LEPAS 2017 SAMBUT 2018

Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, Engkau sampaikan usiaku pada pergantian tahun Masehi lepas 2017 sambut 2018. Banyak hal yang aku telah jalani melewati tahun yang berlalu, dan masih ada harapan-harapan yang aku bingkai untuk tahun mendatang. Semoga Engkau berkenan memberikan ijin, ridha dan kehendakMu ya Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Besar keinginan untuk pulang dan menikmati masa-masa pergantian tahun bersama keluarga dan teman-temanku, namun rencana lain telah aku konfirmasi sebelumnya. Yakni menyongsong pergantian tahun bersama keluarga Tana Luwu di kediaman Ketua Umum Kerukunan Keluarga Tana Luwu (KKTL) di Cibubur, dr. Andi Arus Viktor S.P.M(K).

Tanggal 31 siang, aku tiba di rumah dr. Andi Arvi, begitu kami menyingkat nama shohibul bait. Aku membuat salad buah sebagai buah tangan, sekaligus bekal karena rencananya kami akan berenang di kolam renang shohibul bait. Tidak lama kemudian, kakak sekaligus sahabatku Ismi datang bersama keluarganya, tentu saja dengan membawa bekal nasi kuning bersama telor balado dan sambal goreng hati. 

Kami memang tidak bermaksud merepotkan tuan rumah dengan rencana piknik kami. Namun ternyata, istri dr. Arvi telah menyiapkan beberapa menu yang kemudian menjadi sajian makan malam karena siang itu bekal kami menjadi sajian pembuka. Menu yang disiapkan ibu Theresia antara lain Coto Makassar lengkap dengan burasanya, Ayam Mayo, Ikan Bakar, Kerang juga es campur sebagai pencuci mulut.

Setelah ngobrol sebentar, aku dan anak-anak kak Ismi; Fatimah, Daeng Ahmad dan si ganteng Hasan akhirnya memilih berenang di kolam renang. Suasana sore itu sangat nyaman, apalagi ada tongkonan di rumah dr. Arvi, serasa kami sedang berlibur di Toraja. Tidak lama kemudian, tuan rumah, mertua dan saudara ipar kak Ismi pun ikut menikmati kesegaran air kolam renang itu.

Cukup puas bolak balik tepian kolam renang, kami pun naik dan berdiskusi tentang rencana pertunjukan yang akan dilaksanakan tahun 2018 ini. Wah, kami mendapatkan ide-ide segar yang menjadi olahan kak Sabil, ipar kak Ismi yang menjadi sutradara di pertunjukan nanti. Masih rahasia, sampai launching teasernya nanti hehhehe.

Hari menjelang sore saat Opu Odeng, panggilan ibu Hartawati Andi Djelling, salah satu warga KKTL lainnya tiba. Ceritapun semakin panjang hingga akhirnya tiba waktu makan malam. Beragam topik menjadi bahasan kami tepat di tepi jolam renang. Akhhh suasananya begitu asyik. Apalagi saat ikan-ikan itu mulai dibakar, aneka cemilan menjadi sajian di hadapan kami dan tentu saja, keluarga dr. Arvi mulai berdatangan menambah riuh suasana. 

Tidak banyak yang dilakukan malam itu, selain ngobrol santai di tepi kolam renang, hingga akhirnya petasan dan kembang api mulai bersahutan, tanda detik-detik pergantian tahun dimulai. Akh… tahun pun berganti, doapun terlantun diiringi harapan akan kebahagiaan dan kedamaian di muka bumi ini.

Bismillah “Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaaha ilallah, Allahu-Akbar, Laa haula wala quwata illa billahil aliyil adzim” 

Welcome 2018 😍😍😍

Ketika Sayap Terkembang

Terakhir aku berkunjung ke Morowali tepat setahun sebelum aku pindah ke Jakarta. Morowali adalah sebuah kabupaten pemekaran dari Poso yang terletak di wilayah propinsi Sulawesi Tengah. Morowali beribukota di Bungku, Kecamatan Bungku Tengah, berdasarkan UU No. 51 Tahun 1999.

Namun dalam kunjungan kali ini, aku menemukan bahkan kabupaten ini telah mekar. Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2013 ditegaskan pemisahan dan berdirinya Kabupaten Morowali Utara sebagai daerah otonom baru dengan Kolonodale di kecamatan Petasia sebagai ibukota. Pemisahan ini juga  di dasarkan pada hak asal usul daerah yang bersifat Swapraja “zelfbesturende landschappen”.

Ternyata perubahan itu berdampak nyata. Dari terakhir kunjunganku ke Bungku, beragam pembangunan tergambar pada kota ini. Kabupaten muda ini memiliki berbagai potensi yang cukup besar, baik disektor perkebunan, pertanian, kelautan, perikanan maupun pariwisata.

image

Sektor yang paling potensial di Morowali adalah pertambangan, tak heran jika banyak orang menyebut kabupaten ini sebagai tanah 1.001 tambang. Jenis tambang di Morowali diantaranya nikel, marmer, minyak bumi dan kromit. Bahkan sempat menjadi topik hangat tentang para penjual-penjual tanah air sebagai ungkapan untuk para penambang ketika daerah ini melakukan eksport raw material-material tanah ke para pembeli Luar Negeri saat Undang-Undang Pertambangan masih memungkinkan berlakunya eksport tersebut.

image

Namun setelah pengkajian dan evaluasi yang komprehensif, perbaikan-perbaikan aturan dibuat untuk kepentingan masyarakat setempat pun diberlakukan. Walhasil, dalam kunjungan kali ini, daerah ini terlihat berkembang sangat pesat. Salut untuk kemajuannya.

image

Tapi yang membuatku lebih salut lagi, pas mencari data di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Promosi Daerah, kantor ini kosong karena semua pegawai sedang ke mesjid untuk sholat Ashar. Subhanallah… sungguh suasana yang luar biasa. Ternyata ini berlaku pada seluruh kantor pelayanan masyarakat di Morowali. Jadi jangan mencari pegawai muslim di kantor pada saat waktu sholat, karena mereka semua akan memenuhi mesjid, begitupun dengan Bupati Morowali, Anwar Hafid.

image

Prinsip yang dipegang Bupati 2 Periode ini adalah “Nilai seorang pemimpin dimata Allah, tidaklah diukur dari pangkat, gaji, harta dan jabatan, melainkan tanggungjawabnya menjalankan amanah yang diberikan kepadanya” membuatnya menjadi teladan terutama bagi warga transmigrasi di Bungku. Dimana program Aladin (Atap, Lantai dan Dinding) yang dibuatnya pada Periode kepemimpinan Pertama justru menginspirasi warga transmigrasi yang berhasil untuk melanjutkannya secara sukarela.

“Kami mengumpulkan dana setelah panen untuk membantu teman-teman yang rumahnya masih belum baik, karena kebutuhan dasar kami telah dipenuhi oleh Pemerintah Morowali, sekolah gratis sampai kuliah, kesehatan gratis dan penghidupan yang lebih layak dari hasil Sawit dan pertanian serta bekerja sesuai keahlian kami di perusahaan-perusahaan tambang di Morowali,” jelas Kadek saat berbincang di warung ikan bakar Dua Puteri Bungku.

Sukses terus Morowali…

la_vie