Senandung Rindu

Kuceritakan cinta, pada malam yang menyapa. Tentang kerinduan yang senantiasa memeluk pilu. Tentang mimpi untuk dapat bersamamu, mengisi hari dengan tawa dan canda.

Kerinduan yang senantiasa membawaku terbang jauh bersama angan dan mimpi. Kerinduan yang memaksaku untuk mengenang kembali masa-masa yang telah silam. Kerinduan yang membuatku terjatuh dalam linangan air mata.

Aku tak tahu harus bagaimana, aku merasa tiada berdaya, menginginkanmu, mengharapkanmu, memimpikanmu.

Namun, aku lebih memilih untuk diam, aku memilih untuk menjauh. Karena aku sadar, bahagiamu bukan bersamaku. Bahagiamu bersama dia dan buah hatimu. Bahagiaku telah hilang bersama teriakan mungilnya kala menyapa dunia.

Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk rindu ini. Kerinduan yang kutorehkan lewat untaian kata tanpa makna. Karena makna itu telah berlalu bersamamu.

Sungguh, aku selalu ingin bersamamu. Menghabiskan sisa waktuku denganmu. Tapi aku memilih untuk diam dan berpaling. Meski aku tahu, rasa sakit dan pilu yang senantiasa menghentakkan jantungku.

Rasa ini semakin menyiksaku saat semilir angin berhembus dan membelai rambutku. Dalam diam dan heningnya malam, ingatanku terus kembali padamu. Menambah dalam rasa rindu yang selalu membawa bayanganmu kembali padaku.

Adakah kau mengingatku, kala aku mengingatmu? Adakah kau mengenangku, kala aku mengenangmu? Adakah kau merindukanku, kala aku merindukanmu?

Ampera 180215

Noted – puisi yang teronggok selama ini di sela-sela lembaran kusam catatan kuliahku 😉

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s