Sakit Itu Tidak Enak

Tidak pernah terbayang, betapa sulitnya hidup ini ketika kita sakit. Dan betapa bahagianya mendapatkan ucapan sekedarnya, “cepat sehat ya…”. Meskipun kadang kala kita merasa itu hanya di bibir saja.

Sehat itu memang luar biasa. Kita bisa beraktifitas seperti biasa. Bisa jalan sesuka hati, bisa bercengkerama dengan saudara maupun kawan. Bisa melakukan semua hobby.

Nah ketika sakit, semua menjadi tidak enak. Tidak enak makan, tidak enak baring, tidak bisa bekerja, tidak bisa main. Yang paling menjengkelkan adalah harus terbaring di tempat tidur sepanjang hari, syukur-syukur kalau tidak perlu masuk rumah sakit dan diinfus.

image

Seperti yang saya alami minggu lalu. Sungguh tidak menyenangkan. Selama 2 hari saya demam. Saya pikir hanya flu biasa. Tapi demam saya tidak turun-turun. Walhasil, di hari ke-3 saya pun memaksakan diri untuk ke rumah sakit Tebet yang dekat dengan mess.

Begitu tiba di rumah sakit. Sayapun menuju tempat registrasi yang ternyata sudah tutup. Akhirnya saya ke UGD dan langsung dipersilahkan istirahat di UGD.

Semakin tidak enaklah. Ada satu jam barulah saya diperiksa. Itupun setelah saya bertanya ke suster, kenapa saya belum diapa-apakan. Whuakakakakka setelah bicara barulah saya cerna kembali kata-kata saya… hehehehhe harusnya saya bertanya kenapa saya belum diperiksa… memangnya saya mau diapakan? Huakakakakka.

Jiah.. apa sudah tidak ada dokter lagi di rumah sakit ini? Sungguh miris, saya diperiksa oleh seorang dokter laki-laki yang “maaf” sudah uzur. Selayaknya dokter itu sudah tinggal di rumah, menikmati waktu bermain bersama cucu-cucunya. Tangannya sudah gemetaran, berbicarapun pelan dan terbata. Subhanallah…. Dok, jika saya putrimu, tidak akan kubiarkan kau tetap di rumah sakit. Sudah cukup pengabdianamu selama ini. Sudah saatnya kau beristirahat dan menikmati sisa-sisa usiamu bersama keluargamu.

Usai diperiksa, saya diminta untuk pemeriksaan lebih lanjut. Untuk itu saya pun mengambil air seni untuk pemeriksaan urine dan pengambilan darah. Dalam kondisi yang sangat lemah, akhirnya saya mengiyakan saja ketika suster meminta ijin untuk memasang infus neurolbine, penambah darah.

image

Sebenarnya saya sudah tergerak untuk opname, apalagi dokter sudah menyatakan bahwa saya terkena typus, namun miris karena pasien di sekitar saya terkenan penyakit Demam Berdarah. Saya jadi takut akan terjangkit sehingga memutuskan untuk pulang dan di rawat di rumah saudara.
Walhasil, terkaparlah saya selama 8 hari tidak bisa beraktifitas apapun. Bahkan makan pun harus di tempat tidur dengan demam tinggi disertai batuk.

Ya allah…. jauhkanlah sakit dariku dan orang-orang yang kusayangi.

#renunganvie

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s