Pusaka Bahari Danau Matano

Serangkaian pertanyaan muncul ketika aku melihat seperangkat benda-benda tua yang terpajang diantara keris-keris dan pusaka lainnya. Apatah lagi disebutkan bahwa benda tua itu berasal dari danau Matano, luwu Timur, tanah kelahiranku di Sulawesi selatan Indonesia. Barang-barang yang sekilas terlihat seperti onggokan besi tak bertuan itu ternyata memiliki sejarah yang luar biasa dalam peradaban manusia khususnya di tanah Bugis Sulawesi.

image

Dalam penasaranku usai mendapat info akan pameran Keris dan Benda Pusaka Bahari yang dilaksanakan di Gedung Kompas, aku pun meluangkan waktu untuk berkunjung. Biasanya aku tidak tertarik dengan benda-benda pusaka, namun kehadiran teman-teman muda pencinta benda pusaka Pompessi dari Tanah Luwu membuatku berfikir untuk membuktikan apa yang sudah sering aku dengar tentang benda-benda pusaka di tanah kami. Bahkan pada kesempatan itu aku mendapat kehormatan oleh Yang Mulia Datu Luwu, dengan penyematan pin kedatuan sebagai tanda restu beliau.

image

Dari cerita yang aku dengar bahwa sejak dahulu teluk bone dan perairan tana luwu telah menjadi jalur pelayaran lintas Negara dan eksploitasi bahan logam khususnya besi. Bahkan menjadi komuditas yang populer saat itu. Menurut Andi zulkarnain dari Pompessi Luwu Timur, salah satu pakar budaya yang juga merupakan kurator pada pameran ini, Jimmi Harianto atau yang biasa dikenal dengan nama Ganja Wulung Pakbo menyatakan bahwa sebagian besar penempa keris di nusantara ini tak lepas dari budaya keris bugis yang hulunya terbuat dari gigi dan tulang ikan.

image

Salah satu jenis kepala keris berbentuk kepala burung laut, bagian dari sarung keris yang oleh orang Bugis disebut jonga-jonga adalah model perahu layar. Selain itu salah satu pamor keris dan pusaka yang paling digemari orang bugis adalah timpa laja, yang disebut gunungan di tanah Jawa.

image

Pameran keris dan Pusaka Bahari ini secara resmi dibuka oleh Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Awalnya sedikit heran, koq bukan Menteri pariwisata yang membidangi kebudayaan yah??  Hwhehe ternyata terjawab sendiri dari judulnya yakni pusaka bahari dna konsep negara kita adalah bahari bukan agraris seperti yang selama ini didengung-dengungkan. Dan dari sambutannya, ibu Susi menyampaikan bahwa ada banyak sekali benda-benda pusaka yang ditemukan di lautan dan semuanya merupakan kekayaan negara kita yang tidak ternilai harganya.

image

Termasuk juga temuan-temuan senjata kuno yang diikutkan dalam pameran ini yang ternyata diambil dari dasar Danau Matano di sorowako pada kedalaman 15 hingga 20 meter. Senjata-senjata ini diperkirakan  rata-rata berusia ratusan tahun.

image

Teman-teman Pompessilah yang membawa benda-benda pusaka ini ke Jakarta, sebagai kelompok anak-anak muda pencinta Benda Pusaka Tanah Luwu sebagai warisan budaya leluhur. Kehadiran mereka mendapat restu dari Raja Luwu, Sri Paduka Yang Mulia Datu Luwu H. Andi Maradang Makkulau Opu To Bau yang juga berkenan hadir pada pembukaan pameran ini didampingi Permaisuri Lina Widyastuti Wahyuningsih.

image

Sebuah negara menjadi besar ketika dia mengetahui asal-usulnya. Dan untuk mengetahui kejayaan sebuah peradaban dapat dilihat dari budayanya. Untuk terus mempertahankan kebudayaan Tana Luwu, maka budayanya harus terus kita lestarikan begitu pula dengan budaya Indonesia. Betapa bangga kita sebagai bagian dari tana Luwu, karena sebagai bagian dari sebuah kerajaan besar di Indonesia dan masih tetap ada hingga hari ini. Dan tugas kitalah sebagai generasi muda untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu kita dan melestarikan budaya yang telah mereka bangun selama berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun lamanya. Utamanya kita yang tinggal di kawasan danau Matani yang ternyata menyimpan begitu banyak bukti sejarah Tana Luwu.

Sumber foto: koleksi pribadi

#Myfreedomspace #ceritavie

la_vie

Kuliner Jepang -2-Sushi

Lanjut bagian ke-2

Setelah penyajian Sashimi, Chef Osawa mengajak hadirin membuat Sushi Roll dengan 2 teknik penyajian.

image

Sushi

Kebanyakan orang salah menganggap bahwa sushi adalah makan ikan mentah. Padahal sushi adalah makanan Jepang yang berarti nasi yang diberikan bumbu cuka, gula, dan garam. Nah yang ikan mentah itu yaa sashimi yang udah aku tulis sebelumnya. Hehehehehehe… 

image

Membuat Sushi ternyata gampang-gampang susah. Sederhana namun membutuhkan keterampilan tersendiri. Mulai dari teknik membuat nasi sushi dengan saos khusus, menggulung sushi dengan isinya, dan juga menghias sushi untuk penyajian.

Berikut tips membuat sushi roll dari Chef Shuichi Osawa – Japanesse Master Chef Restoran Sana Sini, Pullman Jakarta Indonesia:

1. Nasi difermentasi sebelum dibuat sushi. Caranya dengan menambahkan cuka ke atas nasi hangat dan mengaduknya sampai rata.

Perbandingan cuka dan nasinya adalah 1:10. Setelah diaduk, diamkan nasi sampai dingin agar mudah diolah menjadi sushi. Saat mengaduk nasi, mesti hati-hati agar nasi tidak hancur.

image

2. Berhubung beras Indonesia kurang lengket jika dibandingkan dengan beras Jepang namun tetap bisa menggunakan beras lokal untuk membuat sushi. Yang bisa dilakukan untuk membuatnya menjadi lebih lengket adalah dengan menambahkan bubuk agar-agar berwarna bening saat memasak nasi.

3. Di Jepang, nasi sushi difermentasi di dalam wadah yang terbuat dari kayu. Hal itu dikarenakan kayu mampu menyerap cairan berlebih sehingga nasi pun tidak terlalu lembek.

4. Salah satu teknik mendinginkan nasi dengan cara membawanya ke pinggir wadah sambil dikipas-kipas

5. Saat akan mulai membuat sushi roll, perlu diperhatikan bahwa dalam menggunakan nori atau rumput laut kering untuk pembungkusnya,  pastikan bahwa bagian yang teksturnya halus merupakan bagian luar. Sedangkan bagian yang sedikit kasar berada bagian dalam.

6. Selain sushi roll biasa, dapat juga dibuat dalam bentuk futo maki, sushi roll tebal dan ura maki, sushi roll yang dibuat terbalik dengan lembar nori di bagian dalam dan nasi di bagian luar.

image

7. Sebaiknya menggunakan sarung tangan plastik saat akan membuat sushi. Jangan lupa untuk membasahi jari tangan dengan sedikit air agar nasi tidak menempel ke tangan

8. Penting untuk diperhatikan, saat meletakkan nasi pada gulungan sushi roll, usahakan untuk tidak menekan-nekan nasi. Cukup ratakan menggunakan tangan. Selain itu, ketebalan nasinya pun harus sama.

image

9. Setelah nasi rata, mulailah meletakkan isian sesuai selera.
Beberapa isian sushi roll biasanya terdiri dari daging ikan salmon, tuna, udang, gurita dan jenis boga bahari lain dalam bentuk mentah sehingga terasa sangat segar. Bisa juga ditambah alpukat atau ketimun yang dipotong memanjang. Selain itu sushi juga tidak diberikan bumbu terlalu banyak, sesuai dengan filosofi budaya Jepang yang sangat menghargai segala sesuatu yang alami.

image

10. Setelah diatur maka secara perlahan, nasi dan isinya digulung. Sebagai tambahan ada juga sushi yang diberi biji wijen untuk taburan di bagian atasnya, tapi tidak menggunakan minyak wijen.

Tadaaa… jadilah sushi yang diinginkan.. seperti yang diperagakan Leila Fitriyani Wahab, yang juga alumni Kosmik Unhas seperti kanda Mubarika Darmayanti yang mengundangku bersama beberapa blogger Indonesia lainnya dalam acara.

image

Banyak hal yang dapat kita pelajari dari melihat dan menikmati hidangan kuliner dari dalam negeri sendiri maupun mancanegara. Bahkan dengan menghadiri pengenalan kuliner Jepang yang diadakan oleh Bagian Penerangan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia ini, banyak sekali informasi tentang bagaimana mengolah bahan makanan laut menjadi sebuah santapan yang lezat dan sehat serta filosofi dari bahan masakan itu sendiri.

Sehingga tidak heran kalau Master Chef yang berasal dari Kiryu Gurma Jepang ini tidak hanya master di makanan Jepang, Master chef Osawa  juga pandai membuat masakan Indonesia dan Eropa. Suami dari Desy Safarina ini merupakan penggemar masakan Padang dan sangat suka dengan Rendang.

Dari empat tahun pernikahan dengan puteri Indonesia kelahiran Kalimantan ini, mereka dikaruniai seorang puteri bernama Yurika Osawa (3) dan seorang putera, Muhammad Hiroki Osawa (2bln).

image

Arigato Chef… Sukses terus ya… oh iya… sebelum tulisan ini kuakhiri.. Setelah makan sashimi atau sushi, orang Jepang biasanya makan sup miso di akhir makan untuk membantu pencernaan. Jadi bukan kayak kita di Indonesia, sop nya dicampur ke nasi yaaaa kekekekek…. di pergaan ini Chef Osawa sempat mengajarkan teknik membuat kaldu.. dari bahan ikan cakalang maupun rumput laut.. uihhh saya lebih suka yang cakalang.. rasanya lebih segar dan agak manis. tapi bagi yang suka minum teh hijau.. sepertinya bakal lebih suka kaldu rumput laut deh.. hehhehe.. selamat mencoba..

image

Sepp yakkk..

Sumber foto: Koleksi pribadi

#ceritavie #myfreedomspace #askvie

la_vie

Mengenal Kuliner Jepang -1- sashimi

Notifikasi dari senior Kosmik Unhas, kanda Mubarika Damayanti untuk mengikuti pengenalan budaya Jepang kuliner di Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta Barat (11/8) sungguh menggiurkan. Begitu menerima undangan ke Binus, aku langsung membayangkan nikmatnya  sashimi dan sushi, yang merupakan kuliner tradisional Jepang atau dikenal dengan sebutan Washoku.

image

Pengenalan Washoku kali ini dilakukan oleh Japanesse Master Chef Suichi Osawa yang merupakan kepala koki di Restoran Sana Sini, Pullman Jakarta Indonesia.

Sashimi

Sashimi menjadi salah satu menu favorit di restoran Jepang. Irisan daging ikan mentah yang disajikan bersama parutan wortel dan lobak, wasabi, gari (acar jahe muda), selada, serta peterseli.

Pada kesempatan itu, Chef Osawa memperlihatkan teknik membuat Sugata Zukuri atau teknik penyajian sashimi yang beralaskan tulang atau badan ikan. Untuk itu, Chef Osawa menggunakan ikan bawal sebagai alas penyajiannya.

image

Penyajian Sugata Zukuri pada dasarnya adalah untuk memperlihatkan pada orang-orang bahwa sashimi yang disajikan berasal dari ikan segar.

Ada teknik yang disampaikan oleh Chef Osawa agar ikan tetap tampak segar dalam penyajiannya, yaitu bagian sirip ikan disangga menggunakan tusuk lidi agar terlihat mekar dengan posisi agak ditekuk. Selain itu, sirip dapat di sayat sekitar 2 ruas lalu di masukkan kedalam lapisan insang sehingga bagian sirip lainnya tampak berdiri, seakan melambai hehehhehe…

image

Sashimi yang disajikan dengan cara penyajian ini disebut Sashimi Moriawase yaitu beragam jenis sashimi mulai dari daging bawal, daging tuna, salmon, udang dan gurita. Biasanya disajikan pada saat-saat istimewa.

image

Telah menjadi kebiasaan di Jepang bahwa menyajikan sashimi dengan mengelompokkan daging ikan terdiri dari tiga potongan sashimi. Hal ini dianggap sebagai sesuatu yang baik dan menguntungkan.

image

Sebagai tambahan, Chef Osawa menyajikannya bersama potongan wortel, lobak, ketimun dan daun oba atau daun basil Jepang. Yang kesemuanya diiris tipis lalu di gulung atau di potong halus memanjang.

image

Di meja Chef Osawa terdapat empat buah pisau yang akan digunakan saat proses pembersihan hingga pemotongan sashimi. Ada pisau biasa atau vegetable knife, ada pula doba knife untuk memotong tulang. Selain itu, terdapat tako hiki yang panjang untuk membuat fillet dari daging bertekstur lembut dan sashimi knife untuk memotong-motong fillet menjadi sashimi.

image

Meskipun penggemar sashimi banyak di Indonesia.. namun masih banyak yang salah dalam tata cara mengkonsumsinya. Banyak yang hanya suka menghabiskan sashimi atau ikan filletnya saja tanpa memakan hidangan pendampingnya. Ternyata, secara filosofis, ikan mengandung bakteri meskipun segar karena masih mentah. Sedangkan, salad irisan lobak, daun oba dan wasabi ini memiliki manfaat untuk tubuh  karena memiliki sifat anti bakteri di dalamnya.

image

Tidak hanya itu, lobak, daun oba dan wasabi juga berfungsi untuk mendinginkan perut setelah makan ikan. Itulah filosofis hidangan Jepang yang kurang diperhatikan selama ini. Di makanan Jepang, semua yang ada di atas piring punya manfaat dan fungsinya masing-masing.

Sumber foto: koleksi pribadi

#asksulvi #askvie #myfreedomspace #kulinerjepang #sashimi

Bersambung ke kuliner Jepang -2- Sushi

la_vie