Entah,
Apakah saatnya rasa ini membuncah,
Disaat air mata tak lagi menyisakan lara
Membawa temaram senja bersembunyi di balik asa
Haruskah ombak yang bergulung menyapu kembali gelombang air ke daratan
Ataukah hati merelung
Mencari jejak tapak kepastian
Menemukanmu telah membuka lorong harapan
Namun belenggu jiwa ternyata tak memberikan kesempatan
Rantai jeruji semakin menekan
Auman panjang lelaki petarung saling bersahutan
Duhai Sang Pemilik Hati ini….
Disini, di sudut relung hati ini,
Doa senantiasa meraja,
Diantara mimpi, asa dan pinta.
Mimpiku adalah inginku
Dukaku adalah kisahku
Namun semua tiada arti wahai Tuanku
Kala hati menanggung rindu kepadamu.
Duhai Sang Pemilik Hati ini….
Langgam syair senantiasa kudendangkan,
Kiranya Engkau sudi memberi jawaban
Agar langkah ini tak tertatih kembali.
Kupasrahkan segalanya kepadamu,
Duhai Sang Pemilik Hati ini….
Kiranya berita bahagia yang kuterima ini
Adalah pertanda kasih darimu.
Lapangkanlah hati dan langkahku,
Duhai Sang Pemilik Hati ini…
Agar aku dapat menyatu dengan anganku,
Aku melebur dalam inginku.
Sungguh aku merindumu
Wahai Sang Pemilik Hati ini….
#MyFreedomSpace
Sumber foto: google image n personal pict.
la_vie