“How you’ve been? You were in Korea?”
Seorang kawan menyapa lewat facebook. Aku hanya tertawa dan menjawab bahwa Korea masuk dalam list negara-negara yang akan aku kunjungi suatu hari nanti. Foto-foto yang pernah aku upload dengan background budaya Korea itu, pengambilannya berlokasi di sebuah restaurat di Jogyakarta.
Jawabnya, “Ohh hahaha you tricked me.”
Terakhir kunjunganku ke Jogyakarta benar-benar pengalaman yang luar biasa. Kota gudeg ini tiba-tiba berubah menjadi negara Korea bagiku. Bermula dari pertemuan dengan para juniorku sesama alumni Universitas Hasanuddin Makassar yang sementara melanjutkan kuliah di Jogya.
Malam itu kami memutuskan untuk menghibur diri setelah seharian aku mendapat 3 ledakan bom dahsyat terkait urusanku ke Jogya. Kami memutuskan untuk melepaskan seluruh aura-aura negatif lewat vokal yang tentunya tanpa pelatih vokal sebenarnya hehehehe.
Masuk di Happy Puppy Karaoke, kami harus menunggu sejenak sampai akhirnya mendapatkan room. Bahkan menyempatkan diri berpose di lorong menuju room yang disiapkan.
Berasa biduan tak bertuan, satu-satu dari kami pun mulai memilih lagu andalan walaupun terbukti diantara sekian banyak hanya satu dua yang benar-benar dapat bernyanyi. Tapi itu bukanlah soal, yang penting happy di Happy Puppy. Dan semua tersentak ketika lagu-lagu yang terpilihpun terdapat lagu-lagu Korea hits sebagai penutup fun seperti Gang Nam Style, Mr. Awesome dsb.
Jelang tengah malam, kami bergeser ke Legend Cafe, tempat paling top buat nongkrong di malam hari. Selain menikmati hidangannya, kami juga menikmati suasana dan kenyamanan bangunan heritage dan unik ini dengan mempertahankan arsitektur design awal bangunan dengan sedikit sentuhan modern minimalis.
Keesokan harinya, setelah melakukan perburuan data terkait urusan yang harus kuselesaikan, aku dan keempat kawan yang bersamaku pun mulai mencari alamat restaurant Korea DaeJangGeum untuk membuktikan keakuratan informasi yang kami dapat pada malam sebelumnya. Tentu saja karena berada pada arah yang sama dengan yang kami tuju dalam pencarian ini.
Tempat ini terletak di Jalan Palagan Yogyakarta, bisa dibilang cukup jauh dari pusat kota. Kalau datang dari arah Monjali ( Monumen Jogja Kembali), maka bisa lurus terus sampai menemukan hotel Hyatt, nah belum sampai, masih lurus lagi kira-kira ± 2km nanti di kiri jalan akan ada papan nama Dae Jang Geum.
Kami sempat bolak balik karena tidak tampak bahwa tempat yang kami tuju adalah restaurant. Lebih tampak seperti rumah kediaman seorang pejabat teras dengan pagar kayu tinggi mengelilingi halaman rumah.
Setelah kami masuk, nampaklah pemandangan luar buasa, seakan memasuki dunia yang berbeda dari tanah Jogyakarta. Sampai di pintu kami disambut oleh beberapa pelayan yang menggunakan hanbok seragam seperti dayang-dayang dapur istana.
Mereka memiliki 3 macam tempat makan, yaitu indoor tapi di tempat terbuka, pendopo, dan model private room, ruang kecil-kecil yang berkapasitas 6-15 orang. Dan kami memilih pendopo.
Tak sabar akhirnya kami bertanya tentang pakaian adat korea yang bisa digunakan. Dan ternyata benar. Akhirnya kami pun ke ruang ganti dan mulai memilih pakaian-pakaian khas Korea. Asli… ganjen deh…!
Setelah bersalin pakaian, hidangan korea yang kami pesan pun telah tersedia. Karena menunya banyak dan kondisi kami kelaparan, kami memilih barbeque menu dengan dilengkapi hidangan pembukan khas Korea seperti kimchi, asianan tauge, dan beberapa hidangan lainnya.
Puas mencicipi hidangan yang tersedia, kami mulai bergerilya mengabadikan segala moment. Karena setiap sudut menawarkan background foto yang berbeda dan hasilnya tidak menggambarkan kami berada di Jogyakarta seperti aslinya.
Sungguh terbayangkan jika di suatu sudut di negara orang lain, juga terdapat sebuah restaurant Indonesia yang tidak hanya menawarkan makanan khas Indonesia, namun juga budaya, pakaian dan nuansa daerah kita yang beragam.
Saat ini, aku kembali ke Jogyakarta. Berharap akan menemukan pengalaman baru yang berbeda dalam setiap kunjunganku ke kota keraton ini.
Sampai bertemu dalam perjalananku berikutnya…
#CourtesyVisit