Maksud hati memeluk gunung,
Ternyata mesti menyebrang lautan. Maksud hati ke Transtudio Bandung,
Ternyata menyambut Raisyaku sayang.
Siap-siap bersama Alifia main ke Transtudio Bandung, aku mendapat kabar kalau iparku di Jogya sudah masuk Rumah Sakit persiapan melahirkan. Jadilah pagi itu kami memutuskan untuk berubah haluan, mencari tiket dan terbang ke Jogya.
Ternyata menjelang libur anak sekolah, harga tiket pun mulai merambah naik. Jadilah kami menghabiskan waktu stay lebih lama di bandara Soekarno Hatta. Alhasil, kejadian itupin tak terelakkan.. kami ditinggal pesawat padahal menunggunya di Lounge Garuda hadeuhhh!
Ternyata eh ternyata, menunggu di Lounge Garuda tidak menjamin penumpang mendapatkan informasi akurat tentang keberangkatan pesawat. Jadi tips buat kamu yang bepergian dengan pesawat, selalu cek dan pastikan jadwal boarding di tiket, lalu menunggulah di gate yang disampaikan.
Meskipun Anda di Lounge yang seharusnya mendapatkan fasilitas informasi yang akurat, tetap saja kejadian ketinggalan pesawat bisa terjadi pada Anda. Karena manajemen Lounge berbeda dengan manajemen informasi bandara dan tidak enak deh melihat pesawat bergerak sementara Anda belum duduk di kursi yang disiapkan untuk Anda.
Meskipun dengan sedikit manyun dan emosi yang sedikit tertahan, akhirnya kamipun berangkat ke Jogya. Syukur Alhamdulillah, kami tiba dengan selamat dan begitu tiba di Rumah Sakit, seketika itupun suara tangisan puteri cantik dari pasangan Adhy dan Anisa memecah suasana hening di sepanjang lorong ruang persalinan.
Setelah beberapa saat, akhirnya kami diperkenankan untuk bertemu dengan sosok mungil bernama Raisya Aqilah Adhiputri. Nama yang memiliki arti Perempuan cerdas yang cantik nan ayu (putri pak Adhy) hehehehe…
Setelah menemani Raisya, keesokan harinya, aku bersama Alifia mulai menjelajahi Jogyakarta. Kami makan siang di restaurant yang bertemakan Korea, Dae Jang Geum, Palagan Tentara Pelajar. Mulai dari arsitek bangunannya, masakannya, nuansa yang ditawarkan, serta musik-musiknya, semua tentang Korea. Sayang sekali pada saat itu Alifia belum bisa berpose menggunakan pakaian Korea, yang ternyata sementara di laundry. Hehehehe.
Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur di Magelang. Luar biasa perjalanan ke candi Borobudur ini, karena bertepatan dengan hari terakhir kampanye sebelum pelaksanaan pemilu sehingga kami bertemu rombongan PDIP dan PKB di sepanjang jalan menuju lokasi Candi Borobudur.
Menikmati Candi Borobudur, bukan hanya karena arsitekturnya yang luar biasa megah, namun pemandangan yang ditawarkan dari atas Candi itu jauh luar biasa. Apalagi ketika itu kami bertemu Sunset dan memandang alam kala senja diantara sederetan stupa, sungguh lukisan alam tiada tara.
Namun yang tak kalah serunya ketika kembali ke parkiran, adalah kaminbertemu sederetan pedagang cinderamata yang tidak bosan-bosannya menjajakan dagangan mereka. Tentu saja suasana shopping di sore hari itu membuat kantong tebal menjadi tipis hehehehehe aalagi harga tutup bisa turun hingga 70% dari harga penawaran… Luar Biasa!
Lelah menjelang, kami pun kembali ke rumah untuk beristirahat setelah bersantap malam sambil menikmati suasana surga cinderamata Malioboro di jantung kota Jogyakarta.
Aihhh tetap saja, ternyata nuansa liburan itu tidak bisa lenyap begitu saja, terbukti pada pagi harinya, kami menyempatkan diri menikmati pemandangan pantai Parangtritis yang sangat lekat dengan legenda Ratu Kidul. Sampai saat inipun, masih banyak orang Jawa yang percaya bahwa Pantai ini merupakan gerbang kerjaan gaib Ratu Kidul, penguasa Laut Selatan.
Bukan hanya pantai dan karang yang kami nikmati, namun pengalaman pertama bagi Alifia untuk mengendarai kuda. Awalnya agak canggung, tapi tak lama.
Sayangnya kami tak bisa berlama-lama di Jogya. Alifia sudah harus masuk sekolah sehingga kami pun harus pulang ke Makassar. Namun sebelum menuju ke Bandara, kami singgah dulu ke Rumah Sakit dan bertemu Raisya.
Memang kami tidak bisa berlama-lama bersama Raisya, karena kelahirannya yang lebih dulu 3 minggu dari perkiraan persalinan membuat Raisya harus mendapatkan perhatian khusus dan observasi comprehensive berhubung tingkat kadar gulanya sangat rendah.
Yang penting, saat ini Raisya telah sehat dan inshaallah akan bertumbuh laiknya nama yang diberikan kepadanya.. sebagai anak perempuan cerdas dan cantik… cantik luar dalam ya Raisyaaaaa….
Bersambung…Kupilih Dengan Hati
Pingback: Menjadi Tidak Komit | sulvisuardi