Intinya, besok tidak boleh kemana-mana! Jangan sampai Jakarta kacau. Ketegangan terjadi dimana-mana!
Itu pesan yang aku terima, memintaku tidak keluar rumah pada hari penetapan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 kemarin. Sedih dan jengah berkecamuk dalam dada namun pada akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti siaran langsung sidang pleno di televisi saja.
Salah satu keunggulan TV adalah siaran langsung. Meskipun kita tidak berada di lokasi kejadian, namun kita dapat menyaksikan jalannya sidang, para komentar yang saling berargumentasi tentang apa yang terjadi bahkan yang akan terjadi seperti prediksi ramalan masa yang akan datang.
Saya yakin, berdasarkan prediksi inilah maka saya pun dilarang keluar rumah. Mungkin juga Anda seperti itu? Kita merupakan penderita akibat ramalan-ramalan tersebut.
Banyak yang menarik perhatianku pada pilpres 2014 ini. Pertama tentang keindependenan calon presiden, baik nomor 1 Pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa maupun nomor urut 2 pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Tidak ada pasangan incumbent.
Keduanya berjuang dari titik nol, saling beradu argumen visi dan misi, saling berebut koalisi. Dan yang serunya adalah berkumpulnya para tokoh-tokoh sepuh nasionalis di koalisi no 1 berbanding terbalik dengan koalisi yang berada di nomor 2.
Kedua yang menarik bagiku adalah geliat antusias dari rakyat Indonesia untuk mengikuti pilpres kali ini yang luar biasa massiv. Dimana sebagian besar orang-orang yang selama ini setahuku golput pada pemilihan kepala daerah (pilkada) pemilihan legislatif (pileg) hingga pemilihan presiden (pilpres), menjadi sangat aktif mulai dari berkomentar pada status di jejaring sosial hingga aktif kampanye melibatkan jiwa-jiwa muda yang kreatif.
Ketiga, munculnya pendukung-pendukung fanatik yang berani bernazar dengan bersumpah dalam emosinya. Misalnya sumpah Amin Rais yang akan jalan kaki dari Monas ke Jogya PP, sumpah Putri Raja Dangdut Rhoma Irama yang mau pindah kewarganegaraan jika bukan pilihannya yang terpilih, sumpah tokoh muda musik Indonesia Ahmad Dhani untuk memotong kemaluannya, sumpah remaja-remaja putri yang akan lari telanjang keliling monas. Belum lagi yang mau masturbasi di tempay umum, yang rela diperkosa secara bergiliran bahkan ada yang mau murtad…. ihhhh seremmmm. Astaghfirullah al adzim….
Dan keempat adalah lukisan sejarah yang ditorehkan dengan permintaan penundaan penetapan hasil rekapitulasi pemilihan umum hingga ketika penarikan diri pasangan nomor 1 pada detik-detik terakhir menjelang penetapan hasil pemungutan suara pilpres 2014.
Namun demikian, Komisi Pemilihan Umum (KPU) tetap menyelesaikan tugasnya dan pada 22/7 kemarin dengan telah dibacakan Surat Keputusan KPU Nomor: 536/Kpts/KPU/Tahun 2014 tentang Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.
Keputusan yang dibacakan Ketua KPU Husni Kamil Manik, menetapkan pasangan JOKO WIDODO dan JUSUF KALLA sebagai peraih suara terbanyak sebesar 70.997.833 atau 53,15% sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2014-2019.
Sementara Pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa memperoleh 62.576.444 atau 48,85% suara dari 33 Provinsi dan 130 Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN).
Sukses Jokowi-JK…
Insyaallah amanah…
Salam 3 jari – Persatuan Indonesia!
#RenunganVie
la_vie