Terkadang saya bingung deh dengan kebijakan yang seharusnya bisa dibuat murah menjadi mahal. Misalnya laporan Aktifitas harian pegawai yang harus dibuat setiap hari. Bayangkan saja.. dengan 4,5jt Pegawai Negeri Sipil di Indonesia.. yang diharuskan mengisi lembaran kertas, hitunglah selama bekerja 300 hari dalam setahun. Berapa banyak biaya kertas yang sebenarnya pun tidak akan dimanfaatkan dengan baik.
Bagus kalau kertas-kertas yang diisi itu memang dimanfaatkan sebaik-baiknya. Tapi kalau kertas-kertas laporan kerja itupun tidak dibaca, atau tiap hari isinya sama sehingga tidak dilirik, contohnya seorang honorer cleaning service dengan tugas: menyiram tanaman, menyapu, mengepel, mencuci piring dan gelas, dsb… setiap hari isinya hanya itu saja.. apakah itu tidak sama dengan membuang-buang duit?
Mungkin ada pertimbangan lain dari hanya sekedar isian ini.. tetapi sangat disayangkan jika tidak dipergunakan sebaik-baiknya.
Saya sepakat, jika memang form isian ini nantinya menjadi wadah untuk menilai apakah seseorang mendapatkan beban kerja sesuai dengan porsinya. Atau sebagai bahan untuk penilaian ketika disebuah institusi memiliki kelebihan pekerja atau sebaliknya. Namun jika ini hanya menjadi salah satu lembaran yang tidak akan diperhatikan, mungkin lebih baik tidak dilaksanakan saja 🙂 Sayang kan, di satu sisi kita menekan penebangan kayu yang digunakan untuk membuat lembaran-lembaran kertas ini, sedangkan di sisi yang lain kita menggunakan kertas-kertas ini dengan tidak bijaksana.
Nah, akan lebih baik jika kita semua sadar bahwa dalam setiap amanah jabatan dari posisi yang kita emban terdapat tanggung jawab yang sangat besar, sehingga kita bisa senantiasa mengerjakanan tugas kita dengan sebaik-baiknya.
#RenunganVie