Muhibah Kedatuan Luwu Day-1
Hari masih gelap, namun riuh telah menjadi akrab di telinga. Semua bangun cepat hari ini, bergantian mandi dan menuju Bandara. Hari ini, kami akan mengikuti perjalanan muhibah bersama Datu Luwu XL, Haji Andi Maradang Mackulau, SH Opu To Bau.
Meeting point ke-39 rombongan Muhibah ke kerajaan-kerajaan di Semenanjung Melayu ini di Terminal 1b Bandara Soekarno Hatta. Semua berangkat dengan penerbangan Lion Air JT0374 Menuju Bandara Hang Nadim Batam Kepulauan Riau.
Setiba di Batam, kami dijemput kendaraan Pariwisata Riau dan diantar menuju Pelabuhan Punggur Pemprov Riau untuk melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Pinang. Di Pelabuhan Punggur, rombongan disambut oleh Opu Andi Ibrahim, Dituakan KKSS Batam beserta beberapa pengurua KKSS Batam juga ketua dan beberapa perangkat Perkumpulan Keluarga Luwu Raya Batam.
Mengendarai 2 Speed Boat milik Pemprov Riau, kami menempuh satu jam perjalanan menuju Sri Bintan Pura Ferry Terminal. Cuaca yang cerah mengawal perjalan kami hingga tiba di tujuan. Saat tiba, rupanya warga KKSS dan Perkumpulan Luwu Raya Tanjung Pinang.
Setiba di Tanjung Pinang, kami langsung bergerak melakukan Ziarah ke Makam Opu Daeng Cella dan Opu Daeng Marewa. Kedua almarhum Opu ini, merupakan pemersatu Luwu Melayu dengan perkawinan antar bangsa dan hingga saat ini turunan kedua almarhum Opu ini masih eksis di Kepulauan Riau.
Usai ziarah makam, kami dijamu dengan sajian santap siang. Wah, saya menemukan sebuah menu unik yang dihidangkan yaitu kerang yang selama ini lebih sering saya lihat ditampilkan sebagai perhiasan namun ternyata sedap disantap dengan bumbu kacang. Sempat pula bercakap-cakap dengan Raja Malik Hafrizal yang merupakan satu dari keturunan langsung almarhum Opu Cella diantara yang hadir.
Usai santap siang, kami menuju hotel untuk beristirahat lalu bersiap diri mengikuti ramah tamah bersama Gubernur Kepulauan Riau.
Betapa nikmatnya menyaksikan sebuah keluarga besar yang saling menyapa. Datu Luwu XL dalam kesempatan ini merasa sangat terharu atas penyambutan keluarga besar Luwu-Melayu di Kepulauan Riau. Secara Kedatuan, kunjungan ke Kepulauan Riau diawali dengan Datu ke-12, lalu Datu ke-26 dn 27 dan saat ini Datu LuwuXL.
Perhelatan ramah tamah ini dimeriahkan menampilk tari persembahan Kepulauan Riau berbalas Tari Pajaga Makkunrai dan Tari Sumpanglolo dari Tana Luwu.
Dalam sambutannya, Datu menjelaskan bahwa simbol Tana Luwu bukanlah pedang, bukanlah keris, juga bukan Badik. Simbol Tana luwu adalah Payung, sehingga kehadirannya bukan menjadi masalah namun memberikan solusi.
Pada kesempatan yang sama, Datu Luwu XL menyematkan pin Kedatuan Luwu kepada Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basitaun, Yang Dipertuan Besar Tengku Husen Saleh dan Ketua Lembaga Adat Melayu Prov. Kepri Haji Abdul Razak. Dan dibalas Gubernur Kepri dengan memasangkan Tudung Manto kepada Datu Luwu XL juga memasangkan selendang kepada Permaisuri, Opu Balirante Kedatuan Luwu Prof. Andi Ima Kesuma serta ketua Penyelenggara Festival Tana Luwu 2017.
Malam ramah tamah ditutup dengan foto bersama keluarga Luwu dan Melayu Kepulauan Riau.
Sumber foto : Dok Pribadi
la_vie