Protokol adalah Pengatur

Aku terperangah mendengar cerita sohibku. Bagaimana seorang protokol menarik tangan pejabat dalam sebuah acara hanya untuk menunjukkan posisi tempat duduknya. Bagaimana seorang protokol membuat pejabat mengekorinya ke arah yang salah dan harus berputar seperti rombongan bebek. Bagaimana seorang protokol yang tidak mengenali pejabat yang dilayaninya. Sungguh luar biasa!

Saya memang bukan protokol yang hebat. Saya juga belum pernah menduduki jabatan tinggi terkait dengan keprotokoleran. Tetapi saya sedih ketika orang-orang selalu memandang remeh pekerjaan seorang protokoler di lapangan. Menganggap bahwa kesalahan-kesalahan minor seperti yang saya kemukakan di atas adalah wajar dan biasa-biasa saja.

Dari pengalaman dan semua yang pernah saya pelajari tentang keprotokoleran, seorang protokoler sangat menentukan terciptanya suasana yang mempengaruhi keberhasilan jalannya sebuah acara. Seorang protokoler harus memiliki kemampuan mengatur orang-orang  yang bertugas dalamnsebuah acara sehingga dalam pelaksanaannya acara tersebut  berlangsung khidmat, megah, ekslusif, tertib, aman dan lancar.

Ada banyak hal tidak terduga dapat terjadi saat acara berlangsung. Butuh kecekatan, naluri antisipasi dan spontanitas yang tinggi untuk mengatasi keadaan, ketelitian dan kecermatan dan sangat penting ketika terkait dengan nama, pangkat, jabatan, gelar dsb.

Seorang protokoler diharapkan bertindak sebagai mediator karena keberadaan seorang protokoler mencerminkan keteraturan, efektifitas dan bahkan memiliki estetika tersendiri pada setiap kesempatan. Bahkan kadangkala persepsi yang muncul adalah protokoker itu ribet, rumit, kaku, berbelit dan lain sebagainya. Padahal perlu kerja ekstra bagi seorang protokol sehingga acara dapat berjalan lancar, tertib dan aman.

Seorang protokol tidak hanya membangun citranya pribadi, tapi merupakan representasi organisasi yang dibawakannya. Seorang protokol yang profesional harus menguasai pengetahuan, keterampilan dan kode etik protokol serta memiliki komitmen yang kuat dan konsisten sesuai integritasnya dalam memberikan pelayanan yang terbaik sehingga menimbulkan kepuasan dan peka serta tanggap dalam bertindak.

Mungkin juga banyak yang menggampangkan tugas protokoler itu karena mereka melihat para protokol selalu berada di barisan depan, di atas panggung, bersama para pejabat-pejabat. Padahal mereka tidak paham, untuk berada di depan dan melakukan berbagai hal dengan biasa itubadalah sangat sulit apalagi di depan para pejabat. Dibutuhkan rasa percaya diri yang sangat tinggi, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan bahasa dan tindakan yang beretika, bermoral dan sangat hati-hati.

Jadi protokol itu bukan seperti pengertian bahwa hanyalah seorang         pembawa acara biasa seperti yang terpatri pada sebagian besar manusia. Protokol itu adalah pengatur jalannya kegiatan dan itu mencakup seluruh aspek. Tidak ada kata lelah ketika protokol itu bertugas dilapangan. Masih mau menganggap remeh tugas seorang protokoler?

#RenunganVie