Achmad Langit Syandrie

Mashaallah…
Melihatmu di ranjang bayi saat didorong keluar dari ruang operasi, membuatku menitikkan airmata. Airmata bahagia nak. Sungguh, keputusan yang cukup berat dalam menjemput kehadiranmu di dunia ini, di masa Pandemi Covid-19.

Selamat untuk Bunda Shiey, ayah Andrie dan kakak Affan Bintang Syandrie, Kakek dan Nenek serta semua keluarga kerabat yang berbahagia.

Selamat datang ade’ Achmad Langit Syandrie


08.33
Ibu menelpon. “Ya Bu.”
“Adekmu mau melahirkan. Bisa pulang sekarang? Kami sedang di Puskesmas. Di rujuk ke rumah sakit disini, penuh. Rencana mau dirujuk ke rumah sakit daerah di kabupaten tetangga karena dokter di rumah sakit daerah kita sedang isolasi mandiri.

Dug, hatiku sedih sekali. “Bu, ban mobilku botak, tidak berani saya gunakan pulang ke rumah.

“Tolong usahakan, dan pulanglah nak.”

08.45
Aku menelpon bengkel, bertanya kesediaan ban mobil yang kubutuhkan. Wah, sekali lagi hatiku sedih, aku tak punya uang.

09.00
Aku coba menghubungi kakakku. Sedikit menjelaskan situasi yang kualami.
Kembali hatiku sedih, kakakku mengatakan belum bisa bantu.

09.15
Ibu kembali menelpon.
“Maaf ibu, saya tidak sanggup. Kusebutkan nilai yang kubutuhkan, “sebentar ibu transfer nak”

Ya Allah, air mataku menitik. Belakangan ini, aku sangat menyusahkan ibuku. Mestinya aku yang memberikan kebutuhannya, namun justru kebutuhanku yang dipenuhinya.

Akupun bergegas, bersiap untuk pulang.

09.31
Bapak menelpon, “iya pak”

“Bapak sudah transfer. Segera pulang nak” pesan Bapak di ujung suara.

“Baik pak, aku pulang.

10.04
Aku sudah di bengkel mengganti ban, menelpon Bapak dan beberapa orang lainnya.
Syukurlah, ban yang kubutuhkan tersedia, meski harganya lebih tinggi dari seharusnya. Namun aku tak punya pilihan lain.

10.44
Selesai, aku pun bergegas pulang.

Ibu menelpon. “Nak, alhamdulillah. Adikmu sudah masuk rumah sakit disini, tadi dia reaktif saat di puskesmas jadi adikmu harus swab.

“Iya bu, tidak apa-apa. Ikuti saja protokol Covid-19, karena sebelum tindakan dilakukan, pasien memang harus di swab, menjaga pasien dan juga tenaga kesehatan yang menanganinya.”

Menghela nafas panjang.

“Ibu jangan khawatir, kita doakan yang terbaik. Saya sudah dalam perjalanan pulang, hp saya matikan supaya fokus bawa mobil ya bu.”

11.29
Rupanya adikku ditempatkan di ruang khusus untuk penanganan pasien suspect Covid-19. Subhanallah. Syukur aku bisa masuk dan bersamanya. Sedikit terbantu karena beberapa perawat mengenalku dan paham kami tetap mengikuti protokol kesehatan.

Rangkaian penanganan diberikan kepada adikku. Swab antigen dan swab PCR dilakukan.

17.23
Adikku mulai dipindahkan ke ruang tindakan. Semua berjalan sebagaimana protokol Covid-19.

Hanya doa dan harapan semoga tindakan yang diberikan berjalan lancar.

18.20
Pintu ruang operasi terbuka dan perawat mendorongmu menuju ruang bayi. Mashaallah nak.. aku mengikutimu dan perawat itu, mencoba mengabadikanmu nak.

Kau lahir kecil nak. Bundamu bahkan menangis terisak saat dia belum diperbolehkan menyentuhmu, memelukmu bahkan menyusuimu karena protokol Covid-19. Tapi satu kesyukuran karena para perawat itu tidak memberimu susu formula melainkan ASI bundamu meski dibantu dengan botol.

Alhamdulillah, hari ini tepat 40 hari setelah kelahiranmu, kau tumbuh sehat dan memberi kebahagiaan dalam suasana Pandemi ini.

Yaa Robb,
Bimbinglah ia menjadi anak shaleh, lembutkan hati, lisan dan perbuatannya…
jadikanlah ia penyejuk hati kedua orangtuanya dan penyatu di dalam keluarganya.
Aamiin yaa mujibassailin


I love you nak…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s