Selai Buah Dengen

Sejak kecil saya sudah mengenal buah ini. Meski saya tidak pernah mendapatkan keterangan buah ini dari aneka buah yang saya pelajari di sekolah. Tapi di kampungku, buah ini banyak kita dapatkan terutama kalau kami pergi berenang di tepi danau Matano.

Buahnya disebut DENGEN yang bahasa latinnya Dillenia Serata. Buah ini sedikit unik karena kemiripan buahnya dengan buah jeruk namun buahnya terbungkus kelopak buah yang akan terbuka sendiri laiknya bunga saat dia matang. 

Buah ini menurut beberapa referensi merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Habitat pohon buahnya adalah hutan dengan batang kayu keras dan berongga. Daun buahnya lebar dan tunggal. Permukaan daunnya berbulu kasar. Buahnya juga musiman dengan rasa masam. Bahkan menurut beberapa orang yang pernah meneliti tentang buah dengen, asam yang terkandung pada buah ini  bersifat elektrolit, artinya dapat menghantarkan listrik. 

Pohon buah dengen masih tumbuh secara liar, belum dibudidayakan. Saya ingat waktu kecil kami sering berebutan memungut buah dengen yang jatuh di tanah. Semakin kuning warna buahnya, maka semakin manis rasanya. 

Lama tidak pernah lagi merasakan buah dengen, pagi usai jodging, aku dan sahabatku Mardiani menemukan pohon dengen yang berbuah lebat dengan buah-buah yang jatuh bertebaran di bawahnya. Akhirnya kami mulai memungutnya dan berusaha mencari kantong plastik karena buahnya sangat banyak. 

Walhasil, ketika tiba di rumah baru bingung mau diapakan buah yang begitu banyak itu hehehhe. Akhirnya, iseng aku coba buat selai. Inget dulu sering lihat aunty Nadira suka buat selai strawberry sendiri. Begitupun ibuku yang setiap tahun menjelang Idul Fitri pasti membuat sendiri selai nenas sebagai isian nastar. Jadi coba-cobalah googling mencari resep membuat selai namun bahan bakunya aku ganti dengan buah dengen.

Awalnya, aku mengambil timbangan, aku putuskan untuk membuat 1 kg dulu. Setelah aku pisah-pisahkan helai buahnya, lalu aku masak dengan air secukupnya. Paling tidak, jangan sampai buah dengennya melengket di wajan. Aku memutuskan untuk tidak mengeluarkan bijinya, disamping cukup kecil dan ribet, tentu akan menjadi pemanis tekstur di selainya setelah jadi. 

Wow, amazed sendiri deh jadinya. Saat melihat buahnya mulai lumer. Lalu, aku mulai menambahkan 400gr gula pasir secara perlahan-lahan untuk memastikan gulanya akan larut. Setelah itu, aku tambahkan dua sendok makan sari jeruk nipis. Pengennya seh pakai lemon, tapi ternyata habis dan malas ke pasar hanya buat nyari 1 buah lemon. 

Aku menggunakan sendok kayu untuk mengaduknya. Ingat dulu aunty Nadira sering mengatakan kalau masak yang sifatnya pasta, sebaiknya menggunakan sendok kayu. Karena tekstur dan rasanya juga berbeda hasilnya. Hehehheh, secara, saya bukan chef jadi rasa di lidah sama saja yaaa .  Beda ma aunty Nadira yang memang jago masak hehehhe.

Aunty Nadira adalah induk semangku saat kuliah di Australia. Dulu aku paling  suka menunggu hari Jumat atau hari-hari perayaan, karena pasti dia akan memasak atau membuat kue-kue yang lezat, dan bagianku pasti ada hehhehe. Jadi kangen Aunty … 😒😒😒

Kembali ke proses pembuatan selai. Setelah semuanya tercampur, adonan mulai sticky atau mengental. Dan aku pun mencoba rasanya … Wow… So yummy… Rasa manis asam gurih… Yummmm…

Setelah menunggu agak dingin, aku pun tak sabar mencobanya di roti. Dan tadaaaa… It worked and I love it… 😍😍😍 

Jadilah selai buah dengen buatanku. Wah, ternyata tidak sesulit bayanganku. Bisa menjadi produk home industry neh…. karena dari 1kg buah dengen yang sudah dikupas, menghasilkan 2 botol selai Morin – jodohnya Roti #ngarepjadikomersil πŸ˜‰πŸ˜‰πŸ˜‰

Saya sudah mencobanya… Silahkan dicoba juga yaaa…. Siapa tau memang bisa jadi produk komersil… 
#viestory

#ceritavie

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s