dari perbuatan dosa yang membuatku tidak akan bisa mencium bau surgaMu, apalagi memasuki dan menikmatinya.

Air matanya kembali berlinang. Segala pikiran berkecamuk dalam kepalanya. Rasa malu, rasa takut, rasa marah, rasa cemburu, namun dari segalanya rasa bersalah dan pertanyaan “mengapa” membuatnya tak mampu berfikir jernih.

Andai saja dia tidak menerima kiriman foto hanya berupa kata-kata, mungkin dia tetap tidak akan peduli seperti biasanya. Tapi sebuah gambar memiliki dampak yang luar biasa baginya. Hampir saja dia bertindakk bodoh seperti orang tanpa iman.

Terdengar suara penceramah tidak jauh dari tempat tinggalnya. “Boleh jadi kamu  membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS. Al Baqarah: 216)

“Akh, biarlah menjadi ketetapanNya. Lebih baik aku mengetahuinya sekarang daripada nanti dan aku benar-benar tidak akan mampu menerima ketetapanNya.

.

.

@cahyadi_takariawan

Foto dari internet

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis

PESAN YANG MEMBAHAGIAKAN

Day 41 – PESAN YANG MEMBAHAGIAKAN

 

Aishhh, hari ini aku bagai melayang ke angkasa. Bahagiaku tak terkira. Sebuah pesan dari kemenakanku yang cantik membuat hariku terasa begitu kaya akan cinta.

“Aunty Cumpi. Emoji menangis. Mau ka ke Makassar nanti malam.” Laporannya padaku.

“Iye nak, wah, mau liburan ya? Tanyaku padanya.

“Hati-hati di jalan yaa, selamat bersenang-senang,” lanjutku lagi.

“Bukan liburan, di suruh dan terpaksa,” jawabnya lagi.

Weits, aku jadi penasaran, “heh, maksudnya? Koq disuruh dan terpaksa? Ada apa?” tanyaku, lupa kalau yang mengirimkan ku pesan adalah seorang anak perempuan kecil.

Wah, rupanya, karena sedang mengikuti kelas pembelajaran online, kemudian tante sekaligus pengasuhnya harus berangkat ke Makassar, maka dia diminta ikut tantenya ke Makassar dan dia takut naik Bus.

Akhirnya aku berusaha memberikan kesan yang asyik saat kita naik bus, kursinya besar dan bisa jadi tempat tidur, bisa main game, bisa lihat jalanan yang dilalui. Dan aku memintanya berjanji untuk menuliskan surat untukku setiap hari. Menceritakan apa yang dilakukannya dalam bentuk tulisan. Baru-baru ini aku menemukan kemampuan kemenakan ku ini dalam bidang menulis. Dia sudah memiliki bakat itu, tinggal diarahkan untuk mulai membiasakan diri menulis.

Tapi dari semuanya, aku menemukan cinta yang tulus. Meski jarak tinggal kami hanya satu jam dengan berkendara mobil, kesibukan membuat jarak itu semakin jauh. Sehingga hanya moment-moment saat mereka main ke rumah neneknya barulah kami bisa bertemu. Namun belakangan ini, kami menjadi begitu sering bercanda, bahkan aku tidak menyangka dia akan berbagi perasaannya pagi ini.

Semoga harimu selalu bahagia nak, bertumbuh dalam kecerdasan dan barakka. Aunty doakan, menjadi anak yang sehat, anak yang kuat, anak yang mandiri dan menjadi kebanggaan untuk semua yang mencintaimu, juga aunty.

.

.

@cahyadi_takariawan

Foto dari internet

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis

UJIAN SEORANG HAMBA

Day 40 – UJIAN SEORANG HAMBA

Sesaat aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Seorang sahabat yang selama ini kukenal begitu mandiri, begitu bersemangat, kini harus terbaring lemah di ranjangnya. Dalam ketidakberdayaannya, dia harus menerima sebuah perubahan yang begitu drastis pada dirinya. Sakit yang membuatnya meninggalkan segala aktivitas yang selama ini dilakoninya. 

Kanker Otak, itu penyakit yang divoniskan dokter padanya. Aku hanya bisa menangis dan berdoa memohonkan kesembuhan untuk sakitnya itu. Betapa tidak, penyakit ini merupakan jaringan abnormal yang tumbuh di otaknya. Tumbuh dan menyebar begitu cepat hingga akhirnya mengganggu sel glial atau sel pendukung sistem saraf. Menyebabkan penderitanya menjadi pikun, sakit kepala, berhalusinasi bahkan dapat merubah kepribadian.

Memang selama beberapa tahun terakhir, dia sering mengeluh migraine dan vertigo, sakit kepala. Namun biasanya, setelah minum obat dan istirahat, dia akan merasa baikan. Tapi tidak seperti itu yang terjadi padanya medio Januari lalu. Saat itu vertigo dan migrainnya kambuh, lalu muntah hingga akhirnya drop sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Sungguh sudah menjadi ketetapan Allah SWT, semoga sahabatku dapat melalui cobaan yang diterimanya dengan ikhlas sehingga menjadi penggugur dosa. “Tidaklah menimpa seorang mukmin satu kepayahan pun, tidak pula sakit yang terus menerus, tidak pula kecemasan, kesedihan, gangguan, dan tidak pula kesusahan sampai-sampai duri yang menusuknya, kecuali dengan semua itu Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

.

@cahyadi_takariawan

Foto dari internet

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis

BALAS BUDI

Day 39 – BALAS BUDI

BALAS BUDI

“Dasar tidak tahu malu. Sudah dibantu, tidak tahu balas budi!”

Waduh, saya jadi terdiam mendengar kata-kata ini. Saya paham sekali arti balas budi, sebagaimana telah diajarkan kakek nenek dan orang tua saya. Bahkan Kakek saya almarhum pernah meminta kami untuk tidak pernah meminta balas budi pada siapapun yang kami bantu, dan meminta agar tidak berhutang budi pada siapapun.

Tapi bisakah kita tidak berhutang budi pada siapapun? Setiap hari kita mendapat bantuan dari orang lain di sekitar kita. Ketika mereka tersenyum, maka kita juga harus tersenyum. Karena itulah kebaikan. Karena saya percaya bahwa ada dua bentuk cara membalas perlakukan orang lain kepada kita, pertama dalam bentuk positif dengan menunjukkan rasa terima kasih. Kedua dalam bentuk negatif sehingga menjadi dendam dan dalam pepatahnya “utang nyawa dibayar nyawa”.

Kembali pada suara keras yang saya dengarkan tentang statemen tidak tahu balas budi. Sungguh saya sangat terperanjat. Karena saya juga menyadari bahwa balas budi itu diberikan dalam bentuk kebaikan. Saya tentu akan membalas kebaikan orang pada saya dengan sebuah perbuatan baik untuk suatu kondisi kebaikan. Namun ketika saya diminta membalas budi untuk membantu orang yang pernah membantu saya untuk suatu ketidakadilan, maka apakah saya harus membantunya? Apakah pantas saya disebut tidak tahu balas budi?

Bahkan Rasulullah memberi contoh, “wa wajadaka ‘ailan fa afhna – dan dia mendapatimuu sebagai orang yang kekurangan, lalu dia memberikan kecukupan, maka itu lah penjelasan balas budi. Bukan untuk mendukung suatu bentuk ketidak adilan sehingga menjadikan saya menjadi orang yang tidak tahu balas budi. IKHLAS, yaaa mungkin dia lupa dengan kata Ikhlas.

.

.

@cahyadi_takariawan

Foto dari internet

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis

PANCASILA

Day 38 – PANCASILA

Hariku sedang dipenuhi dengan Pancasila. Masih tergambar jelas penjelasan Pancasila dan UUD 1945 dari kunjungan rombongan Mahkamah Konstitusi, kini kudengarkan Irmanputra Sidin, Advokat Sulsel yang berbicara tentang konsep Ketuhanan dalam Pancasila.

Pernyataannya senada dengan  penyampaian Yang Mulia Hakim Mahkamah Konstitusi Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H., M.H dalam ceramah kuncinya pada Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Nilai-Nilai Pancasila dan UUD 1945 di aula Rujab Bupati Luwu Timur, 25 Februari 2022. Yang membedakan negara kita dengan negara lain adalah dasar negara Ketuhanan Yang Maha Esa. Indonesia adalah negara religius – religious welfare state. Nilai Ketuhanan yang menjadi sumber etika dan spiritualitas dalam kehidupan dan bernegara. Artinya, seluruh pemikiran, tindakan dan perilaku baik penyelenggara negara maupun warga negara, dipancari oleh sinar Ketuhanan.

Bahkan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman menyebutkan bahwa Pancasila sejalan dengan ajaran Islam. “Sejatinya merupakan ijtihad dari para tokoh muslim ketika perjuangan kemerdekaan. Bahkan, banyak tokoh dan cendikiawan yang menyatakan Pancasila merupakan hadiah terbesar dari umat Islam dan tokoh Islam bagi Republik ini. Kita tentu masih ingat akan sejarah pembentukan Pancasila, yang semula bernama Piagam Jakarta. Ketika itu pada sila pertama berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya yang kemudian diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta menghormati agama dan kepercayaan warga negara Indonesia lainnya.”

Namun, mengapa justru Islam kemudian ditempatkan sebagai musuh Pancasila? Mengapa praktek beragama menjadi alasan pertikaian dan permusuhan? Tidakkah harusnya menjadi renungan kita bersama bahwa ini adalah upaya memecah belah bangsa kita? Sebuah perang ideologi yang menggiring kita untuk saling curiga dan tidak peraya satu sama lain. Bagaimana upaya para pendahulu kita mengedepankan “Bhineka Tunggal Ika” sebagai bingkai kebersamaan, penyatu perbedaan dan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, falsafah dan pedoman hidup kita di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga menjadi bahan perenungan kita bersama.

.

.

@cahyadi_takariawan

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis