
Day 23 – MENYAPA DESA NUHA
Cuaca sangat cerah. Sketsa alam sungguh luar biasa. Langit biru disertai awan putih yang beriringan, laksana kapas. Biru warna danau yang memanjakan mata. Memberikan gambaran keindahan Danau Matano di Luwu Timur. Belum lagi cerita kemashyuran Besi Matano dalam peradaban pandai besi tertua sebagimana termuat pada naskah Negarakertagana sebuah karya sastra Jawa Kuno karya Empu Prapanca.
Terdapat empat desa dan satu kelurahan di pesisir Danau Matano, yakni desa Sorowako, desa Nikel, desa Matano, desa Nuha dan kelurahan Magani. Melanjutkan program menyapa desa di Kecamatan Nuha, rombongan menuju desa Nuha dengan menyeberangi danau Manano. Pilihan moda transportasi air dari Sorowako ke Nuha selain bisa menggunakan perahu kecil, raft dan speed boat, juga kapal feri. Kali ini rombongan berangkat menggunakan Kapal Feri KM Opudi tujuan Sorowako-Nuha.
Saat tiba di desa Nuha, rombongan disambut dengan persembahan musik bambu dan Sholawat Nabi. Luar biasa penyambutannya. Sebuah pembuktian lagi bahwa usia tidak menjadi penghalang untuk tetap tampil, karena beberapa pemain musik bambu sudah lanjut usia tapi tetap semangat. Suasana menjadi meriah, masyarakat menyambut kedatangan rombongan dengan sumringah.
Suasana kedekatan pemerintah dan masyarakat dalam kegiatan ini terasa begitu kental. Bagaimana para pejabat daerah bisa berbaur dalam sebuah rangkaian kegiatan, bukan hanya seremonial tetapi bisa duduk bersama dan mendengarkan harapan dan masukan secara langsung, baik di tenda acara, di masjid setelah sholat jumat dan di warung kopi. Menggunakan KM Opudi kami kembali ke Sorowako. Akh.. danau yang indah, pemandangan yang cantik, air yang tenang. Semoga suasana seperti ini terus dijaga demi keamanan dan kenyamanan kita semua.
.
.
@cahyadi_takariawan
#belajarmenulis
#kmobasicbatch49
#antologi17
#200kata
#ceritavie
#viestory
#vienulis