Hasil STIFIn Saya THINKING EXTROVERT

Sahabat saya, Tety Shyntia memberi kabar akan ke Mess dan janjian bertemu senior saya We Aisyah Lamboge untuk melakukan tes STIFIn. Seperti biasa, saya pun mengiyakan, karena saya juga tertarik untuk mengetahui, seperti apa sih tes STIFIn ini.

Akhirnya bertemulah kami bertiga. Secara singkat, senior yang saya panggil kak Icha ini pun menjelaskan bahwa STIFIn adalah sebuah alat tes mesin kecerdasan. Dimana tes ini anak memetakan mesin kecerdasan dan kepribadian seseorang cukup dengan mengambil sidik jari dari peserta tes. Tes ini memetakan sistem operasi otak yang menjawab 2 pertanyaan dasar:

1. Dimana letak belahan otak dominan

2. Pada belahan otak yang dominan itu, dimana lapisan otak yang dominan.

Data guratan atau sidik jari kita kemudian diolah oleh aplikasi komputer untuk menentukan belahan dan lapisan otak dominan, dari situ kemudian diketahui jenis kecerdasan kita; salah sati diantara 5 mesin kecerdasan dan salah satu diantara 9 personaliti genetik.

Kelima jenis kecerdasan adalah Sensing introvert (Si), Sensing extrovert (Se), Thinking introvert (Ti), Thinking extrovert (Te) dan Intuiting intovert (Ii).

Tes STIFIn mengukur unsur genetik seseorang, sesuatu yang dibawa lahir dan tidak berubah sepanjang hayat. Sedangkan alat seperti pencil dan paper test seringkali hanya bisa mengukur fenotip seseorang, sesuatu yang tampak secara lahiriah ketika tes sedang dilaksanakan. Itu sama artinya dengan tampilan yang berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Ahli kedokteran olahraga dari University of London, Nicola Maffulli, mengatakan faktor gen menemukan 30-60 persen keberhasilan latihan fisik orang biasa. Pada atlet, gen menentukan keberhasilan hingga 83 persen. Sedang menurut Stephen Roth ahli genetika dari University of Maryland di Baltimore, 80 persen kemampuan fisik ditentukan oleh gen bukan oleh latihan (Koran Tempo 2 Agustus 2012 halaman A12)

Konsep STIFIn diperkenalkan oleh Farid Poniman dengan mengkompilasi teori-teori psikologi, neuroscience, dan ilmu Sumber Daya Manusia yang pada prinsipnya mengacu pada konsep kecerdasan tunggal dari Carl Gustaav Jung. Tujuan dari konsep ini adalah untuk mengenali cara belajar, memilih profesi yang tepat, dan menghindari spekulasi kemampuan peserta tes.

Nah, setelah mengambil ke-sepuluh sidik jari saya, maka saya hanya menunggu sekitar 15 menit dan mengetahui hasilnya. Ternyata saya bertipe Te. Otak dominan yang bekerja adalah bagian sebelah kiri, atau disebut otak kiri. Kemudian kecerdasanku di lapisan abu-abu yang terletak di luar atau permukaan otak.

Tipe sepertiku sangat membutuhkan rangsangan energi luar yang kata lainnya adalah tantangan dan ambisi sebagai motor penggerak.

* * *

THINKING itu ibarat besi. Kokoh, tegak, dan tidak memerlukan bantuan benda lain untuk berdiri sendiri. Besi adalah simbol kemandi-rian, ketegasan, dan kepandaian. Besi memang kaku. Faktor kakunya itulah yang membuat besi dipilih menjadi kerangka rumah. Besi merupakan unsur tanah tertentu yang berbentuk butiran, bijian, atau lempengan yang mengandung elemen keras dan padat.
Sifat besi terkerangka, kait mengait secara sistematis. Orang T: tegas, mandiri, kokoh seperti besi, memiliki kepandaian menunjukkan kesalahan dengan kepandaiannya, dan diberikan kemampuan untuk memerintah memegang kekuasaan.

Dan hasilnya “VERY ME” banget. Jadi tes ini sangat bermanfaat untuk mengetahui bakat kita yang sebenarnya. Jadi, kalau belum, ikutilah tes ini, agar kita bisa lebih fokus dalam menjalani hidup ini. Kalau ada yang minat, isi komen aja yaaa 😀

Sumber foto : google