Goal Setting

Sering dengar ‘Goal Setting‘? Bagaimana kita menentukan sebuah target.

Sebuah ilustrasi yang bagus ketika mengikuti pelatihan dimana sang lecture memberikan perintah yang jelas kepada tiga orang volunteer. Ketiga orang ini telah mengambil masing-masing sebuah kertas yang telah diremas menjadi bentuk bola yang kemudian akan dilemparkan ke papan tulis yang telah digambari target.

Lalu volunteer pertama, diminta untuk melempar target dengan posisi membelakang. Tentu saja diartikan bahwa pria ini tidak memikiki target hidup sehingga dia melakukan sesuatu tanpa kejelasan. Tentu saja lemparan pria ini tidak mencapai target yang ada.

Kemudian, volunteer kedua, juga melakukan hal yang sama yakni melempar target namun dengan kertas remasan yang dibentuk menjadi bola kecil dan ringan. Nah, yang terjadi adalah, kertas itu hanya mendekati target tanpa content, value untuk kepentingan bersama.

Terakhir, pria ketiga juga melakukan hal yang sama. Namun berhubung pria ini mengambil ucelan kertas yang diisi pemberat berupa batu dan berdiri menghadap target saat melempar maka lemparan itu menjadi tepat sasaran.

Nah, apa pelajaran dari ilustrasi ini?

Target itu harus dibuat sebelum melakukan sesuatu. Jikalau tidak, maka kita akan beraktifitas tanpa tujuan. Mengapa para volunteer itu diminta melempar ke papan? Di papan pun tetap harus digambarkan sebuah obyek sehingga itulah yang menjadi fokus dari sasaran tersebut. Bukan hanya sekedar melempar papan.

Teori Goal Setting dikemukakan oleh Edwin Locke. Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti.

Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni :
a.      Tujuan – tujuan mengarahkan perhatian;
b.     Tujuan – tujuan mengatur upaya;
c.      Tujuan – tujuan meningkatkan persistensi;
d.     Tujuan – tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.

Teori ini juga mengungkapkan kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak dicapai. Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu jelas,  dipahami dan bermanfaat. Makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar keengganan untuk bertingkah laku.

Penetapan tujuan seperti halnya individu, kita menetapkan tujuan dan kemudian bekerja untuk menyelesaikan tujuan tersebut. Orientasi terhadap tujuan menentukan prilaku kita.

Sama halnya ketika volunteer satu melempar tanpa melihat target, dia melempar tanpa tujuan. Lalu volunteer kedua sudah melihat target, tapi tanpa strategi yang jitu, tanpa persuapan, tanpa persistensi, tanpa pengaturan yang kuat sehingga hanya bisa mendekati target.

Sedangkan volunteer ketiga, telah melihat target, memiliki strategi yang bagus dengan mengukur jarak, memberikan beban pada kertas yang akan dilemparnya, melempar ke arah yang tepat dengan sekuat tenaga karena jarak yang cukup jauh dan ada semangat untuk mencapai tujuan.

Locke mengemukakan bahwa penetapan tujuan adalah proses kognitif dari keperluan praktis. Pandangan Locke ialah bahwa maksud dan tujuan individu yang didasari adalah determinan utama prilaku.

Salah satu dari karakteristik prilaku yang mempunyai tujuan tersebut terus berlangsung sampai prilaku itu mencapai penyelesaiannya, yaitu sekali orang memulai sesuatu (misalkan pekerjaan) ia terus terdorong sampai tercapainya tujuan. Berikut uraian tentang penetapan tujuan :
a.      tujuan adalah subjek suatu tindakan
b.     keterincian tujuan (goal specifity) ialah tingkat presisi kuantitatif/kejelasan tujuan tersebut
c.      kesukaran tujuan (goal difficulty) ialah tingkat keahlian atau tingkat prestasi yang dicari
d.     intensitas tujuan (goal intensity) ialah menyangkut proses penetapan tujuan atau menentukan bagaimana mencapai tujuan tersebut
e.      komitmen tujuan (goal commitment) ialah kadar usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

Teori ini digunakan pada Individu menetapkan sasaran pribadi terhadap motivasi yang ingin dicapai. Sasaran – sasaran pribadi memiliki nilai kepentingan harapan pribadi (valence) yang berbeda – beda.

Nah, kunci dari sukses itu adalah Goal Setting, yang diikuti dengan strategi yang jitu dan dilaksanakan dengan penuh percaya diri!

Apa goal Anda? Sudahkah di setting?

#RenunganVie