Exploring NTT Bag. 1
Minggu pagi (22/10) aku menerima sebuah pesan whatsapp yang berisi rencana perjalanan ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak bergabung di Badan Nasional Pengelola Perbatasan Republik Indonesia (BNPP-RI) sudah beberapa kali mendapatkan penugasan yang tiba-tiba. Sepertinya sudah mulai terbiasa dengan jadwal dadakan 🤭.

Sambil menunggu konfirmasi keberangkatan, aku mulai memikirkan apa saja yang harus aku siapkan dan bawa dalam perjalanan ini. Banyak yang harus dipertimbangkan. Berapa banyak pakaian yang aku butuhkan, pakaian apa saja yang akan digunakan, sepatu, make up, aksesoris terutama ID Card kantor, perlukah bawa laptop atau tidak.
Jujur saja, meski sering bepergian, tetapi tetap saja aku suka bingung sendiri kalau ada perjalanan dadakan. Karena tidak punya banyak waktu untuk berfikir perlu tidaknya membawa a, b, c, dst. Sehingga kadang setengah koperpun kembali dalam kondisi bersih karena tidak sempat digunakan.

Akhirnya informasi keberangkatan pun aku terima. Tapi kali ini aku tidak menerima jawaban tetapi sebuah file berisi tiket keberangkatan. Jiahhh, harus berangkat donk.
Jantungku langsung berdebar kencang. Ini pertama kalinya aku tugas ke perbatasan negara sejak aku tugas di BNPP. Satu hal yang aku inginkan sejak aku pindah tugas dari Pemkab Lutim ke BNPP Januari 2023 lalu.

Semua telah sedia. Aku hanya menunggu waktu keberangkatan dengan meniknati santap malam. Rencana aku berangkat menggunakan Batik Air (ID 6540) dari Bandara Soekarno Hatta Tanggerang Banten ke Bandara El Tari Kupang.
Saat keberangkatan pun tiba. Aku duduk dengan manis, menikmati saat-saat menuju tempat pertama yang akan kukunjungi. Perasaan excited, bahagia dan deg-degan mewarnai 2,5 jam penerbanganku ke Kupang.

Begitu pesawat Batik Air yang aku tumpangi tiba di Bandara El Tari Kupang, sopir mobil rental telah menunggu di bandara. Perjalanan ini aku mendampingi Asisten Deputi Lintas Batas Darat (Asdep Tasrat) dan satu staf Tasbara lainnya.
Perjalanan darat pun kami lakukan. Karena ketibaan kami di pagi hari, sehingga sarapan adalah tujuan pertama sebelum melanjutkan perjalanan. Kami pun tiba di sebuah toko kue yang menjual aneka ragam kue-kue tradisional.

Lalu kami lanjut kembali. Perjalanan darat dari Kupang ke Atambua ditempuh selama 8 jam. Kami bahkan singgah di sebuah jembatan besar untuk mengambil gambar sungai.
Alhamdulilkah kami tiba di Belu. Setelah check in, mandi, sholat dan berbenah, aku melanjutkan perjalanan ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

Alhamdulillah. Setelah 10 bulan bertugas di BNPP, akhirnya aku berkesempatan menjejakkan kaki di 1 dari 13 PLBN yang telah beroperasi di Indonesia yakni PLBN Motaain. Aku bahkan berkesempatan melintas ke gerbang Timor Leste dan berpose bersama kawan dari BNPP RI didampingi staf PLBN Motaain.
PLBN Motaain diresmikan Presiden Joko Widodo pada Desember 2016. “PLBN merupakan kebanggaan dan representasi wajah Indonesia. Sehingga bukan saja fisik bangunannya yang harus bagus, namun juga harus dapat memberikan pelayanan prima bagi penggunanya.” Jelas Jokowi saat peresmian PLBN Motaain.

PLBN Terpadu Motaain merupakan satu dari 18 pos lintas batas negara yang dimiliki oleh Indonesia dan yang pertama kali diresmikan diantara lima PLBN lainnya yang berada di Provinsi NTT.
PLBN melayani bidang keimigrasian, kepabeanan, karantina, keamanan, dan administrasi pengelolaan, serta menjadi sistem utama yang melayani aktivitas masyarakat perbatasan, khususnya yang berhubungan dengan lintas batas.

Meski belum menyeberang secara sempurna, tetapi alhamdulillah aku telah menjejakkan kaki di tanah RDTL yang sebelumnya adalah bagian dari Indonesia yang kemudian memisahkan diri dan menjadi sebuah negara merdeka di tahun 1999.
Bersambung…
























Selain itu, Icha, mahasiswa Turki asal Kalimantan, Indonesia yang rencananya akan menemaniku berkeliling hari ini telah tiba dan menungguku di Loby hotel. Akupun bergegas mempersiapkan diri.
Sebelum kami berangkat, segelas cay, teh hitam asli Turki menjadi hidangan pertama sebelum kami meninggalkan hotel. Hari ini rencana berpetualang menggunakan kendaraan umum yang ada di Istanbul.Emirgan Korusu Festival TulipNaik kereta bawah tanah, itulah kesan pertama naik kendaraan umum di Istanbul yang kemudian dilanjutkan dengan naik bus menuju lokasi Festival Tulip. Saya masih beruntung karena hari ini adalah penutupan lokasi Festival Tulip di Istam. Setiap tahunnya Festival Tulip diadakan dari tanggal 1-30 April.
Sesampainya di taman Emirgan tak henti-henti saya mengucap alhamdulillah berkesempatan menyaksikan indahnya festival bunga tulip ini. Belum lagi saat saya mendapat penjelasan bahwa festival tulip tahun ini menghadirkan 192 jenis tulip dengan jumlah 2,8 juta tanaman tulip seluruh taman, Mashaallah.
Lelah berkeliling, kami menuju restaurant yang terletak bukit Emirgan. Wah.. sistemnya sekali bayar, makan sepuasnya.. hehhehe yuummyyyyy.. walhasil.. kamipun makan sepuasnya 🤣 suka suka sukaaaa… strawberrynya besar-besar, madunya masih yang ambil potong dengan sarangnya belum lagi aneka salad dan keju … wah… surga dunia deh.
Setelah makan lanjutkan perjalanan ke Musium Aya Sophia, yang mana selama 916 tahun pernah digunakan sebagai gereja dan 482 tahun sebagai mesjid sebelum menjadi musium.
Banyak hal yang membuatku terkagum-kagum di Museum ini. Pertama kali masuk, aku mendapat penjelasan bahwa di depan pintu gerbang terdapat cekungan di sisi kiri dan kanan. Yang mana merupakan tempat berpijak para pengawal sepanjang hari, yang meskipun bergantian tetap dipijakan yang sama sehingga tanahnya tenggelam.
Lalu, begitu masuk ke dalam, terdapat simbol Islam dan Kristen pada langit-langit bangunan. Rupanya, ketika Utsmani dibawah kepemimpinan Sultan Mehmed II menaklukkan Konstantinopel, gereja utama Kristen Ortodoks ini lalu diubah menjadi mesjid. Namun berbagai lambang Kristen seperti lonceng, gambar dan mosaik yang menggambarkan Yesus, Maria, orang-orang Suci Kristen dan para malaikat hanya di tutup kemudian ditambahkan atribut keislaman, mihtab, mimbar dan empat menara. Sehingga ketika dibuka sebagai musrum semua peninggalan Konstantinopel maupun Utsmani masih bisa ditemukan di museum ini.
Atraksi ice cream TurkiSelesai berkeliling museum Aya Sofya. Udara cerah membuat ingin mencoba ice cream Turki yang sangat terkenal dengan kejahilannya tarik ulur mempermainkan pembelinya dengan berbagai trik sebelum benar-benar menyerahkan es krim ke tangan pembeli. Dan akhirnya saya menemukan sebuah stand ice cream yang membuat saya ngakak karena pembelinya benar-benar marah karena dipermainkan.
Yang membuat saya kagum adalah penjual ice crem melakukan beberapa atraksi dengan jungkir balik bahkan akrobatik mirip tukang sulap. Anehnya, itu ice cream tidak jatuh maupun meleleh. Dan akhirnya saya googling dan menemukan bahwa keunikan ice cream turki ini karena menggunakan susu kambing yang creamy, menggunakan akar anggrek lokal yang disebut salep sebagai pengental membuat tekstur ice cream turki ini super elastis. Selain itu, kejahilan mereka hanyalah strategi marketing karena memang ice cream harus ditarik-tarik dulu sebelum disajikan supaya lembut.
Foto Booth SultanBerhubung saya berada di daerah turis, maka saya pun dengan mudah menemukan booth foto ala-ala sultan dan putri bangsawan Turki. Jeeee rupanya pakaian-pakaian itu sangat tebal dan berat hufft… tapi sungguh sangat layak dicoba. Jadilah kita foto ala-ala putri bangsawan Turki 😁
Pasar tradisional EminönüPengen keliling lagi tapi sudah jelang sore dan tujuan utama saya belum tercapai, yakni melihat pasar tradisional. Akhirnya Icha membawa saya ke pasar tradisional Eminönü. Wah… bener-bener pasar yang tertata dengan harga murah dibandingkan Grand Bazaar yang terkenal dikalangan turis.
Fokus pertama saya adalah ke bagian rempah-rempah. Berhubung perjalanan saya terkait dengan peluang dan potensi Lada Luwu Timur. Sayangnya, 6 penjual rempah yang saya temui, tak satupun mengenal Lada Luwu Timur. Lada Indonesia yang mereka kenal adalah Lada Bangka. Percakapan pun berbuntut panjang dengan saya memperkenalkan Lada Luwu Timur 😁
To be continue to Istanbul Trip 4





































