Selesaikan Masalahmu Dengan Cerdas

Selagi membolak balik jenis karpet yang ada, polselku berdering. Melihat siapa yang menelpon, segera aku angkat.

“Kak, bagaimana ini? Saya ditegur tentang realisasi pekerjaanku, padahal saya tidak mau terlibat urusan keuangan. Cukup bendahara saja,” suara merdu terdengar di ujung telpon dengan sesekali dihela nafas panjang.

Setelah mendengarkan keseluruhan cerita, aku cuma berkata, “selesaikan masalahmu dengan cerdas!” Lalu aku tersenyum membayangkan kerutan kening gadis manis di ujung telpon seperti biasa ketika dia panik menemui suatu masalah baru.

“Selalu bicara data,” sambungku. “Apapun masalahnya, jika itu menyangkut pertanggungjawaban, maka kamu harus memiliki data yang konkrit untuk menjawab setiap pertanyaan,” jelasku panjang lebar.

Mulailah kami berdiskusi tentang semua hal terkait yang bisa dijadikan sumber informasi. Lalu telpon kami hentikan.

Aku kembali dalam kegiatanku. Namun pikiranku ke telpon barusan tidak berhenti. Aku mulai merangkai sedikit demi sedikit informasi yang tadi aku dengarkan. Kucoba cerna dan cermati.

Selang beberapa waktu, gadis itu menelpon kembali. “Kak, setelah kutelusuri, ternyata ada kejanggalan yang terjadi dengan situasi ini”. Mulailah aku mendengarkan penjelasannya yang panjang lebar. Sesekali kutimpali dia dengan pertanyaan-pertanyaan kecil yang dia jawab dengan lugas serta emosi yang meluap-luap.

“Sabar,” selaku. “Memang tidak mudah menghadapi hal seperti ini. Dalam dunia kerja, memang selalu saja ada orang yang berusaha mengambil keuntungan dari situasi yang ada. Sepanjang tidak merugikan kita, itu biasa-biasa saja. Namun ketika orang tersebut mengambil keuntungan sendiri namun dampaknya merugikan kita, nama baik kita, tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja,” tak sadar gadis itu kuceramahi.

Akhirnya, kembali aku ingatkan untuk menyelesaikan masalahnya ini dengan data. Kuminta dia mencari semua data-data terkait… berapa anggaran kegiatan yang disiapkan, apa-apa saja kegiatan yang direncanakan dan sudah terlaksana dan kegiatan apa saja yang sudah selesai dilakukan.

Ketika laporan rinci telah siap dan tersingkap kecurangan didalamnya, maka tanpa kata-kata penjelasanpun pimpinan dapat melihat masalah itu. Sehingga bola panas tidak berada pada diri kita.

Memang tidak mudah ketika kita hatus menyusuri sebuah permasalahn. Ibaratnya harus menggulung kembali benang yang telah kusut. Perlu kesabaran, ketelitian dan tentu saja perhatian. Namun ketika benang kusut telah tergulung kembali dengan rapi, akan nampak lebih indah dan lebih baik tentunya.

Begitu pula dengan segala permasalahan. Harus dihadapi dengan senyum, kelembutan dan kesabaran. Bukan dengan emosi. Karena api tidak boleh bertemu api. Api itu bagusnya bertemu air atau tanah. Sehingga dia menjadi dingin dan padam.

Ketika masalah yang dihadapi itu terkait dengan pertanggungjawaban maka selalu selesaikan masalah itu secara cerdas. Tentunya dengan data dan fakta.

#RenunganVie

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s