Mendengar berita ibu sakit membuatku gundah gulana,dan akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung. Tak dinyana, dampak dari pesawat delay menghantarkanku berkenalan dengan sosok yang luar biasa sebagai teman perjalanan menuju Sorowako, Sulawesi Selatan.
Sumber foto : dok. Pribadi
Namanya Idris (32) asal Pinrang, Sulawesi selatan. Dengan keahliannya di bidang las, dia akhirnya berhasil menciptakan beberapa mesin teknologi pertanian tepat guna. Diantaranya mesin perontok jagung dan mesin panen padi yang sudah merambah pasar nasional.
Sumber foto : Google
10 tahun merintis usaha yang awalnya bermodalkan cincin pernikahan ini, juga telah menghantarkannya bertemu dan berdiskusi langsunh dengan sosok nomor satu Indonesia, Presiden Joko widodo dalam lawatannya ke Sidrap dan Pinrang beberapa waktu lalu.
Sumber foto: Google
Dari diskusi panjang kami, satu hal yang menggelitik adalah konsep Refleksi Jemari yang dikemukakannya. Dimana dalam sebuah usaha, terdapat lima fase utama seperti tingkatan dalam jemari kita.
Sumber foto : Google
Tahun pertama bisnis diibaratkan jari kelingkin. Lalu masuk tahun kedua meningkat ke prose usaha. Tahun ketiga mencapai puncak. Lalu pada tahun keempat mau tak mai terjadi penurunan yang akan menentukan tahin-tahun selanjutnya apakah jempol yanh naik ke atas dalam konteks sukses, ataukah menghadap kedepan sejajar yanh diartikan ‘survive’ atau bertahan ataukah menghadap ke bawah atau berhenti usaha.
Sumber foto : dok. Pribadi
Tentu saja tidaklah mutlak demikian, namun dalam pengalaman hidupnya, Idris telah melewati 2 fase dalam 10 tahun berusaha dan telah membuktikannya. “Paling tidak berusahalah selama 3 tahun. Karena ketika bertahan dan tetap bertahan hingga tahun kelima, maka insyaallah kita bisa meraih puncak lagi dalam tiga tahun berikutnya dan seterusnya,” jelas Idris.
Perjalanan panjang semakin tidak terasa, terutama ketika Idris yang juga alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) Teknik mesin ini tiba di tempat tujuannya, Bengkel las Sicandu Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara, Sulawesu Selatan.
Terima kasih atas konsep Refleksi Jemarinya yaa.. mudah-mudahan bisa berguna sebagai pencerahan dan pembelajaran kita bersama dalam memulai dan bertahan di bisnis kita masing-masing. Saya bahkan sepakat.. memang banyak orang pintar dan cerdas namun hanya orang-orang terpilihlah yang akan fokus dan komit dalam menjalankan bisnis untuk bisa berhasil. Bahkan ada kecenderungan ketika selesai pendidikan tinggi, akan memilih pekerjaan berdasi di belakang meja ketimbang berkreasi dan menciptakan lapangan pekeejaan.
Salut buatmu Idris.. teruslah berkreasi dan sukses menuju AFTA 2015…
Sayapun melanjutkan perjalanan menuju Sorowako bertemankan cemilan hehehehe.
Sukseski semua…
#RefleksiVie
la_vie