PALUMARA PARASULU

Day 50 – PALUMARA PARASULU

Langit begitu cerah. Begitu cantik perpaduan awan putih di langit yang biru. Warna laut laksana cerminan langit namun jernih sekali. Kami dapat melihat ikan-ikan yang berenang kesana kemari di bawah rumah apung Nanggala Parasulu.  Dengan alat snorkeling, kami bahkan bisa melihat  kedalaman dan karang-karang Parasulu. Mashaallah.

“Naikki dulu makan.”

Rasanya baru sebentar kami berenang, sudah dipanggil makan. Sebelum tiba di rumah apung ini, kami sempat menyambangi pak Bambang yang sedang memanen ikan di “Bila” nya. Bila adalah sebutan tempat menangkap ikan dari kayu dan jaring yang ramah lingkungan. Kami diberikan beberapa ekor ikan segar.

“Kita makan ikan satu kali mati” istilah kawan saya yang begitu tiba langsung menuju dapur dan menyiapkan makan siang.

“Wah, rasa daging ikannya manis dan gurih. Beda sekali rasa ikan segar dengan ikan yang kita beli di pasar ya,” celotehku sambil menikmati masakan palumara yang lebih tepatnya sop ikan kuah kuning. Meski hanya menggunakan bumbu dasar kunyit, garam, jeruk nipis dan cabe rawit, rasa sop ikannya bisa mengalahkan racikan restaurant.

Semakin sedap dicocolkan pada racikan rawit, garam dan jeruk nipis sebelum disantap.

“Apalagi ditambah sedikit air laut asin yang berjatuhan dari tanganku yang basah,” timpalku kemudian tertawa.

“Betul kak, makanan seperti ini justru lebih menyehatkan. Karena itu kita harus bisa menjaga laut kit, utamanya terumbu karang. Supaya biota laut itu bisa aman, bisa menjadi tempat bertelur dan berkembang biak. Dan kita bisa menikmati ikan-ikan yang sehat. Kejayaan laut dan kekayaan alam kita juga akan terjaga.

.

.

@cahyadi_takariawan

Credit Foto @AndiMuslihin

 

#belajarmenulis

#kmobasicbatch49

#antologi17

#200kata

#ceritavie

#viestory

#vienulis